Seputar Berita Terkini dan Terupdate SeIndonesia

Hati-hati, Video Anak Di Youtube Disisipi Konten Bunuh Diri

Ilustrasi

Ilustrasi

Jakarta, K24News Indonesia – Sebuah video kartun di YouTube menampilkan instruksi untuk melakukan bunuh diri dan melukai diri sendiri (self-harming). Video ini bahkan tampil juga di YouTube Kids yang kontennya telah dikurasi dikhususkan untuk pengguna anak-anak.

Instruksi tersebut muncul di tengah-tengah kartun. Instruksi ini ditunjukkan oleh seorang pria yang dikenal dengan sebutan Joji yang memeragakan tindakan untuk melukai diri sendiri.

Pria yang tiba-tiba muncul di tengah video itu memeragakan cara memotong urat nadi dengan gestur seperti memegang pisau. “Ingat anak-anak, kesamping untuk menarik perhatian, dan yang panjang untuk mendapat hasil,” seperti dilapor Washington Post.

Lihat juga: Trik Ringan Ganti Kaki-Kaki Skutik Jadi ‘Motor Trail’

YouTube dilaporkan telah menghapus video tersebut. Juru bicara YouTube, Andre Faville, mengatakan berupaya agar situsnya ‘tidak digunakan untuk mendorong penonton melakukan tindakan melukai diri sendiri.’

“Kami mengandalkan baik pengguna yang melapor video, serta teknologi deteksi pintar untuk otomatis menandai konten yang ditonton. Tiap kuartal bulan, kami menghapus jutaan video dan saluran yang melanggar aturan sebelum mereka mendapat lebih banyak viewers. Kami selalu bekerja untuk meningkatkan sistem kami untuk menghapus konten yang melanggar peraturan lebih cepat. Karena itu, kami selalu memberikan laporan tiap kuartal, dan memberi notifikasi kepada pengguna, tentang konten yang mereka laporkan.”

Namun, Nadine Kaslow, mantan ketua Asosiasi Psikologis Amerika, dan Professor di Universitas Obat Emory, beranggapan tindakan menghapus video saja tidak cukup. Dia khawatir anak-anak yang terlalu muda untuk mengeri bunuh diri, dapat mengalami mimpi buruk, atau mencoba melukai diri mereka sendiri karena penasaran.

Lihat juga: Ilmuwan Asing Temukan Lebah Raksasa Di Indonesia

“Untuk anak-anak yang sudah terekspos, harus diberikan pesan bahwa hal ini tidak baik,” jelasnya seperti dikutip Ars Technica.

Ini bukan kali pertamanya konten anak-anak disisipi konten menggangu. Selain mendorong upaya untuk bunuh diri, video-video ini juga menyisipkan bahasa kasar, pornografi, konsumsi alkohol, hingga aksi kriminal seperti penembakkan massal. Seringkali konten menggangu ini sengaja menggunakan tokoh kartun populer untuk menarik minat anak untuk mengklik video itu.

Bunuh Diri Di Indonesia

Tingkat bunuh diri di Indonesia tegolong kecil. Negara ini menempati peringkat ke 159 dalam kasus bunuh diri di dunia. Negara dengan peringkat pertama adalah Guyana (30,2), peringkat 2 adalah Lesotho (28,9), dan Russia (25,5) di peringkat ketiga. Sementara Korea Selatan ada di peringkat 10 dengan angka 20,2, dan Jepang berada di peringkat 30 dengan tingkat buuh diri 14,3, seperti dikutip Detik.

Berdasarkan data WHO, pada 2017, angka bunuh diri pria sebanyak 5,2 orang dari 100 ribu pria. Untuk perempuan, tahun 2015, jumlah perempuan yang bunuh diri menurun 2,2. Sementara rata-rata kasus bunuh diri di Indonesia ada di angka 4,3 pada tahun 2000, turun menjadi 4 pada tahun 2010, dan turun lagi menjadi 3,7 pada tahun 2016.

Walau Indonesia tidak berada di posisi tinggi terkait tindakan bunuh diri, hal ini tetap tidak bisa dianggap sepele. Bunuh diri terjadi pada orang-orang yang mengalami masalah dan berpikir bahwa mereka tidak bisa menyelesaikannya. Karena itulah, konten anak-anak yang disisipi oleh pesan bunuh diri ini sangat berbahaya bagi psikis anak yang belum matang.