Seputar Berita Terkini dan Terupdate SeIndonesia

Kelompok HAM Pesimistis Skandal Novel Sentuh Aktor Intelektual

Kelompok HAM Pesimistis Skandal Novel Sentuh Aktor Intelektual

Jakarta, K24news Indonesia – Kaum bangsa pembela Hak Asasi penganut ( HAM ) pesimistis pertanyaan penyiraman untuk Novel Baswedan mampu sentuh aktor intelektual. Direktur Eksekutif Lokatarau, Haris Azhar khawatir Polri hanya terserang dan menyebarluaskan pelaksana lapangan.

Ikatan ini diungkapkan Haris dengan berkaca kepada temuan tim gabungan buatan Polri yang mendesak Tim Teknis untuk mencari 3 orang yang tidak dikenal. 3 orang tercantum adalah 1 orang yang mengunjungi kediaman Novel pada April 2017 dan 2 orang yang ada di Masjid Al Ikhsan dekat kediaman Novel pada 10 April 2017.

“Yang ke-2 menurut saya khawatir yang diumumkan penyelenggara lapangan saja karena dari pandangan terakhir itu, dari tim khusus yang ada masyarakat sipilnya itu cuma bisa sampai ke tersangka lapangan,” kata Haris di Gedung Merah Putih Kpk Jakarta, Selasa (10/12).

Sesungguhnya kata dia, Polri dapat cek penyerangan untuk Novel sebagai konstruksi besar lantaran termakbul secara sistematis ia pun mengaku pesimistis, memantau dari penanda lambannya penanganan kejadian yang rampung terjalin sejak 2017 silam.

Lihat juga: Pemimpin Projo Ingin Jadi Wamenhan Ketimbang Wamendes

Haris Azhar.

Nyatanya beberapa penunjuk adanya pesimisme publik dan pun saya karena menyantap waktu yang cukup lama, hampir 2 tahun tertunda-tunda,” katanya.

Lebih lanjut, Haris pula mengusik sikap pasif Kpk jika lembaga tempat Novel bekerja dalam mengecek histori penyerangan air keras. Kpk menurut dia, memiliki otoritas untuk memprotes kasus Novel dalam konteks penghalangan upaya solusi penyakit korupsi.

Terpecah Manager muslihat sekaligus aktivis dari Amnesty Global Puri Kencana Istri menuturkan terpenting dari penyakit tersebut adalah pemampangan gambaran serta siapa datang dari pendirusan air keras tersebut.

Puri pun memerkarakan orang nomor 1 Joko Widodo dan Kapolri Jendral idham Azis bisa bergegas membongkar varian dan siapa dalang penyiraman air keras tersebut.

“Esensi apa yang menjadi alasan untuk menyerang Novel Baswedan,” kata Puri saat ditemui di Gedung Kemensetneg, Jakarta Pusat Selasa (10/12).

Lihat juga: SBY Disebut Bakal Berikan Sikap Politik Bulan Ini

Menurutnya pengungkapan kasus Novel ini serta menjadi 1 kewajiban yang mesti tergarap oleh Idham. Mengingat kata dia saat menjalani uji kelayakan di DPR beberapa waktu lalu, Idham berakad akan menimbulkan reformasi Polri.

Bahkan kata Puri, Idham selaku Kapolri serta kudu rampung terserang kritik kepada lembaga yang saat ini tengah di pimpin itu. Malahan jika kesulitan tercatat kredibel berkaitan dengan lembaga kepolisian seperti yang banyak dipersepsi publik selagi ini.

“Pak Idham kudu mampu selaku populer mengungkapkan saya mewarisi semua cemooh dan saya bermufakat dapat membawa kepolisian menjadi lembaga yang berbagi prinsip evaluasi awam demokratik, Pak Idham wajib bisa dengan lapang dada mengungkapkan itu,” katanya.

KPK sambut positif klaim temuan baru persoalan Novel

Sementara itu, Wakil KPK Laode M Syarif mengaku senang mendengar kabar mengenai perkembangan terkini ihwal penanganan kasus Novel.

“Wah, kalau bahwa sudah ada bukti baru dan akan diungkap kami sangat senang di KPK. Kami sangat senang dan mendukung,” ujar Laode saat ditemui dalam agenda diskusi di Gedung KPK C1, Jakarta, Selasa (12/10).

Atas dasar itu, Laode berharap agar pelaku penyiraman air keras dapat ditemukan dan diungkap sesegera mungkin ke publik. “Semoga, penyerang Mas Novel itu bisa segera ditemukan,” ucap dia singkat.

Laode pun mengaitkan peristiwa teror yang dialami pegawai dan pemimpinan KPK termasuk penyiraman air keras Novel dengan United Nations Convetion Againts Corruption (UNCAC). Menurut dia, jika negara tidak bisa melindungi dan mengungkap pelaku teror terhadap pekerja lembaga antikorupsi, maka negara tersebut menyimpang dari norma dan prinsip yang telah diatur bersama dalam UNCAC.

Laode M Syarif.

“Jadi, kalau misalnya kita tidak mampu melindungi pegawai KPK, termasuk misalnya rumah saya dilempar bom, pelemparnya yaitu juga salah satu, ya, agak bertentangan,” tandasnya.

Presiden Joko Widodo sebelumnya memerintahkan Kapolri Jenderal Idham Azis untuk menuntaskan kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan dalam hitungan hari. Jokowi ingin Idham segara mengumumkan siapa penyerang penyidik KPK itu.

“Saya tidak bicara masalah bulan. Kalau saya bilang secepatnya berarti dalam waktu harian. Sudah tanyakan langsung ke sana (Polri),” kata Jokowi, di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Selasa (10/12).

Jokowi bertemu dengan Idham kemarin di Istana Merdeka, Jakarta. Dalam pertemuan itu, Jokowi meminta laporan penanganan kasus Novel.

Menurut Jokowi, Idham menyampaikan ada temuan baru yang sudah menuju pada kesimpulan. Namun, dia tidak menjawab saat dikonfirmasi apakah temuan baru ini soal pelaku penyiraman atau bukan.

“Tanyakan langsung ke Kapolri. Yang jelas sudah disampaikan kepada saya temuan barunya itu seperti apa. Tanyakan langsung ke Kapolri,” tuturnya.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *