Seputar Berita Terkini dan Terupdate SeIndonesia

Jokowi: Hasil Survei Di Jabar Sudah Menang, Tapi Tipis Banget

Jokowi optimistis

Jokowi optimistis bisa membalikkan keadaan di Jawa Barat setelah pada Pilpres 2014 lalu dikalahkan Prabowo di Tanah Pasundan.

Jakarta, K24News IndonesiaPresiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan hasil survei internal dirinya bersama Ma’ruf Amin sudah unggul dari pasangan Prabowo SubiantoSandiaga Uno di wilayah Jawa Barat. Namun Jokowi mengakui keunggulan atas pasangan Prabowo-Sandi masih sangat tipis.

Hal tersebut disampaikan Jokowi kepada para Relawan Balad Jokowi dalam acara parahyangan Bersatu, di Vila Istana Bunga, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Minggu (10/3).

“Kalau kita lihat, hasil survei sekarang itu sudah lewat. Alhamdullilah sudah menang tapi tipis banget. Tugas kita semuanya agar itu jadi kemenangan yang tebel banget,” kata Jokowi disambut riuh para relawan.

Jokowi tidak menjelaskan secara rinci hasil survei internal yang dia singgung. Hal itu disampaikan Jokowi untuk merespons hasil sejumlah lembaga survei yang belakangan masih mengunggulkan Prabowo di Jawa Barat.

Lihat juga: Pakde Karwo Nilai Andi Arief Elegan Mundur Dari Wasekjen PD

Jokowi menyadari pada pemilihan presiden (Pilpres) 2014 dirinya kalah di Jabar. Saat itu, kata calon presiden nomor 01 pihaknya hanya memperoleh 40,22% suara, sementara pihak lawan Prabowo-Hatta mendapat 59,78% suara.

Namun Jokowi optimistis pihaknya bisa memang di Tanah Pasundan pada Pilpres 2019. “Saya yakin di 17 April kita akan memenangkan Provinsi Jawa Barat, atas Izin Allah,” ujarnya yang mengenakan ikat kepala khas Sunda warna Hitam.

Lihat juga: Ditolak, Rocky Gerung Tetap Akan Menggelar TalkShow Di Jember

Ajak Relawan Lawan Hoaks

Jokowi lebih lanjut mengajak para relawan untuk berani melawan hoaks alias kabar bohong serta fitnah yang disebarkan kepada masyarakat. Menurutnya, hoaks dan fitnah saat ini tidak hanya disebar lewat media sosial, tetapi juga dari pintu ke pintu.

“Jangan sampai, coba dilihat di media sosial isinya hoaks, tidak hanya di dunia maya, sekarang dari pintu ke pintu” kata Jokowi.

Lihat juga: Ali Mochtar Ngabalin Mengaku Salat 2 Rakaat Dengar Andi Arief Ditangkap

Jokowi meminta para relawannya untuk cepat menangkis hoaks dan fitnah dengan cepat. Mantan gubernur DKI Jakarta itu juga meminta kepada relawan tidak takut melawan hoaks dan fitnah yang terus disebarkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

“Jangan takut lawan yang namanya hoaks, kabar fitnah, kabar bohong, harus kita lawan. Kalau tidak kita lawan dipikir kita takut. Harus dijelaskan dengan fakta-fakta, harus dijelaskan dengan data-data.” ujarnya.

Amien Rais: Petahana Inkompeten Harus Diganti

Amien Rais

Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Amien Rais menyebut sudah saatnya pemerintahan Jokowi yang telah 4 tahun menjabat harus diganti.

Hal ini disampaikan Amien saat menyampaikan orasi di hadapan sejumlah alumni perguruan tinggi se-Indonesia yang hadir dalam kegiatan deklarasi untuk Prabowo-Sandi.

“Ini pertahana sudah inkompeten, tidak kapabel, memang harus diganti,” kata Amien di Padepokan Pencak Silat, Jakarta Timur, Sabtu (26/1).

Dia bertanya pada pendukung Prabowo-Sandiaga yang hadir dalam kegiatan itu terkait kepemimpinan Jokowi selama 4 tahun.

“4 Tahun petahana berkuasa, apa lebih baik atau buruk?,” kata Amien yang langsung dijawab koor kata buruk oleh peserta di acara tersebut.

“Jadi semua indikasi memang meluncurkan negatif, yaitu korupsi membuncah, orientasi ekonomi kesatu negara tertentu dan lain-lain,” kata Amien.

Lihat juga: Romarhumuziy Ingin Ahok Tidak Dilibatkan Di Tim Jokowi

Menanggapi pernyataan Amien Rais, Juru Bicara TKN Arya Sinulingga mengatakan agar Amien Rais menjaga tutur katanya.

“Amien Rais itu kan politikus senior, seharusnya menjaga ucapanya. Kita kan tahu track record dia,” kata Arya saat dimintai tanggapan atas pernyataan Amien Rais.

Selain menyebut Jokowi inkompeten sebagai Presiden, Amien juga menyinggung media massa yang dia anggap telah menjadi pelacur intelektual.

Sebab kata dia, kebanyakan wartawan hanya menyampaikan berita yang diinginkan oleh para pemilik modal.

“Jadi kita harap media masa kita, please jangan pernah menjadi pelacur intelektual,” kata dia.

Hal sama juga dikatakan oleh Rocky Gerung yang dalam kesempatan itu menyatakan bahwa Jokowi tidak memiliki kemampuan menjadi seorang pemimpin negara.

“Saya melihat dan menghargai Pak Jokowi sebagai sosok yang sederhana, tapi dia tidak cocok jadi pemimpin negara, kalau jadi pemimpin rumah tangga cocok, pemimpin keluarga cocok, tapi jadi presiden enggak,”katanya.

Lihat juga: Netflix Larang Tonton The Ted Bundy Tapes Sendirian

Najwa Shihab Diusulkan Jadi Moderator Debat, Ma’ruf Sebut Tak Masalah

K24News – Calon wakil presiden, Ma’ruf Amin. mengaku tidak masalah Najwa Shihab yang menjadi moderator debat publik kedua, 17 Feb 2019. Dua capres Joko Widodo dan Prabowo Subianto akan berkampanye dalam debat kedua nanti.

Menurut dia, nama yang telah ditampung KPU nantinya akan kembali dirembukkan bersama. Dia tidak mempersoalkan terkait sosok yang nanti memandu debat termasuk salah satunya presenter Najwa Shihab.

“Yang penting itu, ya artinya lurus, tidak berpihak, netral. Jadi siapa saja bukan masalah buat kami,” kata Ma’ruf usai menghadiri acara di Stadion Minak Sompal, Trenggalek, Jawa Timur, Selasa 22 Jan 2019.

Sebelumnya, usulan Najwa menjadi moderator datang dari stasiun televisi yang ditunjuk menyiarkan penyelenggaraan debat.

Selain Najwa, ada juga Tommy Tjokro yang juga masih menjadi presenter berita di salah satu stasiun tv swasta. Usulan kedua nama itu masih dipertimbangkan KPU.

Dari pihak Badan Pemenangan Nasional (BPN) yang disuarakan Fadli Zon sudah menyuarakan penolakan terhadap usulan nama Najwa Shihab jadi moderator debat keuda pilpres.

Debat kedua pilpres akan digelar Minggu, 17 Feb 2019. Tema debat kedua ini terkait isu energi, Infrastruktur, pangan, sumber daya alam, dan lingkungan hidup. Dalam debat kedua ini hanya Jokowi dan Prabowo yang akan menjadi peserta debat.

 

Marsha Aruan Memiliki Kriteria Pilihan Presiden Usai Nonton Debat Capres

Marsha Aruan Memiliki Kriteria Pilihan Presiden Usai Nonton Debat Capres

K24NEWS.ME – Debat capres sedikit banyak bisa membuka mata masyarakat tentang visi misi yang diusung pasangan calon, jika terpilih memimpin negeri ini. Marsha Aruan yang mengaku kerap mengikuti perkembangan perpolitikan di Indonesia.

“Pastinya lihat dari sosoknya, kalau sesuai sama yang aku mau dan kira-kira cocok buat Indonesia. Pasti kan senang, yang terbaiklah buat Indonesia. Aku lihat juga, nonton debat juga, terus lebih lihat ke rekam jejaknya, dia sudah meraih apa saja,” kata Marsha Aruan di Kawasan Epicentrum, Jakarta Selatan, Kamis, 17 Jan 2019.

Marsha Aruan memiliki kriteria sendiri dalam memilih pemimpin. Bagi Marsha Aruan, pemimpin itu terutama harus mengerti apa yang dibutuhkan dan diinginkan rakyatnya. Namun soal siapa yang dijagokan di Pemilu kali ini, Marsha memilih menyimpannya sendiri.

Marsha Aruan
Capres nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi (tengah) bersalaman dengan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto usai Debat Pertama Capres & Cawapres 2019, di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis, 17 Januari 2019

“Ada deh, yang pasti baik mengerti rakyatnya gimana. Kurang lebihnya sama dengan warga yang lain. Pilihan aku ya aku simpan sendiri,” pungkasnya Marsha.

Pada kamis , 17 Jan 2019, pasangan Calon Presiden Jokowi – Ma’ruf dan Prabowo – Sandiaga untuk pertama kali dipertemukan dalam forum debat Capres 2019. Debat kali ini mengangkat tema seputar isu hukum, korupsi, HAM, dan terorisme.

Visi Misi Jokowi-Prabowo di TV, KPU Serahkan ke Gugus Tugas

Jokowi - Prabowo

K24NEWS.MEKetua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman ogah berspekulasi terkait dugaan pelanggaran kampanye yang dilakukan calon presiden Jokowi dan Prabowo. 2 paslon Pilpres 2019 itu sebelumnya melakukan penyampaian visi-misi lewat siaran tv di tempat dan waktu yang berbeda.

“Perlu dicek dulu. Biar gugus tugas bertemu kemudian melihat semua apa yang sudah dilakukan lalu biar mereka nanti mengambil kesimpulannya,” kata Arief saat ditemui kantor KPU, Jakarta, Selasa (15/1).

Gugus tugas yang terdiri dari KPU, Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu), dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) sedang melakukan kajian.

Arief menjelaskan kegiatan sosialisasi visi-misi adalah kegiatan yang dilegar KPU dan Bawaslu. Jika penyampaian visi-misi masing-masing paslon, hal itu disebut kampanye.

Kampanye, kata Arief, memang sudah boleh dilakukan sejak tiga hari setelah  penetapan paslon. Namun untuk kampanye terbuka dan disiarkan media massa, baru boleh dilakukan 21 hari sebelum masa tenang.

Ditemui terpisah, Komisioner KPU Wahyu Setiawan menjelaskan nantinya putusan terkait kasus ini ada sepenuhnya di ranah Bawaslu.

“Biasanya KPU dalam konteks seperti dimintai keterangan sebagai ahli, tapi penanganan atas jika ada dugaan pelanggaran itu akan ditangani sama Bawaslu.” tuturnya.

Visi Misi Jokowi-Prabowo

Lebih lanjut, Arief meminta para paslon untuk lebih koordinatif dengan penyelenggara pemilu jika ingin melakukan kampanye agar tak menimbulkan hal serupa.

“Nah kegiatan kampanye kemarin kita sampaikan kalau mau melakukan kampanye agar berkoordinasi dengan Bawaslu supaya tidak dianggap melanggar,” ucap Wahyu.

Sebelumnya, calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo memaparkan visi dan misi lewat program ‘Visi Presiden’. Program berdurasi tiga puluh menit itu ditayangkan di sejumlah stasiun televisi pada Minggu (13/1).

Sementara calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menyampaikan visi dan misi dalam pidato kebangsaan ‘Indonesia Menang’, Senin (14/1). Pidato itu disiarkan sejumlah stasiun televisi.

Bawaslu menduga ada potensi pelanggaran administrasi dan pidana dalam dua gelaran tersebut. “Pak Jokowi dan Prabowo yang bisa kena pelanggaran administrasi, bisa stasiun televisi ataupun TKN dan BPN,” ujar Anggota Bawaslu Fritz Edward Siregar saat dihubungi, Selasa (15/1).