Seputar Berita Terkini dan Terupdate SeIndonesia

Foto Warga Venezuela Dalam Kekurangan Gizi

Warga Venezuela

Venezuela, K24news Indonesia – Warga Venezuela meratap karena meratap karena terancam mengalami kekurangan gizi di tengah krisis berkepanjangan. Sementara Presiden Nicolas Maduro menolak bantuan asing.

Warga Venezuela
Warga Venezuela meratap karena mereka terancam mengalami kekurangan gizi di tengah krisis berkepanjangan di negaranya. Tapi Presiden Nicolas Maduro menolak bantuan asing.
Yaneidi Guzman
Yaneidi Guzman, contohnya, mengaku sudah kehilangan sepertiga berat badannya selama tiga tahun belakangan karena tak mampu membeli makanan di tengah keterpurukan ekonomi Venezuela.
warga Venezuela
Karena inflasi terus meningkat sementara upah bulanan tak ikut naik, warga Venezuela terpaksa mengurangi asupan vitamin dan protein dalam makanan sehari-hari mereka.
Malnutrisi
Malnutrisi pun dianggap menjadi salah satu tantangan terbesar bagi Venezuela. Di tengah krisis ini, Amerika Serikat dan sejumlah negara lainnya berupaya mengirimkan bantuan melalui perbatasan Venezuela.
Maduro
Namun, Maduro menutup perbatasan negaranya untuk menghalangi bantuan tersebut. Menurutnya, bantuan itu adalah jalan masuk bagi AS untuk melakukan intervensi.
Venezuela
Sejak konflik kembali pecah di Venezuela pada Januari lalu, AS mendukung pihak oposisi untuk menggulingkan Maduro.
anti-Maduro.
AS pun memberikan dukungan bagi Juan Guaido, pemimpin oposisi Venezuela yang mendeklarasikan diri sebagai presiden interim di tengah demonstrasi besar-besaran anti-Maduro.
Guaido
Hingga kini, Guaido masih memutar otak untuk membawa masuk bantuan-bantuan asing yang menumpuk di perbatasan negaranya.

 

Nicolas Maduro Sandera Jurnalis AS, Karena Tersinggung Saat Wawancara

Presiden Venezuela, Nicolas Maduro

Presiden Venezuela, Nicolas Maduro

Jakarta, K24News Indonesia – Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, menyandera seorang Jurnalis stasiun tv Univision, Jorge Ramos, dan 5 awaknya selama lebih dari 2 jam. Hal itu terjadi hanya karena Maduro marah ketika disinggung soal kemiskinan dan keabsahannya memerintah negara itu dalam sebuah wawancara.

Seperti dilansir AFP, Selasa (26/2), Ramos tidak membeberkan kapan peristiwa itu terjadi. Dia menyatakan menggelar wawancara dengan Maduro di Istana Kepresidenan Miraflores.

Dalam wawancara itu, Ramos sempat memperlihatkan kepada Maduro soal gambar-gambar anak-anak Venezuela yang mengacak-acak tumpukan sampah untuk mencari makanan. Sesaat itu juga Maduro menghentikan wawancara.

“Saya juga bertanya apakah dia seorang presiden atau diktator, karena jutaan warga Venezuela tidak mengakuinya sebagai presiden yang sah,” kata Ramos.

Lihat juga: Presiden Venezuela Putuskan Diplomatik Dengan Kolombia

Ramos juga mengutarakan tudingan yang disampaikan pemimpin oposisi Juan Guaido, yang menyatakan Maduro bisa menang pemilihan umum karena curang.

“Kami ditahan selama nyaris 3 jam di Istana Kepresidenan,” kata Ramos.

Ramos kemudian mengontak kantornya. Stasiun tv Univision yang berbahasa Spanyol dan berbasis di Amerika lantas menerbitkan keterangan.

“Maduro tidak suka dengan pertanyaan ketika wawancara dan kemudian menghentikan rekaman, menyita peralatan, dan menahan 6 jurnalis, Seluruh kru Univision Noticias dibebaskan setelah nyaris 3 jam ditahan di Istana Kepresidenan,” demikian isi pernyataan Univision.

Ramos dan kelima awaknya saat ini sudah kembali ke hotel. Namun, peralatan mereka masih disita oleh Maduro. Dia hanya berharap Maduro menyerahkan seluruh peralatannya dan mereka bisa kembali ke Miami, Florida pada Kamis mendatang.

Peristiwa itu juga diketahui Guaido. Dia lantas mencuit melalui Twitter mendukung Ramos dan mencibir Maduro.

“Putus asa selalu bertambah setiap hari. Dia sampai tidak bisa menjawab pertanyaan itu,” cuit Guaido.

Kementerian Luar Negeri AS juga menyatakan mengetahui perihal ‘penyanderaan’ Ramos dan awaknya oleh Maduro. Mereka juga meminta seluruhnya dibebaskan.

“Kami mendesak supaya mereka segera dibebaskan, seluruh dunia memperhatikan,” cuit Kemenlu AS.

Krisis politik Venezuela sampai saat ini belum juga berakhir. Hal ini dipicu oleh sikap Guaido yang secara aklamasi menyatakan sebagai pemimpin interim Venezuela. Dia melakukan itu dengan alasan Maduro gagal memenuhi janji untuk menggelar pemilihan umum dalam waktu yang sudah ditetapkan.

Krisis ini juga imbas dari kejatuhan ekonomi akibat inflasi yang tidak terkendali. Alhasil, nilai mata uang Venezuela ambruk dan memicu tingkat kemiskinan melonjak. Rakyat juga tidak bisa membeli barang-barang kebutuhan pokok yang mengakibatkan kerusuhan.

Lihat juga: Rakyat Venezuela Tuntut Kebebasan Di Konser Kemanusiaan

Akhir pekan lalu sejumlah penduduk di perbatasan bahkan sempat bentrok dengan aparat demi mendapatkan kiriman bantuan dari sejumlah negara yang tertahan.

Saat ini Guaido juga sedang berkunjung ke Kolombia untuk menemui Menlu AS, Mike Pompeo. Keduanya disebut bakal membahas soal cara menumbangkan Maduro. Akan tetapi, militer Venezuela menyatakan tetap setia kepada Maduro.

Rakyat Venezuela Tuntut Kebebasan Di Konser Kemanusiaan

Warga Venezuela

Rakyat Venezuela Tuntut Kebebasan di Konser Kemanusiaan Warga Venezuela saat turun ke jalan untuk menolak pemerintahan Nicolas Maduro beberapa waktu lalu.

Jakarta, K24News Indonesia – Ribuan orang disebut berduyun-duyun menghadiri konser kemanusiaan Venezuela yang diadakan di perbatasan Venezuela-Kolombia pada Jumat (22/2).

Mereka meneriakkan slogan kebebasan, menyerukan bahwa pemerintah resmi akan segera jatuh ketika menunggu konser dimulai sembari mengibarkan bendera Venezuela.

“Kita harus memecahkan kebuntuan, mengakhiri krisis kemanusiaan,” kata Richard Branson selaku pengorganisir konser sebelum acara tersebut dimulai.

Branson berharap dirinya dapat mengumpulkan $100 juta dalam waktu 60 hari ke depan melalui sumbangan internet. Saat ini, bantuan yang sudah terkumpul masih tertahan di Kolombia, Brasil dan Pulau Karibia Curacao lantaran blokade yang dilakukan Presiden Nicolas Maduro.

Lihat juga: Militer AS Sebut Tentara Venezuela Kelaparan

Kontras dengan kemeriahan konser, ratusan meter di sisi perbatasan Venezuela di Urena, konser saingan yang diadakan Maduro terlihat sepi. Panggung telah dibangun, militer berjaga ketat.

Di awal pekan, Maduro mengumumkan dirinya menyelenggarakan konser ‘Hands Off Venezuela’ selama 3 hari ke depan. Sejauh ini, masih sangat sedikit detail konser yang telah diumukan.

Maduro pun memperingatkan para pesohor yang ambil bagian dalam konser kemanusiaan karena dianggapnya melakukan kejahatan.

“Semua artis yang bernyanyi di Kolombia harus tahu bahwa mereka melakukan kejahatan, mereka mendukung intervensi militer,” katanya, Kamis (21/2).

Lihat juga: Pemimpin Oposisi Venezuela Hadiri Konser Kemanusiaan

Presiden Kolombia Ivan Duque, Presiden Chili Sebastian Pinera dan Presiden Paraguay Mario Abdo disebut akan hadir memberi dukungan di akhir konser.

Melansir AFP, bantuan kemanusiaan menjadi fokus perebutan kekuasaan antara Presiden Nicolas Maduro dan pemimpin oposisi Juan Guaido, yang telah diakui sebagai pemimpin sementara oleh lebih dari 50 negara.

Konser kemanusiaan ini bertujuan agar blokade bantuan internasional untuk rakyat Venezuela dihentikan. Sebelumnya, 2 orang dinyatakan terbunuh dan 15 lainnya mengalami luka dalam bentrokan dengan tentara Venezuela yang ditugaskan menutup titik masuk bantuan di perbatasan Brasil.

 

Pemimpin Oposisi Venezuela Hadiri Konser Kemanusiaan

Juan Guaido

Juan Guaido hadir di konser kemanusiaan di Venezuela.

Jakarta, K24News IndonesiaPemimpin oposisi Venezuela, Juan Guaido menghadiri konser kemanusiaan yang digelar di perbatasan Kolombia, Jumat (22/2). Konser yang dihadiri ribuan orang itu merupakan bentuk dorongan agar bantuan segera diberikan sehingga krisis kemanusiaan berakhir.

Kedatangan Guaido bisa dibilang sebagai kejutan karna dia tidak diprediksi hadir. Apalagi pemerintah menyerukan larangan resmi baginya untuk meninggalkan Venezuela dan menghadiri konser di Kolombia yang diselenggarakan oleh pebisnis Inggris, Richard Branson itu.

Branson yang juga pemilik Virgin Air itu berharap bisa mengumpulkan dana bantuan kemanusiaan sampai sekitar US$100 juta selama 60 hari kedepan, lewat konser bertajuk ‘Venezuela Aid Live’ dan donasi visa internet.

Lihat juga: Krisis Venezuela: Polemik Bantuan Asing, Presiden Maduro Tutup Perbatasan Dengan Brasil

Selama ini bantuan terus terkucur dari mana-mana, namun tertahan di Kolombia dan Brasil karena kebijakan Presiden Venezuela.

Nicolas Maduro sang presiden memblokade segala bantuan, termasuk makanan yang masuk. Yang terbaru, Kamis (21/2) kemarin dia memerintahkan agar perbatasan Brasil ditutup. Maduro juga menyebut Amerika Serikat tengah merencanakan intervensi militer terhadapnya.

Branson menyebut ada sekitar 300 ribu warga Venezuela yang membutuhkan makanan dan obat-obatan setelah bertahun-tahun berada dalam krisis, bahkan malnutrisi.

Lihat juga: Krisis Venezuela: Guaido Janji Salurkan Bantuan Kemanusiaan, Maduro Bersikukuh Menolaknya

“Kita harus menembus kebuntuan, mengakhiri krisis kemanusiaan,” ujar Branson kepada khalayak yang menghadiri konsernya, sebelum seorang penyanyi Venezuela memulai aksi.

Konser itu tidak hanya diselenggarakan di perbatasan Venezuela-Kolombia, tetapi juga disiarkan di internet, termasuk lewat YouTube. Penampilannya termasuk penyanyi Luis Fonsi yang beberapa waktu lalu terkenal lewat Despacito. Presiden Kolombia Ivan Duque, Presiden Chili Sebastian Pinera dan Presiden Paraguay Mario Abdo dijadwalkan menutup konser.

Perwakilan Amerika Serikat, Elliott Abrams juga hadir dalam konser Jumat kemarin. Dia bergabung dengan pesawat yang membawa bantuan makanan dan obat-obatan. Kehadirannya pun mewakili tekanan internasional terhadap Maduro. Dia berkomentar soal kondisi Venezuela.

Lihat juga: Pembelot Maduro: 90 Persen Militer Venezuela Sengsara

“Kemanusiaan dan kondisi sosial ekonomi di Venezuela saat ini sangat buruk. Ada kebutuhan yang sangat tinggi untuk makanan, barang-barang pokok, dan masyarakat internasional merespons itu,” ujarnya, seperti dikutip dari AFP.

Krisis makanan dan tertahannya bantuan sampai mengakibatkan kematian. Beberapa saat sebelum konser, diberitakan AFP, seorang perempuan dan suaminya terbunuh di perbatasan Brasil. Mereka, bersama anggota komunitas Pemon berusaha mencegah prajurit Venezuela ‘menyentuh’ bantuan makanan untuk mereka. Belasan orang luka dalam kejadian itu.

Maduro juga mengadakan konser tandingan, dengan menampilkan artis-artis dari Venezuela dan Kuba. Konser Maduro dimulai beberapa jam setelah konser yang digagas Branson. Lokasinya juga tidak jauh, hanya beberapa ratus meter dari konser Branson.

Venezuela
Bantuan untuk Venezuela menumpuk.

Maduro sendiri tidak terlihat dalam konser yang digagasnya itu. Konser pun terlihat lebih sepi, hanya dihadiri sekitar 2.500 orang.

Pembelot Maduro: 90 Persen Militer Venezuela Sengsara

Kolonel Venezuela

Pembelot Maduro: 90 Persen Militer Venezuela Sengsara Kolonel Venezuela Rubben Paz Jimenez menyatakan dukungan kepada Parlemen Majelis Nasional Juan Guaido, dan membelot dari Presiden Nicolas Maduro. (REUTERS/Carlos Eduardo Ramirez).

Jakarta, K24News Indonesia – Kolonel sekaligus dokter militer Venezuela Rubben Paz Jimenez menyatakan dukungannya kepada Presiden Majelis Nasional Juan Guaido, sebagai pemimpin sah Venezuela. Pernyataan itu menjadi tindakan membelot dari Presiden Nicolas Maduro.

Jimenez mengatakan sebagian besar personel militer hidup tidak bahagia dan hanya dijadikan ‘alat’ yang dimanfaatkan Maduro untuk mempertahankan kekuasaannya.

“90% dari kami di angkatan bersenjata sangat tidak bahagia. Kami hanya dimanfaatkan untuk mempertahankan rezim,” kata Jimenez melalui sebuah video yang tersebar, Sabtu (9/2).

Lihat juga: Emil Dardak Akui Ada Balas Jasa Pejabat ‘Ring 1’

Dalam video itu, Jimenez juga mendesak militer untuk membuka akses bantuan kemanusiaan yang kabarnya diblokade angkatan bersenjata Venezuela.

Militer disebut memblokade jembatan Tienditas dengan memarkirkan sebuah truk tangki dan truk kontainer besar, sehingga menghalangi lalu lintas di jembatan itu.

Blokade itu membuat banyak bantuan kemanusiaan asing, terutama dari Amerika Serikat, tertahan di Cucuta. Kolombia, yang berbatasan langsung dengan Urena, Venezuela.

Lihat juga: Militer AS Sebut Tentara Venezuela Kelaparan

Blokade bantuan dilakukan militer seiring dengan kepemimpinan Maduro yang kian tersudut. Terutama setelah puluhan negara barat dan Amerika Latin berbondong-bondong mendukung Guaido sebagai pemimpin yang sah.

Maduro bersumpah tidak akan membuka akses kemanusiaan ke Venezuela. Dia berdalih akses bantuan kemanusiaan hanya memperbesar peluang pihak asing, terutama AS, menginvasi negaranya.

“Tidak ada yang akan masuk, tidak ada tentara yang menyerang,” katanya seperti dikutip AFP, Minggu (10/2).

Lihat juga: Awas Barcelona, Real Madrid Sudah Lupakan Ronaldo

Pernyataan itu diucapkan Maduro setelah Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka opsi militer terhadap Venezuela jika dia tidak kunjung mundur demi mengakhiri krisis politik di negara tersebut.

Dalam wawancara dengan salah satu saluran televisi Spanyol pekan lalu, Maduro memperingatkan bahwa Trump berisiko menodai ‘tangannya sendiri dengan darah’ jika AS memutuskan tetap mengerahkan militer ke Venezuela.

Meski tertekan, Maduro masih mendapatkan dukungan setia dari militernya dan sejumlah negara sekutu, Seperti Kuba, Rusia, China, hingga Turki.

Selain Jimenez, sejumlah pejabat militer, seperti atase militer Venezuela di AS, Jose Luis Silva, juga telah menyatakan diri membelot dari Maduro dan Mendukung Guaido.