Seputar Berita Terkini dan Terupdate SeIndonesia

Film-film Marvel Pelipur Lara Usai ‘Avengers: Endgame’

Avengers: Endgame

'Avengers: Endgame' yang berhasil membuat banyak orang patah hati hingga mengurai air mata. (dok. Marvel Studios via imdb.com)

Jakarta, K24News Indonesia — Marvel membutuhkan waktu 10 tahun untuk ‘membungkus’ Infinity Saga yang berakhir dengan ‘Avengers: Endgame‘. Melalui 22 film, Marvel berhasil membuat banyak orang patah hati ketika Pepper Pots ‘mengizinkan’ Iron Man beristirahat.

Akibatnya, tak sedikit air mata terurai setelah ‘Endgame‘ berakhir, bahkan seorang wanita di China harus dilarikan ke rumah sakit lantaran tak dapat menghentikan sedu-sedannya. Namun ‘Endgame‘ hanya akhir dari sebuah fase. Marvel disebut telah menyiapkan fase berikutnya.

Jika ‘Endgame‘ begitu membekas di hati hingga sukar rasanya untuk move on, berikut adalah daftar film-film Marvel yang bisa menjadi pelipur lara. Catatannya, tentu Anda harus menunggu sampai rilisnya kelak.

Lihat juga: Film-film Indonesia yang Bersaing dengan Film Avengers

Spider-Man: Far From Home

Yang paling dekat dan terkoneksi langsung dengan ‘Endgame‘, adalah ‘Spider-Man: Far From Home‘. NME menyebutkan, secara teknis, film ini merupakan bagian terakhir dari fase ketiga Marvel Cinematic Universe. 

Spider-Man versi terbaru yang masih akan diperankan oleh Tom Holland ini digambarkan kesepian dalam liburan sekolahnya ke Eropa, tak lama setelah peristiwa ‘Endgame‘ terjadi. Ia merindukan Tony Stark. Namun tak lama kemudian, Peter Parker dihubungi oleh Nick Fury untuk bergabung bersama Mysterio (Jake Gyllenhaal) melawan Elementals, sejumlah manusia buatan.

Spider-Man: Far From Home tayang pada Juli mendatang.

Spider-Man
Spider-Man yang amat kehilangan Iron Man dalam ‘Spider-Man: Far From Home’. (dok. Marvel Studios/Sony Pictures via YouTube)

Dark Phoenix

Sophie Turner didapuk menjadi karakter jagoan Jean Grey dalam ‘Dark Phoenix‘ yang merupakan anggota X-Men. Hampir 10 tahun sejak rilisnya ‘X-Men: Apocalypse‘, kali ini para mutant mengemban misi yang lebih berbahaya ketika Grey tak dapat mengendalikan kekuatannya sendiri. 

Sepotong adegan mengenai kekuatan Grey ini sudah ada dalam ‘X-Men: The Last Stand‘ (2006) dan seharusnya, juga di ‘X-Men: Days of Future Past‘. Tetapi sutradara Simon Kinberg menghapus bagian tersebut karena ia ingin menjaga kisah masing-masing, utamanya ‘Dark Phoenix‘.

Akuisisi Disney dan Fox disebut memiliki peran penting di sini, di mana akhirnya karakter X-Men dapat memiliki kisah mereka sendiri. ‘Dark Phoenix‘ dikatakan bisa menjadi akhir sebuah era sekaligus permulaan baru di MCU.

‘Dark Phoenix’ dijadwalkan rilis pada 5 Juni 2019.

Lihat juga: Rambo Seri Terakhir Akan Dirilis 20 September 2019

The New Mutants

Film yang bakal rilis pada 3 April 2020 ini tampaknya menjadi lanjutan kisah X-Men. Ceritanya bertutur seputar lima mutant remaja yang berusaha melarikan diri dari fasilitas rahasia tempat mereka ‘dipenjara’.

Dilaporkan aktris Maisie Williams dan Charlie Heaton turut berperan di dalamnya, membuat ‘The New Mutant‘ terpisah dari pasukan X-Men. Awalnya, film ini direncanakan rilis pada 2018, tetapi diundur lantaran masalah produksi.

Dalam sebuah wawancara, sutradara Josh Boone mengatakan dirinya ingin membuat ‘The New Mutant‘ sebagai ‘film horor yang benar-benar matang’ dalam semesta X-Men. 

Film-film Indonesia yang Bersaing dengan Film Avengers

Avengers: Endgame

Penonton Avengers: Endgame di Chinese Theatre, Los Angeles pada 25 April lalu. - AFP

Jakarta, K24News IndonesiaAvengers: Endgame diperkirakan akan menjadi film terlaris di Indonesia mengalahkan film-film dari Marvel Cinematic Universe (MCU) atau Jagat Sinema Marvel serta film-film Hollywood lainnya.

Namun sejumlah film seperti Warkop Reborn dan Dilan dapat bersaing dalam merebut jumlah penonton. Dan bahkan film AADC2, Ada Apa Dengan Cinta 2 dapat menyeimbangi film Avengers, Captain America: Civil War ketika keluar pada waktu yang bersamaan tiga tahun lalu.

Film terbaru Jagat Sinema Marvel, Avengers: Endgame yang dirilis pada 24 April lalu, telah memecahkan rekor dalam pendapatan harian dan pendapatan akhir pekan, hal yang sudah diperkirakan sebelumnya.

Lihat juga: Rambo Seri Terakhir Akan Dirilis 20 September 2019

Pengelola akun Bicara Box Office Sigit Prabowo mengatakan beberapa rekor yang dipecahkan Avengers: Endgame di Indonesia adalah, “Rekor opening day (hari pemutaran perdana), opening week (pekan pemutaran perdana), most numbers of screen (jumlah layar terbanyak), dan tidak sulit ditebak akan memecahkan rekor gross (laba kotor) terbesar, juga admission (pembelian tiket) terbesar.”

Tapi memang sudah tradisi, film-film Marvel Cinematic Universe dan film superhero pada umumnya laku keras di Indonesia.

“Beberapa franchise lain seperti Fast and Furious, Transformers, itu sudah jadi langganan untuk punya performance yang bagus di box office Indonesia,” kata Sigit kepada Eric Sasono yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.

Film Hollywood, terutama yang beranggaran besar atau tentpole, secara global memang mendominasi.

“Saya percaya demikian karena bukan ini bicara Indonesia karena ini bicara fenomena global. Film-film seperti Avengers: Endgame, proporsi market share negara-negara seperti China pun mencapai 90%. Bukan hal yang aneh, hal itu juga sama, jadi fenomena global. Rata-rata film yang saya sebut tadi punya performa yang bagus di market internasional.”

Captain America Civil War Vs Ada Apa Dengan Cinta 2

Namun dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah film Indonesia mampu bersaing dengan film Hollywood, bahkan mendominasi penjualan tiket di jaringan bioskop utama di Indonesia.

Film seperti Warkop Reborn dan Dilan, berhasil mengalahkan dominasi film Hollywood tersebut. Menurut catatan situs web, film-film ini memperoleh jumlah penjualan tiket di atas enam juta lembar.

Angka ini tak terbayangkan terjadi pada tahun 2011, di mana tak ada satu pun film Indonesia yang bisa mencapai jumlah penonton di atas satu juta, angka psikologis bagi film Indonesia yang dianggap sukses.

Produser film dan investment analyst di Ideosource, sebuah venture capital di bidang film, Amanda Marahimin menyatakan setuju jika dikatakan bahwa film Indonesia menunjukkan geliat kebangkitan.

“Saya setuju dengan hal itu. Karena selain lebih banyak yang mencapai satu juta penonton, market share kita juga naik sejak 2016. Dan paling tajam itu 2017 dan 2018 juga masih naik walaupun tidak setajam dari 2016 ke 2017. Tapi jumlah penonton dan market share ini yang menentukan, mengapa semua orang mengatakan ini adalah kebangkitan film Indonesia,” kata Amanda yang akrab dipanggil Mandy ini.

Produser film Sheila Timothy juga menyatakan adanya kenaikan market share film Indonesia yang mencapai 30 persen dari total keseluruhan film yang beredar di Indonesia.

Lihat juga: Ini Yang Bikin Film Foxtrot Six Habiskan Biaya Rp 70 Miliar

Jumlah penonton film Hollywood masih tinggi

Sheila mengatakan pada, “2015 ke 2017 itu kenaikan yang tercatat itu 30%, jadi cukup tinggi sekali, gitu.”

Tetapi secara umum, jumlah penonton film Indonesia masih kalah dibandingkan dengan film Hollywood.

Lihat juga: Netflix ‘Larang’ Tonton ‘The Ted Bundy Tapes’ Sendirian

“Jumlah penonton tertinggi ini masih di film Hollywood. Dan jumlah ini bisa mengalahkan jumlah penonton film Indonesia lainnya. Dan setiap kali film Hollywood yang besar itu keluar, pasti bioskop didominasi film-film Hollywood ini. Pasti mau tak mau film Indonesia tersingkir.”

Sekalipun demikian, ada beberapa film yang mampu bersaing secara langsung dengan film-film Hollywood yang besar.

“Misalnya pada 2016 ketika AADC2 dan My Stupid Boss keluar, kita bisa compete (bersaing) dengan film-film Hollywood. Jadi dengan arti kita bisa mendapat layar yang setara atau lebih dari film-film Hollywood itu.”

Pengelola akun Bicara Box Office Sigit Prabowo juga melihat film Indonesia bisa berhadapan langsung dengan film superhero Hollywood.

“Contoh yang paling klasik adalah kesuksesan di tahun 2016, di mana ketika Captain America: Civil War – itu juga salah satu film terlaris sampai saat ini masih masuk sepuluh besar film terlaris di Indonesia – tayang bersamaan dengan Ada Apa dengan Cinta 2 . Itu menguasai bioskop ya. Penonton ketika itu cuma punya dua pilihan, mau Civil War atau AADC2 . Yang terjadi adalah orang kemudian nonton dua-duanya.”

Jumlah layar harus naik

Keberhasilan ini menurut produser film, Mandy Marahimin karena kualitas yang baik dari film-film tersebut.

“Kalau menurut saya, yang pertama adalah mereka punya package yang bagus. Jadi selain cerita yang bisa relate (terkait) sama orang-orang banyak, juga mereka berhasil menampilkan aktris dan aktor yang disukai oleh orang-orang. Walaupun aktor dan aktris ini tak selalu yang sudah terkenal.”

Selanjutnya adalah bagaimana memanfaatkan momentum ini, kata Mandy.

“Pertama, jumlah layar harus naik. Dan ini di-supportoleh bioskop-bioskop di Indonesia, sejak tahun 2018, begitu melihat jumlah penonton naik, mereka menambah jumlah layar. Begitu jumlah layar naik, jumlah penonton film juga meningkat. Kemudian kedua, kualitas film itu sendiri. Semua film yang mencapai sejuta ke atas, memiliki production value yang sangat baik,” katanya.

“Jadi, film-film yang dibuat dengan production value yang tidak baik, itu semakin dijauhi penonton. Dan tentunya cerita, ya. Cerita yang sangat engaging itu masih menjadi a big drivermenurut saya,” tambah Mandy.

Tantangan ke depan bagi film Indonesia, menurut pengelola akun Bicara Box Office Sigit Prabowo adalah dalam menghadapi penjadwalan film-film Hollywood.

“Karena film-film Hollywood yang dulunya hanya mendominasi periode tertentu, seperti summer dan holiday season ya, mulai dari thanksgiving, Christmas sampai new year , maka sekarang mereka kan sudah mempolakan year round blockbuster season. Mereka plantingtanggal untuk Hollywood tentpole itu udah enggak teratur lagi bisa di Januari, Februari, Maret semuanya ada. Jadi makin tricky ke depan. Cuma saya percaya, dengan materi yang tepat, masih bisa bersaing, ya.”

Sigit mengatakan ia melihat nasib film Indonesia akan tetap baik dan mampu bersaing di bioskop dengan film Hollywood,

“Bioskop Indonesia menurut saya masih punya keunggulan. Materinya tepat, orang pasti datang. Ada negara-negara yang memiliki permasalahan sistemik tidak seperti itu. Udah film yang paling laris tetap admission tidak terlalu banyak seperti Australia misalnya. Kalau di kita, enggak ada masalah itu,” ujarnya.

Rambo Seri Terakhir Akan Dirilis 20 September 2019

Sylvester Stallone

Sylvester Stallone

Meski usianya sudah 72 tahun, Sylvester Stallone masih percaya diri memerankan John Rambo.

Jakarta, K24News Indonesia – Film Rambo V, yang merupakan seri terakhir film Rambo dipastikan akan diputar di 2019. Dikutip dari Aceshowzbis, film yang disutradarai  Adrian Grunberg itu bakal dirilis pada 20 September 2019.

Meski sudah berusia 72 tahun, Sylvester Stallone masih dipercaya memerankan tokoh John Rambo, si veteran perang Vietnam.

Sylvester Stallone
Sylvester Stallone memerankan Rambo.

Rambo V akan bercerita mengenai kasus imigrasi dan kartel narkoba di Meksiko. Rambo kembali terjun ke “Medan Perang” lantaran harus membebaskan putri sahabatnya, Gabrielle (diperankan Yvette Monreal) yang diculik raja obat bius.

Selain Sylvester Stallone, aktor asal Spanyol, Peris-Mencheta akan memerankan Hugo Martinez, seorang kepala salah satu kartel narkoba paling berbahaya di Meksiko.

Lihat juga: Ini Yang Bikin Film Foxtrot Six Habiskan Biaya Rp 70 Miliar

Aktris cantik asal Spanyol, Paz Vega akan memerankan Carmen Deldago, seorang reporter televisi yang akan membantu Rambo menemukan. Selain jadi aktor utama, Sylvester Stallone juga membuat naskah fil Rambo V.

Sylvester Stallone
Sylvester Stallone dalam film Rambo seri ke-4, Rambo.

Rambo pertama kali tampil pada 1982 pada film layar lebar dengan judul Rambo: First Blood. Meraih sukses, Stallone kemudian membuat sekuel film itu pada 1985 dengan judul First Blood Part II.

Selang 3 tahun kemudian, muncul triloginya yang diberi judul Rambo III. 10 tahun kemudian dirilis seri keempat berjudul Rambo.

Ini Yang Bikin Film Foxtrot Six Habiskan Biaya Rp 70 Miliar

Foxtrot Six

K24News, Jakarta MD Pictures Bersama Rapid Eye Pictures berkolaborasi membuat film Foxtrot Six. Film yang berbahasa Inggris ini kabarnya menghabiskan biaya produksi hingga puluhan miliar rupiah.

Hal itu diungkapkan Produser MD Pictures, Manooj Punjabi, dalam wawancara di Jakarta baru-baru ini. “Budgetnya sangat tinggi. Total sampe 5 juta dollar, sekitar 70 miliar rupiah. Itu keberanian yang luar biasa. Semoga bisa jadi benchmark,” kata Manooj.

Menurutnya, biaya yang ditelan cukup fantastis tersebut karena memang film ini banyak menggunakan computer graphics interface atau CGI yang cukup menyedot biaya produksi. Sedangkan untuk bahasa Inggris yang digunakan dalam film ini, Randy Korompis sang sutradara mengatakan bahwa Foxtrot Six berencana akan dibawa ke luar negeri.

“Saya percaya kalau mau bikin film rasa Hollywood, memang harus bahasa Inggris karena nantinya akan mudah dibawa keluar mengharumkan nama Indonesia,” ujar Randy.

Lihat juga: Marshmello Gandeng Shah Rukh Khan Di VideoKlip, Bikin Lagu Berbahasa India

Banyak Penawaran

Foxtrot Six.
Chicco Jerikho, Arifin Putra dan Oka Antara, pemain film Foxtrot Six.

Manooj menambahkan bahwa memang sudah banyak pihak asing yang ingin bekerja sama untuk menayangkan film ini diluar.

“Sudah ada strategi untuk tayang di Amerika. Sudah ada beberapa perusahaan yang mau tayangin disana. Ada banyak opsi untuk ke luar negeri. Kita mau di sini bagus dulu, nantinya mungkin bisa kesana,” kata Manooj.

Alur Cerita Foxtrot Six

Foxtrot Six
Para pemain film Foxtrot Six.

Foxtrot Six bercerita tentang kondisi Indonesia pada masa depan. Dikisahkan seorang mantan anggota pasukan bersama teman-temannya yang berjuang menyelamatkan Indonesia dari kemiskinan dan kepemimpinan sebuah partai pemberontak yang kejam.

Film ini dimainkan oleh Oka Antara Rio Dewanto, Verdi Solaiman, Arifin Putra, Mike Lewis, Chicco Jerikho, dan Julie Estelle. Film Foxtrot Six akan tanya 21 Februari 2019.

Netflix ‘Larang’ Tonton ‘The Ted Bundy Tapes’ Sendirian

The Ted Bundy

Film dokumenter Conversations With A Killer: The Ted Bundy Tapes telah ditayang di perdana di Netflix. Dan sepertinya cerita yang diangkat dari kisah nyata tersebut benar-benar mencekam.

Dokumentasi yang tlah diantisipasi kehadirannya tersebut sengaja diputar untuk pertama kalinya bertepatan dengan 30 tahun eksekusi Ted Bundy. Seorang pembunuh yang mengaku telah menghabisi 36 wanita dan gadis muda di era 1970-an secara brutal.

Dalam film , terdapat rekaman audio terkait pengakuan Bundy yang mengerikan selama berjam-jam. Wawancara ini belum pernah diperdengarkan dimanapun sebelumnya.

Bersama dengan wawancara itu, dokumentasi juga memuat testimonial dari para wanita yang pernah dekat, atau bertemu langsung dengan Bundy, berbicara mengenai pandangan mereka tentang si pelaku dan hal-hal terkait lainnya.

Lihat juga: Facebook Messenger, Instagram, Whatsapp, Akan Diintegrasikan

Secara umum, gambaran yang diberikan memang cukup ekstrim, sehingga Netflix merasa perlu mengeluarkan peringatan untuk yang berminat menontonnya.

“Untuk Anda yang ahli dalam podcast kriminal yang nyata, Conversations with a killer: Ted Bundy Tapes sekarang  sudah bisa di saksikan mungkin sebaiknya jangan menontonnya sendiri,” kata Netflix , diikuti huruf ‘X’ sebagai tanda cium.

Melansir NME, Sutradara Joe Berlinger menyebutkan bahwa dokumentar ini ‘membuai’. “Seri Netflix ini adalah semacam katalog dan menyelam jauh ke dalam buaian, ke kuburan Ted Bundy. Benar-benar membedah kejahatan dan metodologinya,” ujarnya.

Lihat juga: Tabloid Indonesia Barokah Beredar Di Masjid Dan Ponpes Batang

“Dia (Bundy) menyentuh ketakutan kita yang terdalam, bahwa Anda tidak tahu dan tidak bisa mempercayai orang yang tidur di sebelah Anda. Masyarakat ingin berpikir mudah untuk mengenali orang yang bisa melakukan kejahatan,” lanjutnya.

“Bundy memberitahu kita, bahwa mereka yang melakukan kejahatan seringkali orang yang kita kenal dan percayai,” ucap Berlinger.

Gading Marten Hadiahkan Untuk Gempi Raih Aktor Utama Terpilih di Piala Maya

Gading Marten Hadiahkan

K24News – Peforma Gading Marten dalam Film LOVE FOR SALE lagi-lagi diapresiasi ajang penghargaan dalam negeri. Setelah Festival Film Tempo dan Festival Film Indonesia. Dia kembali meraih gelar Aktor Utama Terpilih di Piala Maya berkat perannya sebagai perjaka tua bernama Richard.

Gading mengaku senang atas penghargaan bertubi-tubi yang menghampirinya. Membuat anak pertama dari aktor senior Roy Marten ini semakin terpecut untuk berakting lebih baik dalam judul film-film selanjutnya.

“Senang banget karya yang kita bikin dengan keringat, dengan capek, terus dihargai. Ini menjadi pecutan lagi, motivasi lagi, untuk bikin karya yang bisa menginspirasi orang. Mudah-mudahan penghargaan buat saya tidak berhenti di film LOVE FOR SALE,” kata Gading ditemui di Wyndham Casablanca, kawasan Menteng, Jakarta Selatan, Sabtu (19/1/2019).

1. Gading Marten Hadiah Ulang Tahun Gempi

Hadiahkan Untuk Gempi

Saat memenangkan penghargaan di Festival Film Tempo 2018, Gading Marten mengungkapkan bila prestasi tersebut bukti kalau dia memang anak Roy Marten. Maka ketika meraih gelar Aktor Terbaik di Festival Film Indonesia 2018, dia mempersembahkan piala Citra untuk sang Ayah.

Kini ketika membawa kemenangan di Piala Maya, Dia menjadikan sebagai kado ulang tahun putri semata wayangnya yakni Gempita Nora Marten. Kebetulan Gempi baru saja genap berusia 4 tahun pada 16 Jan kemarin.

“Kalau Citra saya persembahkan untuk ayah saya, Piala Maya ini untuk Gempita Nora Marten yang kemarin berulang tahun. Ini jadi hadiah buat dia,” ucap presenter yang sedang mengurus proses cerai dengan penyanyi Gisella Anastasia ini.

2. Gading Marten Terlalu Nyaman Jadi Presenter

Bila menoleh ke belakang, sebenarnya Gading Marten sudah banyak membintangi layar lebar meski hanya memainkan peran-peran kecil. Ketika mendapat tawaran berakting di LOVE FOR SALE arahan Andibachtiar Yusuf, dia tidak kuasa menolak menjajal kesempatan sebagai aktor utama.

“Saya tuh jadi pemeran utama baru 2 kali, karena sebenarnya saya terlalu nyaman menjadi MC, kalau ada film cuma bantu-bantu teman. Baru akhirnya serius saya senang dan bangga karena diapresiasi, saya berterima kasih,” pungkas pria berusia 36 tahun itu.

 

Proyek Solo Scarlett Johansson Black Widow Dikabarkan Jadi Film Dewasa

Scarlett Johansson

K24NewsBlack Widow akan menjadi film solo pertama karakter SuperHero yang diperankan oleh Scarlett Johansson. Film ini akan mewarnai Fase 4 dalam Marvel Cinematic Universe. Menariknya, film ini dikabarkan akan punya rating dewasa.

Charles Murphy dari The Hashtag Show mengungkap kabar ini lewat akun Twitter-nya.

“Ketika aku pertama kali dengar mereka akan mengembangkan film Black Widow, aku juga mendengar mereka mendiskusikan kemungkinan membuat ini jadi film pertama Marvel Studios dengan kategori dewasa,” katanya, yang juga dikutip AceShowbiz.

Meski begitu, Murphy belum bisa memastikan keputusan Marvel. Obrolan yang dia dengar itu masih sebatas kemungkinan aja.

“Tapi baru ini mereka bilang film MCU dengan kategori dewasa itu masih kemungkinan, jadi jika Black Widow nanti berkategori dewasa jangan terkejut,” ucap dia.

Sejauh ini, film yang diangkat dari komik Marvel berkategori dewasa adalah Logan dan Deadpool. Jika benar, Black Widow akan menjadi yang pertama dibawah payung Disney.

Black Widow sudah menemukan sutradara filmya, yakni Cate Shorland and Jac Schaeffer sebagai penulis. Kabarnya, film ini akan mulai diproduksi tahun ini dan rencana perilisan pada 2020.

Scarlett Johansson akan kembali merepresentasikan perannya sebagai Natasha Romanoff atau Black Widow. Dia bahkan disebut-sebut menerima bayaran fantastis, yakni US$15 juta atau sekitar Rp213 Miliar, seperti Chris Evans untuk pernannya di Captain America: Civil War dan Chris Hemsworth di Thor:Ragnarok.

Film ini pun dilaporkan akan mengambil latar waktu sebelum film Avengers pertama yang nge-hit pada 2012.

 

 

Terlibat ‘DILAN 1991’, Andovi Da Lopez Siap Dikritik Karena Kurang Ganteng

Dilan 1991

K24NEWS.ME – Setelah sempat dirahasiakan, rumah produksi MAX Pictures akhirnya mengumumkan nama aktor pemeran Mas Herdi dalam adaptasi novel Dilan 1991. Nama yang terpilih adalah Andovi Da Lopez yang selama ini lebih dikenal sebagai seorang YouTuber.

Andovi begitu kaget ketika terpilih memerankan sosok Mas Herdi. Seperti diketahui, dalam novelnya Mas Herdi merupakan pasangan Milea di masa depan. Meski begitu, pria berusia 25 tahun ini telah melakukan yang terbaik agar performanya tidak mengecewakan.

Pas pertama kali di-calling untuk peran ini, jujur sangat kaget. Tapi gue sudah melakukan yang terbaik, sudah coba 100%, karena gue tahu karakter Mas Herdi sangat berbeda dengan gue pribadi,” kata Andovi saat peluncuran Trailer Dilan 1991 ddi Kemang Village, Jakarta Selatan, Kamis (17/1).

Andovi Da Lopez

1. Sadar Muka Tidak Ganteng

Terpilih memerankan karakter Mas Herdi membuat Andovi Da Lopez siap menerima komentar pedas. Dia sadar betul pasti banyak yang mempertanyakan kenapa dirinya bisa terpilih.

“Pasti banyak yang bakal enggak setuju, gue ngerti itu. Harusnya orang yang jauh lebih ganteng blablabla, Its okay,” sambung adik dari Jovial Da Lopez ini.

2. Siap Di Serang Haters Andovi Da Lopez

Karena merasa dirinya kurang rupawan, Andovi pun menyiapkan diri memiliki banyak Haters. Sebagai seorang yang sudah lama menjadi YouTuber, dia merasa telah terbiasa menghadapi komentar bernada negatif.

“Karena gue udah lama di YouTube, gue udah biasa dengan Haters. Baca komentar, ‘Kak kok lo jelek’, udah biasa,” ceplosnya blak-blakan.

3. Pilihan Yang Cocok

Fajar Bustomi sendiri mengungkap bila keputusan memilih Andovi pernakan Mas Herdi tidak salah. Justru setelah melihat hasil film acara keseluruhan, Dia menemukan gambaran bila Andovi begitu cocok mengemban peran itu.

“Hasil nonton terakhir saya suka sekali penampilan dia. Karena dia yang paling tepat buat saya agar saya bisa tetap pro Dilan bersama Milea hahaha. Enggak sih, Andovi lebih cocok karena setelah diskusi sama produser dan Ayah Pidi, kami melihat beberapa video dia, ini pilihan tepat. Ayah juga kan memilih dia,” pungkasnya.

Iqbaal Masih Gombal di Trailer Perdana ‘Dilan 1991’

K24NEWS.ME – Trailer film Dilan 1991 resmi dirilis pada hari ini, Kamis (17/1). Dalam cuplikan sekuel film ‘Dilan 1990‘ ini ditampilkan kelanjutan kisah asmara antara Dilan (diperankan Iqbaal Ramadhan) dan Milea (Vanesha Prescilla).

Trailer itu dibuka dengan adegan setelah Dilan dan Milea resmi berkencan pada 22 Desember 1990. Sepasang remaja yang tengah dimabuk asmara itu tampak berkeliling kota Bandung di bawah rintik hujan.

“Cita-cita kamu apa sih?” tanya Dilan

“Pilot. Kamu?” sahut Milea

“Menikah denganmu.” balas Dilan.

Tidak hanya gombalan-gombalan khas yang kembali ditonjolkan, sejumlah adegan yang bakal menjadi konflik cerita mulai ditampilkan. Salah satunya ketika Milea tak sepakat Dilan mengikuti kegiatan di geng motor, serta kehadiran pria lain di sekitar Milea.

Tak luput, itu disertai sekilas penampilan pemeran-pemeran baru.

“Aku tidak bisa cemburu, bisaku hanya mencintaimu,” tutup Dilan di trailer.

[Gambas:Layarsantai.com]

Dalam acara peluncuran trailer, Iqbaal mengatakan bahwa dalam film sekuel ini, karakter Dilan akan lebih mengeluarkan sisi rapuhnya.

“Jalan cerita Dilan 1991 lebih emosional. Di Dilan 1991, Dilan terlihat sedih, kesedihan tentang Milea, tentang ayahnya. Lalu kerapuhan dan kegalauan Dilan semua ditunjukkan,” katanya dalam acara yang digelar Kamis (17/1) di XXI Kemang, Jakarta.

Sang sutradara Fajar Bustomi pun mengatakan bahwa film Dilan 1991 bakal menyuguhkan cerita yang lebih dalam ketimbang film sebelumnya.

“Jika Dilan 1990 hanya menceritakan seputar kisah asmara remaja, Dilan 1991 punya kisah lebih dewasa dan melihat aspek cinta lebih luas,” katanya.