Seputar Berita Terkini dan Terupdate SeIndonesia

Diet Karbo Bisa Meningkatkan Resiko Penyakit Jantung

Diet karbo

Diet karbo tingkatkan risiko penyakit jantung.

Jakarta, K24News Indonesia – Kini banyak orang menjalani pola diet rendah karbo seperti keto, paleo, hingga Atkin. Umumnya mereka mengurangi bahkan menghindari konsumsi nasi, mie, dan sumber karbohidrat lainnya.

Sayangnya studi terkini mengungkapkan efek negatif dibalik menghindari konsumsi karbo. Menurut studi yang dipresentasikan dalam Sesi Ilmiah Tahunan ke-68 American College of Cardiology, diet rendah karbo justru memicu gangguan irama jantung.

Dikutip dari NY post, peneliti menganalisis diet 14 ribu orang dan kondisi jantungnya selama 2  dekade. Hasilnya, mereka yang mengonsumsi kurang dari 45% kalori harian mereka dari karbohidrat beresiko 18% lebih mungkin untuk mengalami fibrilasi atrium atau gangguan irama jantung daripada orang-orang yang makan biji-bijianm buah-buahan dan sayuran, serta karbohidrat cukup.

Lihat juga: Alternatif Pengganti Kantong Plastik Saat Berbelanja

“Efek jangka panjang dari pembatasan karbohidrat masih kontroversial. Terutama yang berkaitan dengan pengaruhnya terhadap penyakit kardiovaskular” Kata ahli jantung dan penulis studi Dr. Xiaodong Zhuang.

Makanan sumber karbohidrat
Makanan sumber karbohidrat.

Zhuang mengatakan, mengingat diet ini memiliki pengaruh potensial pada gangguan aritmia jantung. Maka dia mengatakan bahwa diet populer ini harus direkomendasikan dengan hati-hati.

Fibrilasi atrium, atau AFib, adalah aritmia jantung yang paling umum. Mereka yang menderita itu 5 kali lebih mungkin terserang stroke serta resiko penyakit gagal jantung, jantung berdebar, pusing dan kelelahan.

Lihat juga: Narsis Foto Di Atas Bongkahan Es, Seorang Nenek Hanyut Ke Tengah Laut

Gaya hidup rendah karbohidrat dan tinggi protein sangat populer saat ini tetapi efek samping negatif seperti gangguan irama jantung semakin umum terjadi di kalangan pelaku diet. The Post sebelumnya melaporkan bahwa orang yang melakukan diet keto juga menghasilkan bau tidak sedap di selangkangan, bau mulut, diare dan penambahan berat badan drastis.