Seputar Berita Terkini dan Terupdate SeIndonesia

Krisis Venezuela: Dari Rusia Sampai Turki, Mengapa Banyak Negara Mengamati Nasib Presiden Maduro?

Krisis Venezuela

Krisis Venezuela mendapatkan banyak perhatian dunia.

Sejak pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido menyatakan diri sebagai presiden sementara – langkah yang mendapatkan dukungan sepenuhnya dari Amerika Serikat – lebih dari 50 negara mengikutinya dan berjanji mendukungnya.

Venezuela, K24News Indonesia – Tetapi presiden sosialis Venezuela Nicolas Maduro masih memiliki sejumlah teman di dunia, termasuk negara yang jauh tanpa hubungan sejarah atau perdagangan dengan negara Amerika Latin ini.

Dalam beberapa kasus, perdebatan Maduro-Guaido mengungkapkan perpecahan di dalam pemerintah, seperti yang kita saksikan di Italia, dimana anggota koalisi konflik karena pemimpin Venezuela yang mereka dukung.

Tetapi lebih dari itu, adalah negara-negara yang hubungannya tidak baik dengan AS yang mengikuti perkembangan dengan seksama.

Dan kelompok inilah yang berkembang pesat dalam puluhan terakhir.

Apa yang membuat Venezuela menarik perhatian begitu besar?

Lihat juga: Saling Menguatkan, Keluarga Korban MH 370 Bertemu Tiap Tahun

Investasi Cina

Kekhawatiran utama Cina terkait dengan Venezuela sepertinya diwakili 11 angka dalam dolar Amerika.

Cina diyakini meminjamkan lebih dari US$50 miliar atau Rp704 triliun kepada pemerintah Venezuela.

Pada kenyataannya, sejumlah pengamat memperkirakan investasi Beijing di negara Amerika Selatan tersebut melebihi US$67 miliar atau Rp943 triliun.

Di saat di mana banyak pihak meragukan kemampuan Venezuela membayar utang, Cina menjadi kreditor terbesar pemerintah Maduro.

Tetapi hal ini membuat pejabat Cina menjadi bagian dari kelompok yang paling dirugikan jika Venezuela gagal membayar.

Venezuela
Venezuela diyakini berutang kepada Cina sebesar US$16 miliar atau Rp225 triliun.

Meskipun demikian, Venezuela diperkirakan telah membayar sebagian besar utang ke Cina.

Carlos de Sousa, ahli Amerika Latin di Oxford Economics, mengatakan kepada BBC bahwa Venezuela masih berutang paling tidak US$16 miliar atau Rp225 triliun kepada investor Cina.

Keputusan Cina untuk berinvestasi bersifat strategis, menurut Carlos de Sousa. “Venezuela adalah negara dengan cadangan minyak terbesar yang telah terbukti di dunia,” katanya. “Masuk akal bagi Cina untuk berinvestasi di Venezuela guna mengamankan sumber minyak, yang diperlukan untuk menopang pertumbuhan ekonomi Cina.

Tetapi sepertinya terdapat ketidaknyamanan terkait berbagai pinjaman.

Lihat juga: Mantan Pengacara Sebut Menyesal Sembunyikan Aib Trump

Ragu Dan Tidak Mengambil Keputusan

Russ Dallen, dari bank investasi Caracas Capital Markets, mengatakan kepada televisi CNBC minggu lalu bahwa Cina khawatir pihak oposisi Venezuela tidak mengakui utang selama masa mantan Presiden Hugo Chavez atau menemukan ‘cacat hukum’ sehingga tidak akan membayar kembali.

Juan Guaido berusaha menepis keraguan tersebut.

“Pemerintah kami akan berusaha keras untuk menghormati kewajiban internasional kami,” katanya dalam wawancara dengan koran Cina, South China Morning Post pada permulaan bulan Februari. “Semua kesepakatan yang ditandatangani dengan Cina akan dihormati.”

Juan Guiado
Juan Guiado berusaha mengatasi kekhawatiran Venezuela tidak akan mampu membayar utang.

Pemerintah Cina telah menunjukkan dukungan kepada Nicolas Maduro, tetapi para pejabat di Beijing juga mengatakan mereka berbicara dengan “semua pihak” yang terlibat dalam konflik, sebuah isyarat yang menurut sejumlah pengamat menunjukkan perhatian utama Cina adalah masalah ekonomi, bukannya politik.

Wartawan BBC Cina, Vincent Ni percaya “Cina masih belum memutuskan pihak yang akan didukung di Venezuela.”

“Tidak akan mengejutkan jika mereka ternyata mendukung Guaido,” katanya. “Saat Arab Spring, Cina mendukung pemimpin Libia Gaddafi sampai kejatuhannya. Setelah dia digulingkan, mereka mengubah posisi dan tidak seorang pun merasa terganggu.”

Lihat juga: Gedung Putih: Trump Dan Kim Jong-Un Tidak Capai Kesepakatan Soal Nuklir

Rusia dan dua medan perang

Venezuela terus muncul di media Rusia. Negara itu mengamati dengan seksama kejadian di Amerika Selatan.

Presiden Vladimir Putin dengan tegas mendukung Nicolas Maduro di Venezuela.

“Venezuela secara geopolitik sangat penting bagi Rusia,” kata Carlos de Sousa, “untuk menghadapi kepentingan AS di kawasan di mana Rusia merasa pengaruh tradisionalnya terancam.”

“Konflik dengan AS di Ukraina adalah keadaan yang menggangu Rusia. Jadi sebaliknya pemerintah Putin akan melakukan hal yang sama di Venezuela,” kata pengamat Oxford Economics itu.

“Rusia mengatakan kepada AS: Sekarang giliran saya untuk mengusik Anda dan kepentingan Anda di halaman ‘belakang’ Anda.”

Rusia
Rusia memiliki kepentingan ekonomi dan geopolitik di Venezuela.

Tetapi di Rusia, Venezuela membuka perdebatan di dalam negeri, di samping juga yang terkait dengan masalah luar negeri.

Redaktur BBC Rusia, Famil Ismailov, mengatakan, “Pada umumnya orang Rusia lelah membantu pemerintahan asing – seperti di Suriah atau Venezuela – dibandingkan menanam modal tersebut di dalam negeri. Tetapi pemerintah Rusia memiliki mesin propaganda internal yang sangat kuat.”

Menurut unit BBC yang memonitor media internasional, media pemerintah Rusia menggarisbawahi unjuk rasa pro-Maduro di Venezuela sementara mempertanyakan dukungan terhadap oposisi Venezuela di negaranya.

Lihat juga: Pakistan Tembak Jatuh Dua Jet Tempur India Dekat Kashmir

Carlos de Sousa mengatkan kepentingan ekonomi Rusia sangat jelas: “Moskow menginvestasikan – dalam bentuk pinjaman atau secara langsung – sekitar US$10 miliar atau Rp140 triliun,” katanya.

Beberapa pengamat memperkirakan angka ini dapat mencapai US$17 miliar atau Rp239 triliun.

Carlos de Sousa mengatakan Rusia memandang turunnya produksi minyak dan resesi ekonomi di Venezuela sebagai kesempatan untuk membeli aset pada industri minyak negara itu dengan harga yang murah.

Tetapi beberapa anggota parlemen Rusia menjadi khawatir. Sejumlah pertanyaan dilontarkan terkait nasib uang yang dipinjamkan ke Venezuela karean khawatir investasi Rusia tidak akan kembali.

Rusia dan Cina
Rusia dan Cina adalah pemain utama minyak Venezuela.

Famil Ismailov percaya tidak terlalu banyak harapan Venezuela akan membayar pinjaman.

“Ketika Rusia investasi di sebuah negara, mereka melakukannya karena alasan politik bukan karena ekonomi,” katanya. “Diana (yang diberikan ke Venezuela) tidak akan kembali. Ini adalah pembayaran kepada Venezuela karena mendukung kepentingan Rusia.”

“Sangatlah penting bagi pemerintah Rusia untuk menunjukkan bahwa, meskipun sanksi diterapkan, mereka memainkan peran adidaya, lewat ikatan dengan negara sahabat. Adalah berguna membayar untuk itu.”

Meskipun demikian, Carlos de Sousa memandang Rusia kemungkinan akan mendapatkan kembali 50% dari yang telah diberikan ke Maduro.

Menurut de Sousa, perusahaan minyak pemerintah Venezuela PDVSA telah membayar kembali sekitar setengah dari pinjaman US$6 miliar atau Rp84 triliun yang diterima dari Rosneft perusahaan minyak pemerintah Rusia. “Sisa pinjaman kemungkinan akan hilang sama sekali,” kata de Sousa.

“Tetapi saya pikir investasi langsung Rosneft di sumur minyak di Venezuela bagian selatan tidak akan lenyap karena oposisi Venezuela telah mengisyaratkan kepada Cina dan Rusia bahwa mereka ingin melanjutkan perdagangan dengan mereka lewat pemerintah yang akan mereka pimpin, karena mereka tertarik pada investasi asing dari manapun.”

Lihat juga: Foto Warga Venezuela Dalam Kekurangan Gizi
Venezuela
Banyak warga Venezuela meninggalkan rumah mereka.

Pada kenyataannya negara Amerika Selatan menjadi topik pembicaraan di Iran pasca pemilihan presiden tahun 2017.

Karena itulah kata baru muncul dalam bahasa Persia, ‘Venezuleoi’, video pemimpin Venezuela makan di salah satu rumah makan paling mewah di Istanbul menjadi viral, memicu kontroversi tentang kelaparan di Venezuela dan pilihan tempat makan malam pemimpin sosialis tersebut.

Pada kunjungan ke-4 presiden Venezuela ke Turki, yang telah dimulai sejak tahun 2016, hubungan kedua mulai berkembang.

Ini adalah tahun yang sama ketika Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan selamat dari usaha kudeta, di mana Nicolas Maduro adalah salah satu pemimpin dunia yang mendukung Erdogan.

Meskipun anggota NATO yang artinya sekutu AS, hubungan Turki dengan pemerintah Trump menghadapi guncangan, bukan hanya karena perbedaan terkait Suriah.

Parlemen Turki memiliki kelompok “persahabatan” Turki-Venezuela. Pemimpinnya Kerem Ali Surekli, dari partai yang berkuasa AKP mengatakan “Baik Turki maupun Venezuela mengalami campur tangan luar yang mereka tolak.”

Persekutuan politik Turki dengan Venezuela juga mengaitkan aspek ekonomi.

Carlos de Sousa dari Oxford Economics mengatakan, “Turki adalah penghasil perhiasaan yang sangat penting dan salah satu pengimpor emas terbesar dunia. Sejak tahun lalu, Turki menjadi salah satu rekan bisnis penting Venezuela lewat pembelian emas.”

Venezuela
Tahun lalu Presiden Erdogan mengunjungi ibu kota Venezuela, Caracas.

“Produksi minyak anjlok, sehingga rezim Venezuela melihat tambang emas sebagai penggantinya,” kata Carlos de Sousa.

“Mereka melegalkan pertambangan di Negara Bagian Bolivar dengan proyek Arco Minero, daerah yang sebelumnya adalah teman nasional yang dilindungi.”

Tahun lalu, nilai ekspor emas dari Caracas ke Ankara mencapai hampir US$900 juta atau Rp12,7 miliar, angka yang melampaui volume keselurahan perdagangan kedua negara periode antara 2013 dan 2017.

AS menyatakan sebagian emas Venezuela muncul di Iran, sehingga melanggar sanksi terhadap Teheran. Turki menyangkal terlibat perdagangan tersebut.

Lihat juga: AS Dilaporkan Makin Gencar Intai Venezuela Melalui Udara

India dan minyak mentah

Keadaan di Venezuela tidak menjadi utama di media India, tetapi sektor bisnis sebenarnya sangat tertarik.

India diperkirakan pembeli kedua atau ketiga terbesar minyak Venezuela dalam 10 tahun terakhir.

Venezuela
India adalah pembeli utama minyak Venezuela.

Dalam beberapa minggu terakhir, nama India beredar karena kemungkinan dapat membantu pemerintah Maduro.

Ini terjadi setelah AS, yang biasanya tujuan utama minyak mentah Venezuela, menerapkan sanksi pada PDVSA, perusahaan minyak pemerintah Venezuela, di akhir bulan Januari.

Tetapi terdapat sejumlah masalah keuangan yang membuat India sulit menggantikan AS.

Minyak mentah Venezuela cukup berat dan memerlukan pemrosesan bahan pengencer untuk menjadikannya larutan yang lebih ringan yang pada akhirnya dapat diekspor. Meskipun demikian sanksi AS juga diterapkan pada bahan pengencer.

Ahli kajian energi dan lingkungan Gateway House Global Indian Council, Amit Bhandari, mengatakan terdapat 2 tempat penyulingan India yang dapat memproses minyak sangat berat, tetapi keduannya milik swasta, sehingga membuatnya lebih diberatkan sanksi AS dibanding perusahaan pemerintah.

“AS adalah rekan dagang terbesar kami, bukan dalam bentuk barang, tapi dalam bidang jasa. Banyak perusahaan yang berinvestasi di India adalah milik Amerika. Dan kami berbagi nilai, sebagai sesama negara demokrasi,” kata Amit Bhandari.

Menteri perminyakan Venezuela dan pimpinan PDVSA, Manuel Quevedo, pada kunjungannya baru-baru ini ke India mengatakan dirinya “telah melakukan pertemuan produktif dan Venezuela akan tetap melanjutkan perdagangan minyak.”

Lihat juga: Nicolas Maduro Sandera Jurnalis AS, Karena Tersinggung Saat Wawancara
India
India adalah pembeli minyak mentah ketiga terbesar dunia.

Tetapi Penasihat keamanan Nasional AS, John Bolton lewat Twitter memperingatkan: “Negara dan perusahaan pendukung pencurian Maduro atas sumber daya Venezuela tidak akan dilupakan.”

Menurut Bhandari, yang dikhawatirkan pejabat India terutama adalah peningkatan harga minyak di pasar dunia, karena dipicu krisis Venezuela.

Setelah Cina dan AS, India adalah importir terbesar minyak mentah dunia.

“Kekhawatiran terbesar India adalah karena kami mengimpor sebesar 85% dari konsumsi minyak. Jika minyak Venezuela – pasokan minyak mentah besar – tidak ada pasar,  harga akan naik bagi semuanya, apakah mereka konsumen Venezuela atau tidak,” kata ahli India. “Itu akan menyakitkan kami.”

Pakistan Tembak Jatuh Dua Jet Tempur India Dekat Kashmir

Ilustrasi konflik Kashmir

Ilustrasi konflik Kashmir

Jakarta, K24News Indonesia – Angkatan bersenjata Pakistan menyatakan telah menembak jatuh 2 Jet Tempur India yang terbang di atas wilayah Kashmir pada Rabu (27/2).

Juru bicara militer Pakistan, Mayor Jenderal Asif Ghafoor mengatakan mereka berhasil menembak jatuh 2 jet tempur India. Salah satu pesawat jatuh di wilayah Kashmir yang mereka kuasai, sementara 1 jet lainnya di wilayah Kashmir bagian India.

Seorang pilot India dikabarkan berhasil ditangkap dalam insiden itu.

“Angkatan Udara menembak jatuh 2 pesawat militer India di wilayah udara Pakistan. Seorang pilot India ditangkap oleh personel kami,” kicau Ghafoor melalui Twitternya.

Lihat juga: Foto Warga Venezuela Dalam Kekurangan Gizi

Insiden ini terjadi sehari setelah Pakistan mengatakan sejumlah pesawat tempur India telah menerobos wilayah udaranya di Kashmir. Pakistan mengklaim angkatan udaranya berhasil mengusir jet tersebut.

Dikutip AFP, kantor berita India, Press Trust of India (PTI), melaporkan pesawat tempur Pakistan menerobos Poonch dan Nowshera, 2 lokasi yang berada di wilayah de facto India.

PTI memaparkan jet Pakistan juga merilis pernyataan yang menyebut bahwa angkatan udara India “meluncurkan serangan” di Garis Kendali (LoC) Kashmir dini hari tadi. LoC merupakan garis perbatasan uang memisahkan wilayah Kashmir milik India dan Pakistan.

Lihat juga: AS Dilaporkan Makin Gencar Intai Venezuela Melalui Udara

Islamabad mengatakan serangan itu mengincar “target non militer”. Pakistan mengatakan tidak berniat memperkeruh situasi yang sudah tegang.

Serangan di Garis Kendali itu terjadi sehari setelah jet tempur India memasuki wilayah Pakistan.

India mengklaim serangan itu berhasil menghantam sejumlah sasaran di perbatasan Kashmir, termasuk sebuah kamp milik Jaish-e-Mohammad.

Jaish-e-Mohammad (JeM) merupakan kelompok militan asal Pakistan yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan bunuh diri pada 14 Februari lalu di Kashmir. Serangan itu menewaskan 40 personel militer India dan memicu ketegangan antara India-Pakistan.

Insiden itu membuat ketegangan Pakistan dan India kembali memanas di Kashmir, wilayah yang telah lama disengketakan kedua negara. India menuding Pakistan terlibat dalam bom bunuh diri itu.

Lihat juga: AS Serang Kelompok Al Shabaab Di Somalia, 35 Militan Tewas

Sementara itu, Pakistan membantah tudingan melindungi kelompok Jaish-e-Mohammad. Mereka menegaskan akan membalas setiap serangan udara yang diluncurkan India.

Marshmello Gandeng Shah Rukh Khan Di Videoklip, Bikin Lagu Berbahasa India

Dalam videoklip ini, Shah Rukh Khan sempat muncul dengan penutup kepala khas Marshmello.

K24News, Los Angeles – Mungkin tidak banyak yang mengetahui bahwa DJ Marshmello, ternyata adalah seorang penggemar Shah Rukh Khan.

Bahkan sangat kagumnya, pemilik asli Christopher Comstock ini menunjukkan rasa kagumnya kepada Shah Rukh Khan dengan merilis lagu “Biba”.

Lihat juga: Juliana Moechtar Akan Penuhi Pesan Terakhir Suami Bersama Ifan Seventeen

Berbeda dari lagu karya sebelumnya, “Biba” hadir dengan nuansa yang sangat kental dengan musik Bollywood. Tidak sendirian, Marshmello menggandeng komposer asal India, Pritam Chakraborty dalam membuat lagu tersebut. Tidak hanya itu, Marshmello juga menggandeng penyanyi terkenal India, Shirley Setia dalam lagu tersebut.

Lagu tersebut menjadi sangat spesial karena Shah Rukh Khan turut muncul pada akhir videoklip “Biba”.

Dalam videoklip ini, Shah Rukh Khan muncul dengan penutup kepala khas Marshmello. Penutup kepala tersebut dibuka setelah sang aktor bertemu dengan pemilik lagu “Alone” tersebut.

Nuansa Bollywood

Marshmello

Nuansa Bollywood begitu terasa dalam videoklip berdurasi 3 setengah menit tersebut. Marshmello benar-benar menunjukkan rasa kagumnya dengan memasukkan berbagai adegan khas dari film yang pernah dibintangi Shah Rukh Khan, seperti dari film Dilwale Dulhania Le Jeyenge, Kuch Kuch Hota Hai dan Dil Se.

Belum genap 24 jam setelah video klip dirilis di YouTube, “Biba” sukses memasuki jajaran trending dan ditonton hampir 3 juta kali.

Cinta India

Marshmello juga mengunggah cuplikan video ini di Instagram pribadinya. Dalam keterangan video, dia menjelaskan mengapa begitu mencintai India.

“Kapan saja saya datang ke India, saya selalu merasa disambut seperti dirumah. Saya selalu terpesona dengan kekayaan budaya di seluruh negeri. Inilah mengapa Biba sangat berarti bagi saya karena saya dapat menciptakan sesuatu dengan @ipritamofficial dan @shirleysetia yang sangat saya banggakan dan saya harap semua orang dapat menghargai waktu dan upaya yang dilakukan untuk hal ini,” tulis Marshmello.