Jakarta, K24News Indonesia – Kolonel sekaligus dokter militer Venezuela Rubben Paz Jimenez menyatakan dukungannya kepada Presiden Majelis Nasional Juan Guaido, sebagai pemimpin sah Venezuela. Pernyataan itu menjadi tindakan membelot dari Presiden Nicolas Maduro.
Jimenez mengatakan sebagian besar personel militer hidup tidak bahagia dan hanya dijadikan ‘alat’ yang dimanfaatkan Maduro untuk mempertahankan kekuasaannya.
“90% dari kami di angkatan bersenjata sangat tidak bahagia. Kami hanya dimanfaatkan untuk mempertahankan rezim,” kata Jimenez melalui sebuah video yang tersebar, Sabtu (9/2).
Lihat juga: Emil Dardak Akui Ada Balas Jasa Pejabat ‘Ring 1’
Dalam video itu, Jimenez juga mendesak militer untuk membuka akses bantuan kemanusiaan yang kabarnya diblokade angkatan bersenjata Venezuela.
Militer disebut memblokade jembatan Tienditas dengan memarkirkan sebuah truk tangki dan truk kontainer besar, sehingga menghalangi lalu lintas di jembatan itu.
Blokade itu membuat banyak bantuan kemanusiaan asing, terutama dari Amerika Serikat, tertahan di Cucuta. Kolombia, yang berbatasan langsung dengan Urena, Venezuela.
Lihat juga: Militer AS Sebut Tentara Venezuela Kelaparan
Blokade bantuan dilakukan militer seiring dengan kepemimpinan Maduro yang kian tersudut. Terutama setelah puluhan negara barat dan Amerika Latin berbondong-bondong mendukung Guaido sebagai pemimpin yang sah.
Maduro bersumpah tidak akan membuka akses kemanusiaan ke Venezuela. Dia berdalih akses bantuan kemanusiaan hanya memperbesar peluang pihak asing, terutama AS, menginvasi negaranya.
“Tidak ada yang akan masuk, tidak ada tentara yang menyerang,” katanya seperti dikutip AFP, Minggu (10/2).
Lihat juga: Awas Barcelona, Real Madrid Sudah Lupakan Ronaldo
Pernyataan itu diucapkan Maduro setelah Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka opsi militer terhadap Venezuela jika dia tidak kunjung mundur demi mengakhiri krisis politik di negara tersebut.
Dalam wawancara dengan salah satu saluran televisi Spanyol pekan lalu, Maduro memperingatkan bahwa Trump berisiko menodai ‘tangannya sendiri dengan darah’ jika AS memutuskan tetap mengerahkan militer ke Venezuela.
Meski tertekan, Maduro masih mendapatkan dukungan setia dari militernya dan sejumlah negara sekutu, Seperti Kuba, Rusia, China, hingga Turki.
Selain Jimenez, sejumlah pejabat militer, seperti atase militer Venezuela di AS, Jose Luis Silva, juga telah menyatakan diri membelot dari Maduro dan Mendukung Guaido.