Seputar Berita Terkini dan Terupdate SeIndonesia

Punya Kepentingan di Pileg, Buruh Awasi Keberadaan C1

Punya Kepentingan di Pileg, Buruh Awasi Keberadaan C1

Presiden KSPI Said Iqbal menegaskan caleg buruh tak sepatutnya dicurangi, karena bukan kader parpol melainkan hasil kesepakatan dengan partai yang sudah ditentukan.

Jakarta, K24news Indonesia — Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) mengatakan akan mengawasi form C1 hasil pemilihan umum 17 April 2019 lalu agar tidak ada kecurangan. Pasalnya, KSPI mengaku punya kepentingan di pemilu di mana beberapa buruh maju menjadi calon legislatif.

Presiden KSPI Said Iqbal mengatakan isu kecurangan pemilu merebak beberapa hari belakangan. Ia khawatir, kecurangan itu juga akan menular ke hasil perhitungan legislatif dan bisa merugikan caleg yang berasal dari kalangan buruh.

Lihat juga: Sandi Sebut Jokowi Akui Ada Kecurangan dalam Pemilu 2019

Apalagi menurut dia, potensi kecurangan tersebut terbuka lebar karena ada caleg lawan yang punya modal lebih banyak ketimbang caleg buruh, sehingga bisa melakukan kecurangan. Untuk itu, ia meminta buruh untuk tetap mengawal form C1 DPR hingga penetapan oleh KPU tanggal 22 Mei 2019 mendatang.

“Kami punya kepentingan sampai 22 Mei ketika KPU memutuskan. Bahwa kami akan kawal form C1 jangan sampai ada kecurangan,” jelas Said di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Rabu (1/5).

Ia mengatakan setidaknya ada empat sampai lima kandidat caleg buruh yang diperkirakan mendapatkan kursi di DPR sejauh ini. Satu di antaranya adalah caleg Partai Gerindra daerah pemilihan VII Jawa Barat Obon Tabroni yang juga merupakan anggota Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI). 

Seharusnya, lanjut Said, caleg buruh tidak sepatutnya dicurangi karena mereka bukan kader partai politik. Penetapan caleg ini merupakan hasil diskusi antara serikat buruh dan partai yang sudah ditentukan, sehingga buruh tidak punya kewajiban tertentu yang mengikat kepada partai pengusungnya.

Maka dari itu, Said hanya berharap hasil KPU nantinya benar-benar mencerminkan pemilu yang jujur dan nihil kecurangan. 

“Tidak boleh ada kecurangan, tidak boleh ada manipulasi data. Tidak boleh ada hal-hal yang merugikan salah satu pihak,” imbuh pria yang juga pernah ikut kontestasi Pemilu sebagai caleg tersebut.

Lihat juga: “Mohon Jangan Anak Tirikan Kami”. Kalau Pak Jokowi jawab, “Endasmu!” Situ Mau Apa?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *