Seputar Berita Terkini dan Terupdate SeIndonesia

Lebih dari 20 Tewas dan Ratusan Terluka Akibat Cuaca Ekstrem

Lebih dari 20 Tewas dan Ratusan Terluka Akibat Cuaca Ekstrem

Para pekerja proyek fasilitas publik di Desa Richfield tetap bekerja untuk memastikan keselamatan masyarakat di jalan raya.

Jakarta, K24News Indonesia – Salju tebal dan cuaca dingin ekstrem yang menghampiri Amerika Serikat bagian utara pekan ini memang mereda. Tapi telah menelan korban: lebih dari 20 orang tewas di 8 negara bagian sementara ratusan lainnya terluka. Termasuk jari membeku, tulang retak, terkena serangan jantung, dan keracunan karbon monoksida.

Di Illinois, rumah sakit melaporkan sejak Selasa terjadi 220 kasus frostabite, atau bagian tubuh yang kaku dan beku, serta hiportermia. Cuaca ekstrem ini sendiri terjadi karena pusaran kutub (polar vortex) atau sistem bertekanan rendah yang tebal dan dingin yang membuat suhu jatuh hingga ke angka minus 34 derajat celcius, dengan angin dingin bersuhu minus 45 derajat celcius.

Di Minneapolis, Pusat Kesehatan Hennepin biasanya melayani 30 kasus forstbite dalam 1 musim dingin. Namun, dalam 1 pekan terakhir, mendapatkan hingga 18 kasus.

“Dalam 3 hari terakhir, saya melihat kemunculan kasus frostbite paling banyak dalam karier saya, “ujar dokter Andrea Rowland-Fischer, yang bekerja di unit gawat darurat di tempat tersebut.

Kebanyakan dari pasien itu, menurutnya, sebelumnya telah memiliki faktor yang menyebabkan mereka sukar untuk merawat diri sendiri: orang tua, anak-anak, atau para pengidap gangguan mental. Ada juga kasus ketika orang-orang  pingsan karena tidak sadar tubuh mereka kedinginan atau terluka.

Ada juga pasien frostbite yang mendapatkannya karena terkena udara dingin hanya dalam waktu singkat, tanpa perlindungan seperti sarung tangan atau masker.

Beberapa dari pasien itu harus diamputasi — keputusan ini diambil oleh dokter 4 hingga 10 hari setelah pasien terkena frostbite.

Lihat juga: Kemarau Ekstrem, Januari Jadi Bulan Terpanas Di Australia

Selain frostbite, bahaya lainnya adalah karbon monoksida dari pembakaran perapian. Atau asap yang terperangkap di garasi karena saluran udara tersumbat oleh es dan salju.

Pada Jumat cuaca ekstrem mulai mereda dan suhu mulai menghangat hingga ke angka -5 dan 6 derajat celcius di Minneapolis dan Chicago.

Sementara di Dakota Utara, suhu memanjat hingga 0 derajat celcius. Pada pagi hari lompatan yang tinggi dari sebelumnya -27 derajat celcius pada selasa.

Cuaca dingin ini diperkirakan menjadi penyebab kematian 27 orang, termasuk wanita 90 tahun yang tewas karena hiportemia. Nenek itu terkunci di luar rumah nya saat memberi makan burung-burung.

Banyak korban tewas lainnya juga karena terkena udara dingin di luar rumah. Saat membersihkan salju, atau karena rumah yang tidak ada penghangat.

 


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *