Seputar Berita Terkini dan Terupdate SeIndonesia

Simpatisan ISIS asal Inggris Melahirkan, Berharap Bisa Pulang

Simpatisan ISIS asal Inggris Melahirkan, Berharap Bisa Pulang

Ilustrasi pengungsi di Suriah

Jakarta, K24News Indonesia – Seorang pemudi asal Inggris, Shamima Begum (19), yang bergabung dengan ISIS sejak 4 tahun lalu dilaporkan melahirkan seorang bayi lelaki pada Minggu (17/2) pekan lalu di Suriah. Namun, harapannya untuk bisa kembali ke kampung halamannya belum terkabul sampai saat ini.

Seperti dilansir AFP, Senin (18/2), kuasa hukum Begum, Mohammed Akunjee, menyatakan kliennya dalam kondisi baik setelah melahirkan. Namun, dia menyatakan Begum saat ini hanya ingin kembali kerumahnya di Inggris.

Begum ditemukan oleh awak surat kabar Inggris, The Times, di sebuah kamp pengungsi di Suriah. Dia mengaku lari dari basis pertahanan terakhir ISIS di kota Baghouz dalam keadaan hamil tua.

Lihat juga: Makam Karl Marx Kembali Jadi Sasaran Perusakan

Begum mengatakan dia memiliki 2 anak lain selama di Suriah, tetapi meninggal saat masih bayi karena kekurangan gizi dan penyakit.

Saat diwawancara beberapa jam setelah melahirkan, Begum mengatakan dia tahu tentang tindakan kejam ISIS yang tidak segan menghabisi sesama anggota mereka yang dianggap tidak taat. Namun, Begum yang menikah dengan militan ISIS mengaku hanya menjadi ibu rumah tangga selama di Suriah.

“Saya tidak pernah melakukan sesuatu yang berbahaya, saya tidak pernah membuat propaganda, saya tidak pernah mengajak orang untuk datang ke Suriah,” katanya.

Begum mengatakan dia tidak menyesal pergi ke Suriah, tapi dia menyaksikan ternyata pemerintahan ISIS juga tidak sempurna, malah cenderung bobrok. Apalagi ketika wilayah kekuasaan mereka semakin kecil karena digempur pasukan koalisi Kurdi, Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis.

ISIS
Pasukan koalisi Kurdi di basis pertahanan terakhir ISIS di Kota Baghouz, Suriah.

“Mereka menjadi semakin kecil serta ada begitu banyak penindasan dan korupsi yang terjadi, sehingga saya pikir mereka tidak pantas menang,” katanya.

Permohonan Begum untuk bisa kembali ke Inggris dengan cepat memicu perdebatan di seluruh negeri.

Anggota Satgas kontra ekstremis Inggris, Haras Rafiq, memahami mengapa kekhawatiran masyarakat perihal permintaan Begum. Namun, dia menyarankan supaya membiarkan Begum kembali dan menghadapi sistem peradilan Inggris dan proses deradikalisasi.

“Apa yang bisa kita katakan saat ini adalah dia tidak menunjukkan penyesalan dan tidak terganggu dengan pemenggalan kepala dan bom yang berada disekelilingnya, karena dia pikir itu adalah kehidupan normal. Di situlah masalahnya,” kata Rafiq, yang sekarang menjadi CEO organisasi kontra-ekstremisme Quilliam.

Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Inggris Sajid Javid mengancam dia bisa memutuskan menolak kepulangan Begum.

“Pesan saya jelas: jika Anda telah mendukung organisasi teroris di luar negeri saya tidak akan ragu untuk mencegah Anda kembali,” katanya.

Lihat juga: Hotel Sultan Tempat Debat Capres Kedua Pernah Jadi Milik Keluarga Paris Hilton

“Kami memiliki serangkaian langkah untuk menghentikan orang-orang yang menjadi ancaman serius untuk kembali ke Inggris. Termasuk menarik kewarganegaraan Inggris mereka atau mengeluarkan mereka dari Inggris,” lanjut Javid.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *