Seputar Berita Terkini dan Terupdate SeIndonesia

Valentino Rossi Kaget, Baru Sadar Marquez Masih Muda

Valentino Rossi

Valentino Rossi baru tersadar Marc Marquez masih muda.

Jakarta, K24news Indonesia — Pebalap MotoGP Yamaha Valentino Rossi terkejut ketika baru menyadari Marc Marquez masih muda dibandingkan dengan usianya yang sudah 40 tahun.

Marquez saat ini sudah memasuki 26 tahun menjalani kariernya di MotoGP 2019 besama Repsol Honda. Ya, jarak usia dua rival di MotoGP itu berbeda 14 tahun.

Lihat juga: Valentino Rossi: Yamaha Di Jalur Yang Benar, Menjelang MotoGP Qatar

Rossi saat ini tercatat sebagai pebalap tertua di MotoGP 2019. Berbeda dengan Marquez masih relatif muda untuk mengejar ambisi juara dunia.

Sebelumnya, rekor Rossi sebagai pebalap yang memulai MotoGP di usia muda pernah dipatahkan Marquez. The Doctor memulai balapan pada usia 21 tahun di kelas itu, sedangkan Marquez pada usia 20 di tahun 2013.

Marc Marquez
Marc Marquez menang MotoGP Spanyol. (REUTERS/Jon Nazca)

“Oh iya seperti itu? Tentu saja Marquez sekarang 25, oh bukan, 26 tahun,” ujar Rossi saat disinggung soal rekor usia dua pebalap dikutip dari AS.

“Hal terpenting adalah hasil akhir. Marquez menang dan tak ada yang berkata apapun. Tidak sulit baginya. Bagi saya, Anda bisa melihat perbedaannya.”

Lihat juga: Jelang MotoGP 2019, Ducati Terkesan Dengan Perkembangan Yamaha

The Doctor kemudian bercerita tentang kariernya sebelum memulai debut di kelas utama 500cc.

“Saya milai membalap pada 20 tahun dan bersaing dengan mereka yang rata-rata 32 atau 33 tahun. Anda harus tenang dan mengambil sisi positif sebagai pebalap muda karena kadang mereka lebih kuat dari Anda.”

“Ini juga merupakan tantangan, motivasi. Saya juga belajar dari para pebalap muda [saat ini] seperti [Franco] Morbidelli, tak hanya mereka belajar dari saya,” terang Rossi.

Rossi sempat berhenti sejenak, kemudian dia terperanjat dan spontan mengatakan sesuatu yang merambat menjadi tawa: “Sial, Marquez masih muda.”

Valentino Rossi: Yamaha Di Jalur Yang Benar, Menjelang MotoGP Qatar

Valentino Rossi

Pebalap Monster Energy Yamaha, Valentino Rossi saat peluncuran motor baru untuk MotoGP 2019 di Hotel Four Season, Senin (4/2). Motor baru tersebut diharapkan bisa mengangkat performa Yamaha.

Jakarta, K24News IndonesiaValentino Rossi akan memulai musim ke-24 nya di MotoGP Qatar yang akan berlangsung di Sirkuit Losail, Minggu (10/3). Rossi berambisi untuk menuntaskan penantiannya untuk gelar ke-10 musim ini, meski masih bertarung hingga 2020.

MotoGP Qatar jadi pertaruhan segalanya bagi Rossi, pembalap Monster Energy Yamaha berusia 40 tahun ini. Dia juga ingin mengakhiri peceklik kemenangan selama 20 bulan di MotoGP.

Lihat juga: 5 Pemain Manchester United Yang Absen Turut Rayakan Kemenangan

Maklum, dia naik ke podium juara saat MotoGP Assen Belanda 20 bulan lalu. Dan untuk pertama kali sepanjang kariernya, dia tidak pernah menang sekalipun di MotoGP 2018 lalu.

Kru dan manajemen sudah berusaha agar tunggangan Rossi, Yamaha YZR-M1 bisa menjadi salah satu penantang podium juara. Yamaha mencoba memperbaiki maslah wheelie dan aus di ban belakang.

Rossi sepakat Yamaha mengalami kemajuan di mesin utamanya untuk mengejar waktu lap. Namun dia masih khawatir dengan akselerasi kecepatan motor.

Jalur Yang Benar

Valentino Rossi
Valentino Rossi dan Franco Morbidelli (kedua dari kanan) di acara perkenalan tim di Sirkuit Sepang 5 Februari lalu.

Meski belum sempurna, Rossi meyakini Yamaha sudah berada di jalur yang benar jelang MotoGP Qatar. Dia meyakini Yamaha sudah siap tempur menghadapi Honda dan Ducati.

“Akhirnya seri pertama musim akan dimulai! Tes pramusim sangat penting, baik itu di Sepang dan Qatar. Kami sudah mengalami kemajuan dan jalani tes yang positif,” katanya seperti dikutip crash.

“Kami masih harus banyak berbenah, tapi kami sudah ada di jalan yang benar.”

Rossi mengatakan sesi tes bebas di hari Jumat bisa dijadikan patokan untuk balapan. Dia ingin memaksimalkan sesi tes bebas ini.

“Di sesi ini, kami akan memahami segala hal lebih baik. Kami jawab membenahi motor di sesi ini agar siap saat balapan,” katanya.

MotoGP Qatar selalu menyajikan hasil yang cukup bagus buat Rossi. Dia terakhir kali menang pada 2015 lalu dan raih podium ketiga musim lalu.

Dia terpaut 0,797 detik dari Andrea Dovizioso yang menang di Qatar musim lalu. “Saya merasa baik dan berlatih baik sepanjang musim dingin ini. Kami akan mencoba yang terbaik,” ujarnya.

Jelang MotoGP 2019, Ducati Terkesan Dengan Perkembangan Yamaha

Paolo Ciabatti.

Direktur Olahraga Ducati, Paolo Ciabatti.

K24News MotoGP, Bologna – Direktur Olahraga Ducati, Paolo Ciabatti, meningkatkan kewaspadaan terhadap Yamaha menjelang perhelatan MotoGP 2019. Dia mengaku terkesan dengan perkembangan yang ditunjukkan pabrikan asal Iwata tersebut.

Lihat juga: Ambisi Valentino Rossi Kejar Gelar Ke-10 Di MotoGP Di Pengujung Karier

Yamaha sulit bersaing dengan Honda dan Yamaha pada pacuan juara dunia MotoGP 2018. Valentino Rossi hanya menempati posisi ketiga, sedangkan Maverick Vinales menghuni posisi keempat.

Kedua pembalap Yamaha itu tidak mampu menerobos persaingan antara Marc Marquez (Honda) dan Andrea Dovizioso yang tampil perkasa. Namun, Yamaha mulai berbenah serius pada musim dingin 2019.

“Teknisi Yamaha bekerja luar biasa. Yamaha akan menjadi jauh lebih kuat dibanding tahun lalu,” kata Ciabatti, seperti dilansir Tuttomoriweb, Rabu (20/2).

Ducati juga mengantongi modal apik dari tes pramusim MotoGP 2019 di Sirkuit Sepang. Trek di Sepang biasanya menyulitkan bagi motor Desmosedici. Namun, pada tes tersebut Ducati tampil impresif.

Para pembalap Ducati tampil membukukan catatan waktu lap yang mengesankan di Sepang. 2 pembalap Ducati, Dovizioso dan Danilo Petrucci, juga tampil memuaskan saat menjalani simulasi balapan. Kedua modal tersebut membuat Ducati bisa tersenyum menghadapi MotoGP 2019.

Ambisi Valentino Rossi Kejar Gelar Ke-10 Di MotoGP Di Pengujung Karier

Valentino Rossi

Pebalap Yamaha, Valentino Rossi

K24News, Jakarta – Valentino Rossi sudah menorehkan sejarah yang panjang di MotoGP. Menginjak usianya yang ke-40, Rossi belum memperlihatkan niat untuk segera pensiun dan akhiri kariernya di dunia balap yang sangat ketat ini.

MotoGP bukanlah dunia mudah. Bintang-bintang pembalap muda mulai bermunculan. Marc Marquez menjadi pembalap muda yang sangat cepat meroket sehingga koleksi trofi juaranya mulai mendekati torehan Rossi.

Lihat juga: Inggris Cabut Kewarganergaraan Remaja Yang Gabung ISIS

Ada pula nama yang siap menjadi ancaman seperti Danilo Petrucci, Francesco Bagnaia dan Franco Morbidelli. 2 nama terakhir merupakan murid Rossi yang sudah mulai membuat gerah sang guru.

Bagaimana tidak, keduanya sudah mengalahkan catatan waktu Rossi di latihan pramusim di sirkuit Sepang. Rossi secara berkelakar juga mengatakan fenomena ini jelas membuatnya kesal.

Valentino Rossi mengaku mulai khawatir dengan fenomena ini. Dia mengaku tidak pernah menyangka bisa secepat itu dikalahkan sang murid mengingat masih minimnya pengalaman Bagnaia dan Morbidelli.

“Saya akan coba racuni mereka saat ada dirumah! Saya pikir persaingan bakal tambah sulit karena saya punya gaya yang sama dengan Morbidelli,” kata Rossi, berkelakar, seperti dikutip crash.

Valentino Rossi
Valentino Rossi saat masih muda dan kalahkan Max Biaggi.

Rossi mengaku tidak pernah punya rencana untuk melawan muridnya sendiri di MotoGP. Itu tidak pernah terlintas dibenaknya saat membuka akademi balap VR46 pada 2013 lalu.

Namun baru 6 tahun terbentuk, 2 muridnya sudah langsung tembus MotoGP. Bagnaia lulusan teranyar setelah jadi juara di Moto2 musim lalu. Rossi mengaku Bagnaia dan Morbidelli merupakan lulusan pertamanya di VR46. Saat bersama mereka, Rossi tidak pernah menyangka bakal kembali bertemu di MotoGP dalam waktu singkat.

“Saat saya memulai akademi bersama Bagnaia dan Morbidelli. Kami tidak menyangka para murid bakal melawan saya,” ujar Rossi.

Persaingan Ketat Valentino Rossi

Valentino Rossi
Penampilan pembalap Movistar Yamaha, Valentino Rossi pada balapan MotoGP Valencia 2018.

Belum lagi ada pembalap ‘setengah’ tua seperti Andrea Dovizioso, Jorge Lorenzo, Pol Espargaro dan Johann Zarco yang siap menikung Rossi. Harapan Rossi untuk mengejar gelar ke-10 semakin berat.

Semua itu harus didukung tidak hanya oleh performa Rossi di lintasan tapi juga tim yang menukangi motor. Kalau motor tidak mendukung, Rossi pun bakal sulit untuk mengejar ambisi pribadinya untuk merebut gelar ke-10 di MotoGP.

Rossi sangat terobsesi dengan angka 10 yang terus dikejarnya dalam 10 tahun terakhir. Kalau perlu, dia bisa saja nekat terus membalap hingga usia 46 tahun, sama seperti nomor motornya yang legendaris.

Beberapa pihak disekitarnya pun sudah memberikan dukungan agar Rossi terus membalap seperti dari sang ayah, Graziano. Hingga kini, Rossi juga belum tercatat sebagai pembalap tertua yang pernah aktif balapan.

Lihat juga: Jokowi Resmi Lantik Gubernur Dan Wakil Gubernur Riau

Setidaknya masih ada 3 pembalap yang pernah menang atau membalap di usia lebih tua. Mereka adalah Fergus Anderson asal Spanyol dengan usia 44 tahun, Jack Findlay (42) dan Leslie Graham (41).

“Tidak seperti orang lain, dia seakan mampu menghentikan efek dari waktu seperti 10 tahun, dia berada di kondisi terbaiknya,” kata Graziano, seperti dilansir situs MotoGP.

Adik Valentino Rossi
Adik Valentino Rossi, Luca Marini, dan adik Marc Marquez, Luca Marini, bakal bersaing di ajang Moto2 musim depan.

Tidak hanya sang ayah, adik tiri Rossi, Luca Marini juga ingin sang kakak terus membalap. Dia berharap suatu saat bisa bersaing dengan Rossi di lintasan.

“Saya sudah katakan padanya untuk tetap balapan sampai usia 46 tahun. Setelahnya, barulah dia boleh pensiun. Saat dia pensiun nanti, Paddock tidak akan lagi sama tanpanya,” ungkap rider yang akrab di sapa Maro ini.

Dilihat dari prestasi yang diraih Rossi sejak 2009 atau sejak meraih gelar ke-9, dia memang belum mengalami penurunan prestasi. Kecuali pada 2011, 2012 (Ducati) dan 2017 (Yamaha), Rossi beberapa kali nyaris menjadi juara. Namun 2 pembalap motor yaitu Jorge Lorenzo dan Marc Marquez menjegalnya dari perebutan gelar ke-10 nya.

Tuntaskan Penantian

 Valentino Rossi
Pembalap Movistar Yamaha, Valentino Rossi saat beraksi pada kualifikasi MotoGP Aragon 2018.

Tidak ada hal yang paling ingin dikejar Rossi, pembalap Monster Energy Yamaha selain gelar ke-10 di MotoGP. Terakhir memenangkannya pada 2009 lalu, Rossi benar ingin menuntaskan ambisi gelar ke-10 MotoGP itu di musim ini.

Terus kompetitif meski sudah tidak muda lagi, Rossi mengklaim kekalahan dramatis dari Nicky Hayden musim 2006 membuktikan bahwa dirinya pantas mengklaim gelar juara dunia ke-8.

“(Memenangi 10 gelar) adalah mimpi yang saya percaya bisa di raih, tapi ini juga sebuah penyesalan besar, karna saya pantas mendapatkannya,” ujar Rossi kepada Gazzetta dello Sport.

“Saya kehilangan 2 gelar (2006 dan 2015) pada bagian terakhir, dan saya juga jadi runner-up selama beberapa kesempatan (2000,2014,dan 2016), karier saya pantas mendapatkan 10 gelar. Karena ini juga saya masih mencoba.”

Valentino Rossi
Valentino Rossi dan Franco Morbidelli (kedua dari kanan) di acara perkenalan tim di Sirkuit Sepang 5 Februari lalu.

Lihat juga: Karl Lagerferld, Perancang Mode Chanel, Meninggal Di Usia 85 Tahun

The Doctor mengaku membuat kesalahan krusial, membuatnya kehilangan gelar musim 2006. Selain itu, dia juga menyebut beberapa keputusannya di masa lalu, khususnya saat berpindah dari 1 pabrikan ke pabrikan lainnya.

“Valencia 2006, jika saya tetap tenang dan tidak terjatuh, saya bisa menang. Kemudian, ada beberapa hal sya tidak tahu apakah itu blunder atau tidak, pindah ke Ducati, atau memilih Yamaha ketimbang terus menang bersama Honda,” katanya.

“Kemudian pada akhir 2015, saat saya kehilangan gelar. Namun, kesalahan sebenarnya adalah tahun 2006, saya bisa saja menang.”

Meski umur semakin bertambah, Rossi sama sekali tidak menutup peluang kontrak baru dan tetap balapan setelah 2020. Apalagi, dia mendapatkan dukungan penuh untuk terus membalap hingga usia 46 tahun.

“Sejujurnya, saya tida tahu. Ini bisa jadi yang terakhir, mungkin tidak. Kita berbicara tentang bagaimana sesuatu akan selesai bahkan sebelum dimulai,” ujarnya.

Rossi Ulang Tahun Ke-40, Lorenzo Sampaikan Pesan Dan Harapan Khusus

Rossi

Rossi Ulang Tahun ke-40, Lorenzo Sampaikan Pesan dan Harapan Khusus

K24News, Jakarta – Pebalap Monster Energy Yamaha, Valentino Rossi, akan berulang tahun ke-40 pada Sabtu (16/2/2019). The Doctor mendapat ucapan khusus yang berisi pesan dan harapan dari mantan rekan setimnya, Jorge Lorenzo.

Lihat juga: Bos Bukalapak Ahmad Zaky Bertemu Jokowi Hari Ini 

Tahun ini menandai musim ke-24 The Doctor berkarier di ajang Grand Prix. Semangat dan motivasinya yang membara dalam mengejar lebih banyak kemenangan bahkan menjadi panutan bagi para rider yang lebih muda.

Salah satu rider tersebut adalah Jorge Lorenzo, yang kini membela Repsol Honda. Bukan rahasia lagi keduanya kerap bersitegang saat 7 tahun bersama membela Yamaha. Meski begitu, di luar trek, terutama saat keduanya tidak lagi bertandem, mereka diketahui memiliki hubungan cukup baik.

Menjelang ulang tahun Valentino Rossi, Lorenzo punya pesan dan harapan baik untuknya, yang disampaikan lewat Sky Sport.

“Ini usia yang sangat penting. Kau akan masuk klub 40. Talenta dan ambisimu sangat besar. Kuharap kamu tetap balapan setidaknya sampai berusia 46 tahun, seperti nomor balapmu. Semoga beruntung. Sampai jumpa di Qatar,” ujar Lorenzo.

Hubungan Rossi Dan Lorenzo

Dalam wawancaranya dengan stasiun televisi asal Italia tersebut, Lorenzo juga menjabarkan hubungannya dengan Rossi saat bertandem di Yamaha pada 2008-2010 dan 2013-2016. Rider Spanyol ini mengakui kelewat angkuh saat menjadi debutan MotoGP 2008, tahun pertamanya setim dengan Rossi.

“Saat menjadi debutan, saya punya karakter yang berbeda dengan sekarang. Saat itu saya tidak takut pada siapapun. Saya tidak terlalu menyadari apa yang terjadi disekitar saya. Itu menimbulkan dampak negatif, tapi juga memberikan saya banyak hal baik yang tidak dimiliki pembalap lain,” ungkapnya.

Pemegang 5 gelar juara dunia itu mengakui sempat memiliki mentalitas persaingan yang salah pada awal kariernya di MotoGP. Meski begitu, Lorenzo mengatakan dirinya dan Rossi sudah bisa bersikap lebih dewasa.

Mereka juga saling menghormati 1 sama lain.

“Tidak ada orang yang tidak terkalahkan. Mengatakan seperti itu memang membuat saya terkesan angkuh, tapi itulah yang saya pikirkan saat itu. Ketegangan memang bisa muncul di antara 2 juara, dan ini wajar. Tapi yang penting kami sangat saling menghormati,” pungkasnya.