Seputar Berita Terkini dan Terupdate SeIndonesia

Jokowi Kampanye di Manado, Pendukung Pasang Flashlight

Jokowi

Jokowi Kampanye di Manado, Pendukung Pasang <i>Flashlight</i> Calon presiden petahana nomor urut 01 Joko Widodo saat kampanye terbuka di Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (25/3/2019).

Manado, K24news.me Indonesia – Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo dijadwalkan tiba di Manado, Sulawesi Utara, pada pukul 18.45 Wita, Minggu (31/3). Namun malam ini Jokowi diperkirakan tidak menggelar kampanye terbuka karena kehadirannya telah melebihi batas waktu ketentuan KPU soal kampanye.

Sekretaris Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi-Ma’ruf Sulawesi Utara, Frangky Wongkar mengatakan Jokowi hanya akan menjalankan agenda kenegaraan.

“Tidak ada kampanye, tapi 9 partai pendukung dan masyarakat pendukung tetap akan menyambutnya,” ujar Frangky saat dihubungi CN, Minggu (31/3).

Lihat juga: AHY Banggakan Program Sosial SBY di Depan Prabowo

Frangky memperkirakan sekitar ribuan pendukung akan menunggu Jokowi di ruas jalan Ring Road. Mereka akan menyalakan lampu di ponsel masing-masing secara bersamaan ketika Jokowi melintasi jalan tersebut.

“Para pendukung akan menyalakan flashlight secara bersama-sama saat Jokowi lewat. Flashlight dinyalakan dari cahaya handphone atau senter handphone,” kata Frangky.

Ajakan menyambut Jokowi dengan flashlight juga beredar di media sosial.

Malam ini Jokowi dijadwalkan akan memberi pengarahan kepada peserta Konferensi Gereja dan masyarakat PGI. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu akan bermalam di Manado dan berencana melanjutkan perjalanan pada Senin (1/4) pagi.

Lihat juga: 10 Years Challenge, Siasat Komunikasi Ma’ruf dengan Milenial

AHY Banggakan Program Sosial SBY di Depan Prabowo

Prabowo Subianto

Prabowo Subianto bersama Komandan Kogasma Demokrat AHY.

Bandung, K24news Indonesia – Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) membanggakan 10 tahun kepemimpinan ayahnya, Susilo Bambang Yudhoyono di hadapan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto.

Saat menyampaikan orasi politik di Stadion Sidolig, Kota Bandung, Jawa Barat, AHY menyampaikan beberapa hasil kerja SBY selama 10 tahun menjabat sebagai presiden.

“Bantuan Langsung Tunai (BLT) masih perlu? Masih ingat dengan Batuan Operasional Sekolah (BOS)? Masih ingat beasiswa miskin? Kredit Usaha Rakyat? Ada subsidi listrik, pupuk, masih ingat?” kata AHY di Lapangan SIdolig saat berorasi di hadapan relawan dalam kegiatan kampanye akbar, Bandung, Jawa Barat, Kamis (28/3).

Pernyataan itu pun langsung disambut koor ‘ingat’ oleh masyarakat yang hadir di lokasi.

Lihat juga: 10 Years Challenge, Siasat Komunikasi Ma’ruf dengan Milenial

AHY menambahkan, jika ke depannya Demokrat bisa kembali ke pemerintahan maka program-program tersebut bukan tidak mungkin akan kembali dihadirkan.

Tidak cuma soal program Demokrat, AHY juga menyebut program-program Prabowo-Sandi yang dicanangkan juga mudah direalisasikan jika keduanya terpilih di Pilpres 2019.

“Jika kami kembali masuk pemerintahan nasioanal, program pro rakyat bisa diwujudkan dan di bawah kepemimpin Prabowo Subianto, kalau masih dirasakan perlu jangan salah pilih. Pilih 02 dan Demokrat nomor 14. Kami akan yakinkan akan wujudkan untuk rakyat,” kata dia.

Lihat juga: Cerita Agum Gumelar Soal SBY Ikut Teken Pemecatan Prabowo

Dalam kesempatan itu, AHY juga menyampaikan salam dan doa yang dihaturkan langsung oleh SBY, ayahnya yang juga Presiden ke-6 RI dan Ani Yudhoyono, untuk masyarakat Bandung.

“Saya sampaikan salam hormat dan kangen dari Pak SBY, masih ingat? Masih ingat sama Bu Ani? Salam dari beliau berdua. Dengan doa agar orang Bandung sehat murah rezeki dan baik hidupnya,” kata dia.

Prabowo dan AHY hari ini tengah melakukan kampanye akbar bersama di Bandung, Jawa Barat. Keduanya sama-sama

10 Years Challenge, Siasat Komunikasi Ma’ruf dengan Milenial

10 Years Challenge
Ma'ruf Amin
Istilah 10 Years Challenge dan DUDI dianggap sebagai strategi Ma’ruf yang berupaya mengubah citra ‘tua’ sekaligus memudahkan pemilih muda mengingat gagasannya.

Jakarta, K24news.me Indonesia – Calon wakil presiden 01 Ma’ruf Amin melontarkan 2 istilah, yakni DUDI dan 10 Years Challenge ketika berdebat dengan cawapres 02 Sandiaga Uno dalam debat cawapres Pilpres 2019, Minggu (17/3).

Istilah DUDI diucapkan Ma’ruf saat mengulas gagasannya tentang dana riset yang ditanyakan oleh Sandiaga. DUDI merupakan istilah Dunia Usaha-Dunia Digital. Sementara #10YearsChallenge, disampaikan ketika membicarakan soal ketenagakerjaan.

Pengamat politik Universitas Padjajaran Firman Manan menilai Ma’ruf tidak sedang berupaya mengubah citra ‘tua’ yang melekat pada dirinya lewat penggunaan istilah DUDI dan #10Yearschallenge. Menurutnya, Ma’ruf hanya memudahkan pemilih untuk mengingat gagasannya lewat istilah tersebut.

“Dua istilah itu lebih kepada upaya menanamkan agar pemilih itu, ya termasuk pemilih milenial, bisa dengan mudah melakukan recall, mengingat kembali apa sih gagasan kiai Ma’ruf,” ujar Firman kepada CNN, Senin (18/3).

Lihat juga: Cerita Agum Gumelar Soal SBY Ikut Teken Pemecatan Prabowo

Firman menuturkan penggunaan istilah untuk sebuah gagasan lebih mudah diingat ketimbang panjang lebar disampaikan. Gagasan yang sulit diingat, kata dia, juga tidak akan direspon positif oleh pemilih.

Terkait gagasan ketenagakerjaan dengan mengaitkan istilah #10YearsChallenge, Firman menilai hal itu bisa menarik perhatian pemilih milenial. Sebab, istilah #10YearsChallenge populer dikalangan milenial mesti tidak ada hubungannya dengan soal pendidikan atau riset.

“Jadi saya pikir strategi yang relatif baik juga. Itu kan cara menyampaikan pesan, gagasan, ide agar mudah diingat,” ujar Firman.

Fiman menilai Ma’ruf secara umum lebih unggul dalam debat melawan Sandi. Dia melihat Ma’ruf tidak hanya memperlihatkan dirinya sebagai ulama, melainkan sebagai calon pemimpin yang memiliki pemahaman, gagasan, dan kemampuan berkomunikasi yang baik.

“Kalau Sandiaga Uno kita sudah kenal, relatif memang seperti itu. Sehingga kalau melihat itu, kiai Ma’ruf sedikit lebih unggul dibanding Sandiaga Uno,” ujarnya.

Lihat juga: Jokowi: Hasil Survei Di Jabar Sudah Menang, Tapi Tipis Banget

Senada, Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun mengatakan Ma’ruf berhasil membantah persepsi orang yang menilainya tua. Pertama, dia melihat Ma’ruf mampu tampil prima selama beberapa jam berdebat dengan Sandiaga yang usianya jauh lebih muda.

“Kedua, beliau ingin menunjukkan memang betul orang tua, tetapi yang bia diterima oleh anak muda. Makanya dia banyak menggunakan istilah DUDI dan #10YearsChallenge,” ujar Rico kepada CNN.

Meski tampil di luar dugaan, dia mengatakan Ma’ruf tidak bisa dinilai unggul secara umum dalam debat cawapres. Sebab, dia melihat Sandiaga lebih baik dalam mempresentasikan gagasannya ketimbang Ma’ruf.

Lihat juga: Ditolak, Rocky Gerung Tetap Akan Menggelar TalkShow Di Jember

Dia melihat Sandi lebih demonstratif dalam presentasi, salah satunya ketika membantah kartu sakti baru Joko Widodo. Sandi tidak hanya menekankan kata-kata sebagaimana yang dilakukan Ma’ruf.

“Kiai Ma’ruf ini kekuatan pilihan kata dan diksinya seperti menggunakan kalimat bahasa arab, mengutip hadist, kaidah fiqih itu kan kuat sekali dia lebih memilih menggunakan kata-kata,” ujarnya.

“Jadi kalau presentasi Sandi lebih unggul. Tapi bisa jadi cara orang menilai Kiai Ma’ruf ini berbeda karena melihat dia sudah sepuh tapi mampu menandingi (Sandi),” ujar Rico menambahkan.

Cerita Agum Gumelar Soal SBY Ikut Teken Pemecatan Prabowo

Agum Gumelar

Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Agum Gumelar. (

Jakarta, K24News Indonesia – Dewan Pertimbangkan Presiden Agum Gumelar mempertanyakan sikap politik koleganya, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono yang mendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2019. Hal itu terungkap dalam sebuah diskusi yang direkam dan diunggah oleh Ulin Ni’am Yusron di akun Facebooknya, Senin (11/3).

Agum dan SBY adalah mantan jenderal TNI yang pernah menjadi anggota Dewan Kehormatan Perwira (DKP). DKP dibentuk pada 1998 oleh Panglima ABRI saat itu, Jenderal Wiranto juga mengusut kasus penghilangan paksa sejumlah aktivis yang menyeret Prabowo selaku Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus kala itu.

Lihat juga: Jokowi: Hasil Survei Di Jabar Sudah Menang, Tapi Tipis Banget

Dalam rekaman diskusi tersebut Agum mengkritik dukungan SBY kepada Prabowo. Pasalnya, kata Agum, SBY termasuk salah satu dari 7 anggota DKP yang ikut mendatangani surat rekomendasi berisi pemecatan terhadap Prabowo.

“Tanda tangan semua. Soebagyo HS tanda tangan. Agum Gumelar tanda tangan, SBY tanda tangan. Yang walaupun sekarang ini saya jadi heran, ini yang tanda tangan rekomendasi kok malah sekarang mendukung. Tidak punya prinsip itu orang,” kata Agum dalam sebuah diskusi yang diunggah Ulin Yusron.

Selain SBY dan Agum, DKP juga beranggotakan jenderal lain seperti Letjen Djamari Chaniago, Letjen Fachrul Razi, Letjen Yusuf Kartanegara, Letjen Arie J Kumaat, serta Jenderal Subagyo Hadi Siswoyo sebagai Ketua DKP.

Agum mengatakan sebelum keluar rekomendasi pemberhentian Prabowo, DKP telah melakukan kerja penyelidikan selama 1 bulan.

“Dari hasil pemeriksaan mendalam ternyata didapat fakta, bukti, bahwa dia telah melakukan pelanggaran HAM berat,” kata Agum.

Lihat juga: Pakde Karwo Nilai Andi Arief Elegan Mundur Dari Wasekjen PD

Agum menuturkan rekomendasi itu ditandatangani oleh semua anggota DKP. Hal tersebut ditegaskan Agum sebagai fakta yang tidak bisa dihapus.

“Siapa yang bisa menghapus ini? Sampai sekarang Amerika, Inggris, Australia, no for Prabowo. Tidak bisa masuk ke Amerika, tidak bisa masuk ke Inggris. Ini fakta bukan black campaign. Kalau black campaign itu tidak didukung oleh data,” kata Agum.

“Jadi saya ingin kenapa kok jadi lupa semua?” ujarnya menambahkan.

Agum berkata bangsa yang besar adalah bangsa yang mengenali sejarahnya. Hal itu juga berlaku bagi satu kesatuan, yakni Kopassus. Kata dia, satuan yang besar adalah yang anggotanya mengerti sejarah Kopassus.

Lihat juga: Ditolak, Rocky Gerung Tetap Akan Menggelar TalkShow Di Jember

Dia melanjutkan dalam sejarah Kopassus telah memiliki 31 komandan jenderal. Dari jumlah itu hanya 1 orang saja yang diberhentikan dari dinas militer.

“Ini terlupa. Jadi kalau buat saya aneh bin ajaib kalau dia jadi presiden. Kalau buat saya ya, tahu kalau buat Anda-anda,” kata Agum.

Sebelumnya, Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Anzhar Simanjuntak, menyatakan tidak pernah ada 1 bukti atau pengadilan mana pun yang menyatakan Prabowo berkaitan dengan kasus HAM masa lalu.

“Tidak pernah, tidak pernah ada pengadilan mana pun yang menyatakan [Prabowo langgar HAM], itu kan isu yang memang selalu diangkat setiap 5 tahun, tapi tidak pernah ada bukti,” ujarnya.

Jokowi: Hasil Survei Di Jabar Sudah Menang, Tapi Tipis Banget

Jokowi optimistis

Jokowi optimistis bisa membalikkan keadaan di Jawa Barat setelah pada Pilpres 2014 lalu dikalahkan Prabowo di Tanah Pasundan.

Jakarta, K24News IndonesiaPresiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan hasil survei internal dirinya bersama Ma’ruf Amin sudah unggul dari pasangan Prabowo SubiantoSandiaga Uno di wilayah Jawa Barat. Namun Jokowi mengakui keunggulan atas pasangan Prabowo-Sandi masih sangat tipis.

Hal tersebut disampaikan Jokowi kepada para Relawan Balad Jokowi dalam acara parahyangan Bersatu, di Vila Istana Bunga, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Minggu (10/3).

“Kalau kita lihat, hasil survei sekarang itu sudah lewat. Alhamdullilah sudah menang tapi tipis banget. Tugas kita semuanya agar itu jadi kemenangan yang tebel banget,” kata Jokowi disambut riuh para relawan.

Jokowi tidak menjelaskan secara rinci hasil survei internal yang dia singgung. Hal itu disampaikan Jokowi untuk merespons hasil sejumlah lembaga survei yang belakangan masih mengunggulkan Prabowo di Jawa Barat.

Lihat juga: Pakde Karwo Nilai Andi Arief Elegan Mundur Dari Wasekjen PD

Jokowi menyadari pada pemilihan presiden (Pilpres) 2014 dirinya kalah di Jabar. Saat itu, kata calon presiden nomor 01 pihaknya hanya memperoleh 40,22% suara, sementara pihak lawan Prabowo-Hatta mendapat 59,78% suara.

Namun Jokowi optimistis pihaknya bisa memang di Tanah Pasundan pada Pilpres 2019. “Saya yakin di 17 April kita akan memenangkan Provinsi Jawa Barat, atas Izin Allah,” ujarnya yang mengenakan ikat kepala khas Sunda warna Hitam.

Lihat juga: Ditolak, Rocky Gerung Tetap Akan Menggelar TalkShow Di Jember

Ajak Relawan Lawan Hoaks

Jokowi lebih lanjut mengajak para relawan untuk berani melawan hoaks alias kabar bohong serta fitnah yang disebarkan kepada masyarakat. Menurutnya, hoaks dan fitnah saat ini tidak hanya disebar lewat media sosial, tetapi juga dari pintu ke pintu.

“Jangan sampai, coba dilihat di media sosial isinya hoaks, tidak hanya di dunia maya, sekarang dari pintu ke pintu” kata Jokowi.

Lihat juga: Ali Mochtar Ngabalin Mengaku Salat 2 Rakaat Dengar Andi Arief Ditangkap

Jokowi meminta para relawannya untuk cepat menangkis hoaks dan fitnah dengan cepat. Mantan gubernur DKI Jakarta itu juga meminta kepada relawan tidak takut melawan hoaks dan fitnah yang terus disebarkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

“Jangan takut lawan yang namanya hoaks, kabar fitnah, kabar bohong, harus kita lawan. Kalau tidak kita lawan dipikir kita takut. Harus dijelaskan dengan fakta-fakta, harus dijelaskan dengan data-data.” ujarnya.

Prediksi Fahri Hamzah: Prabowo Menang, PKS Gagal Ke Senayan

Fahri Hamzah

Fahri Hamzah memprediksi Prabowo menang Pilpres 2019 berkat kekuatan arus bawah, sementara PKS gagal memenuhi ambang batas syarat lolos ke parlemen.

Jakarta, K24News Indonesia – Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah memprediksi nasib pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akan berbeda di Pemilu 2019.

Menurutnya, Prabowo-Sandi akan memenangkan kontestasi Pilpres 2019, sedangkan PKS gagal memenuhi syarat ambang batas parlemen sebesar 4% yang diwajibkan di Pileg 2019 sehingga tidak lolos ke Senayan.

“Ya (PKS) tidak bakal lolos, berat. Meskipun saya percaya Prabowo menang karena arus bawah. Tapi PKS berat,” kata Fahri di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Senin (4/4).

Fahri menilai hal itu bisa dilihat dari cara elite PKS dalam mengelola partai. Menurutnya, kepemimpinan di PKS saat ini tidak mampu menyelesaikan sejumlah masalah, salah satunya yang terjadi di DKI Jakarta.

“Ngurus DKI saja enggak beres, banyak masalah. Yang enggak sanggup kerjakan, akhirnya mecat-mecatin orang. Sekarang bagaimana saya mau prediksi PKS lolos threshold? Sementara menjelang pemilu ini dia lakukan 2 hal,” ujar Fahri.

Lihat juga: Rocky Gerung: Pers Manipulasi Kegagalan Pemerintah

Fahri mencatat terdapat 2 hal yang dilakukan oleh pemimpin PKS saat ini yang berpotensi mematahkan semangat para calon anggota legislatif (caleg).

Pertama, seluruh caleg diminta menandatangi surat pengunduran diri dengan tanggal kosong. Sedangkan yang kedua, para untuk menandatangi keesetiaan ulang terhadap PKS.

Fahri pun mengaku bingung mengapa harus ada syarat seperti itu. Menurutnya, hal tersebut bisa mematahkan semangat para caleg.

Terpisah, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid (HNW) tidak mau berkomentar mengenai surat pengunduran diri tanpa tanggal.

“Saya tidak komentar tanggal pendapat Beliau,” ujar HNW.

Lihat juga: Soal Audit IT, Amien Rais Dinilai Tidak Paham Cara Hitung Suara

Berdasarkan hasil survei lembaga Lingkaran Survei Indonesia atau LSI Denny JA yang dilakukan pada 18-25 Januari 2019 terhadap 1.200 responden di 34 provinsi di Indonesia, PKS menduduki peringkat 7 dari 16 parpol peserta Pemilu 2019 dengan perolehan suara terbesar 4%.

Perolehan suara PKS disebut belum aman karena survei tersebut memiliki margin of error sebesar 2,8%, dengan kata lain perolehan suara PKS bisa bertambah atau berkurang 2,8 %.

Sementara elektabilitas Prabowo berdasar sejumlah survei belakangan masih berada di bawah Jokowi. Lembaga survei asal Australia, Roy Morgan, bahkan memprediksi Jokowi akan kembali melanjutkan kekuasaan 2 periode.

Lihat juga: Joko widodo : Logika Keluarga Uno Itu Dukungnya Ke Pak Sandi

Joko widodo : Logika Keluarga Uno Itu Dukungnya Ke Pak Sandi

Presiden Jokowi

Presiden Jokowi berharap dukungan dari Keluarga Uno bisa menghasilkan persepsi politik yang positif.

Jakarta, K24News Indonesia – Calon Presiden nomor urut 01, Joko widodo menyampaikan apresiasi atas dukungan yang diberikan oleh keluarga Uno.

Uno merupakan salah satu marga di Gorontalo. Nama itu juga merupakan nama belakang cawapres nomor urut 02, Sandiaga Uni yang juga berasal dari Gorontalo.

“Ya, logikanya kan harusnya keluarga Sandiaga Uno itu dukungnya ke Pak Sandi. Ya kalau ke saya, ya sangat terima kasih,” kata Jokowu kepada Media di Desa Motilango, Kabupaten Gorontalo, Jumat (1/3).

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengaku tidak tahu penyebab dukungan dari keluarga cawapres nomor urut 02, Sandiaga Uno, kepada dirinya.

Lihat juga: Erick Thohir Sebut Pidato Kebangsaan Jokowi Tidak Tiru Prabowo

Meski demikian Jokowi tidak mengelak bahwa dukungan tersebut dapat memberikan persepsi politik yang positif bagi dirinya dan Ma’ruf Amin.

“Ya tentu saja akan timbul sebuah persepsi yang baik saudara-saudara Pak Sandi malah dukung kita,” kata Jokowi terkait keuntungan dari dukungan itu.

Sebelumnya saat silaturahim Tim Kampanye Daerah dengan Jokowi pada Kamis Malam (28/2) kerabat Cawapres 02 Sandiaga Uni, Rudi Hartono Uno, menyampaikan dukungan kepada Jokowi.

Lihat juga: PDIP Safari Ke Lampung Perkokoh Dukungan Jokowi-Ma’ruf

Dia mengapresiasi kinerja Presiden petahana itu saat memimpin Indonesia selama hampir 5 tahun.

Indonesia akan menyenggarakan Pemilu pada 17 April 2019, antara lain memilih anggota legislatif dan presiden.

