Seputar Berita Terkini dan Terupdate SeIndonesia

Polisi Sebut Istri Dan Anak Terduga Teroris Sibolga Tewas

Petugas Polisi

Polisi Sebut Istri dan Anak Terduga Teroris Sibolga Tewas Petugas kepolisian berjaga di lokasi terjadinya ledakan yang diduga bom di kawasan Jalan KH Ahmad Dahlan, Pancuran Bambu, Sibolga Sambas, Kota Siboga, Sumatera Utara, Selasa (12/3).

Jakarta, K24News Indonesia – Polisi menyatakan istri dan anak tertuga teroris Husain alias Abu Hamzah meninggal dunia dalam ledakan yang terjadi Rabu dini hari (13/3) di rumahnya di Sibolga, Sumatera Utara. Hal itu dikonfirmasi oleh Karo Penmas Divis Humas Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo.

“Ya mbak tapi tim belum bisa masuk tunggu sterilisasi dulu,” kata Dedi kepada CNN.

Lihat juga: Cerita Agum Gumelar Soal SBY Ikut Teken Pemecatan Prabowo

Menurut Dedi, info dari lapangan menyebutkan istri terduga meledakkan diri sekitar pukul 1.30 WIB di rumahnya di Jalan KH Ahmad Dahlan, Gang Sekuntum, Kelurahan Pancuran Bambu, Kecamatan Sibolga Sambas, Sumatera Utara.

Kata Dedi, saat ini tim kepolisian belum bisa masuk ke lokasi karena diduga masih ada sisa sisa bom. Saat ini tim Labfor dan Inafis masih menunggu situasi aman untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

Polisi juga belum bisa mengevakuasi istri dan anak terduga teroris tersebut. “Ya masih menunggu clear dan clear dulu baru bisa evakuasi,” ucapnya.

Sebelumnya upaya negosiasi terus dilakukan aparat kepolisian sejak Selasa (12/3) siang. Akan tetapi istri dari terduga teroris Abu Hamzah menolak keluar dari rumah mereka.

Sedangkan Abu Hamzah sendiri sudah ditangkap Densus 88 pada selasa sore. Ledakan terjadi saat polisi hendak menangkap Abu Hamzah. Ledakan itu bahkan melukai seorang aparat kepolisian.

Lihat juga: Jokowi Sapa Masyarakat Palembang Dari Jembatan Ampera

Polisi pun meminta bantuan tokoh agama agar istri pelaku menyerahkan diri. Namun wanita itu bersama anaknya memilih tetap bertahan di rumah laintai 2 tersebut.

Ketika polisi berupaya masuk ke rumah mereka. ternyata di rumah itu ada bom.

Kapolri Jendral Pol Tito Karnavian mengatakan istri dari pelaku terduga teroris tersebut dinilai radikal dan keras. “Istrinya cukup radikal dan keras,” ucap Tito kepada wartawan di Medan, Selasa malam.

Ledakan Bom Katedral Di Filipina Tewaskan 17 Orang

Ledakan Bom

Sebanyak 17 orang dilaporkan tewas dan 56 orang lainnya luka akibat 2 ledakan bom disebuah pulau di Filipina selatan.

Ledakan pertama terjadi di dalam Katedral Jolo, Mindano pada Minggu (27/1) pagi tepat saat misa pertama dilaksanakan. Ledakan Bom susulan pun terjadi sesaat setelah para tentara merespons ledakan pertama.

Militer Filipina mengatakan wilayah tersebut merupakan basis militan Islam dan menyebut aksi pengeboman kali ini sebagai aksi terorisme.

Lihat juga: Tiket Pesawat Mahal Dan Penumpang Sepi, 433 Penerbangan Bandara Dibatalkan

“Motifnya sudah pasti..terorisme. Mereka adalah orang yang tidak menginginkan kedamaian. Yang menyedihkan, peristiwa ini terjadi tepat setelah undang-undang Bangsamoro sudah diratifikasi,” ujar Letkol Gerry Besana seperti dilaporkan AFP.

Jolo terletak di wilayah otonom mayoritas Muslim Bangsamoro. Usulan ini telah disetujui pada saat pemilihan lokal minggu lalu. Pulau ini juga basis grup Islam militan Abu Sayyaf. Dia disalahkan atas serangan teror yang melanda Filipina.

Pekan lalu para pemilih sepakat menerima wilayah otonom yang lebih kuat dari Filipina selatan. Harapannya, keputusan ini akan membawa kedamaian dan pembangunan setelah bertahun-tahun perang yang telah menelan korban dan mengakibatkan kemiskinan.

Disisi lain, Provinsi Sulu yang masih masuk kedalam area Jolo justru tidak menginginkan adanya wilayah baru. Pemerintah setempat mempertanyakan undang-undang yang menetapkan wilayah tersebut di hadapan Mahkamah Agung.

Lihat juga: Basuki Tjahaja Purnama Di Panggil Calon Istri Yeobo

Diluar suara Sulu, undang-undang menyatakan bahwa provinsi tersebut akan tetap dimasukkan dalam entitas politik baru karena para pemilih dari wilayah otonom saat ini mendukungnya secara keseluruhan.

Sementara itu dalam sebuah pernyataan, Menteri pertahanan Delfin N. Lorenza mengutuk pemboman dan mengatakan dia telah mengarahkan pasukan untuk mengamankan tempat-tempat ibadah dan ruang publik.

“Tetap tenang dan hindari menyebarkan kepanikan di komunitas kita masing-masing demi mencegah kemenangan terorisme,” kata Lorenzana.