Terdapat 2 capres dan cawapres yakni nomor urut 01 Joko Widodo dan Ma’ruf Amin, serta nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

PDIP Safari Ke Lampung Perkokoh Dukungan Jokowi-Ma’ruf

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

Tangerang, K24news Indonesia – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menggelar safari kebangsaan di Lampung pada 1 hingga 3 maret 2019. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan safari kebangsaan dalam rangka memperkuat basis dukungan PDI dan pasangan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo-Ma’ruf Amin.

“Hari ini kami mengunjungi Lampung. Lampung adalah basis kekuatan Jokowi-Ma’ruf Amin sekaligus PDIP,” ujar Hasto di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Jumat (1/3).

Hasto mengatakan Sumatera, khususnya Lampung perlu disambangi karena merupakan wilayah pusat ekonomi baru.

Dia berkata Sumatera dalam kurun beberapa tahun ke depan diharapkan menjadi kawasan industri pertanian dan perkebunan, serta manufaktur. Sementara Jawa, Hasto mengatakan bakal menjadi pusat ekonomi jasa.

Lihat juga: Ratna Sarumpaet Acungkan 2 Jari Sebelum Memulai Sidang

“Karena itu di Lampung yang sudah dicanangkan pembangunan infrastruktur oleh Pak Jokowi. Kami datangi sebagai skala prioritas untuk memperkuat dukungan Pak Jokowi, Haji Ma’ruf Amin dan sekaligus PDIP Perjuangan,” ujarnya.

Dalam safari kali ini, Hasto menyampaikan akan berkonsolidasi dengan seluruh DPC PDIP di Lampung. Dia juga berkata akan berdialog dengan sejumlah tokoh, pesantren, petani,milenial, hingga kalangan perempuan selama bersafari.

Alasan Hasto menemui kalangan perempuan karena menjadi salah satu sumber utama kemenangan Jokowi di Pilpres 2014.

Lihat juga : PKS Sebut Cawagub DKI Mandek Karena Belum Diteken Prabowo

Hasto yang didampingi caleg PDIP Zuhairi Misrawi juga mengklaim bakal menyosialisasikan 3 kartu baru yang bakal diterbitkan Jokowi, yakni KIP Kuliah, Kartu Pra kerja, dan Kartu Sembako.

“Karena inilah pemerintahan yang hadir untuk rakyat. Inilah pemerintahan yang menunjukkan bahwa keberpihakan kepada rakyat,” ujar Hasto

Lebih dari itu, Hasto enggan membeberkan lebih awal target kemenangan pileg dan pilpres di Lampung. Namun, dia menyatakan dukungan bagi PDIP dan Jokowi-Ma’ruf menunjukkan tren positif.

Lihat juga: Erick Thohir Sebut Pidato Kebangsaan Jokowi Tidak Tiru Prabowo

Tren itu, Dia menambahkan salah satunya karena kebijakan Jokowi membangun Sumatera sebagaimana seharusnya.

Untuk diketahui, PDIP menjadi partai dengan perolehan suara terbanyak dalam Pileg 2014. PDIP mengantongi 711.346 suara. Sementara Jokowi-Jusuf Kalla meraup 53,07% suara mengalahkan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

Erick Thohir Sebut Pidato Kebangsaan Jokowi Tidak Tiru Prabowo

Jakarta, K24News Indonesia – Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin, Erick Thohir mengatakan pidato kebangsaan yang akan disampaikan Capres Nomor Urut 01 Joko Widodo tidak meniru pidato kebangsaan Capres Nomor Urut 02 Prabowo Subianto.

Diketahui, rencana pidato tersebut sempat disindir kubu Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga. BPN menilai langkah Jokowi pidato kebangsaan meniru Prabowo.

“Enggak, yang suka niru bukan kita kok. Saya rasa ini konvensi kebangsaan, di situ ada konvensi rakyat, optimis Indonesia maju, saya rasa beda,” ujar Erick di Jakarta, Sabtu (23/2).

Menurut Erick dalam pidato bertajuk ‘Konvensi Rakyat’ yang digelar di Sentul International Convention Center, Jawa Barat, pada Minggu (24/2) itu akan membeberkan sejumlah program baru yang dibawa oleh Jokowi-Ma’ruf.

Lihat juga: Peluk Dan Cium, Ungkapan Kangen Ahmad Dhani Pada Shafeeya

Erick mengatakan salah satu program yang bakal disampaikan adalah terkait dengan Sumber Daya Manusia.

“Pasti akan menekankan dengan yang tadi mengenai sumber daya manusia, di mana kita lihat pertumbuhan kita bagus, hasilnya bagus, tapi masih ada kebutuhan yang penting untuk pembangunan sumber daya manusia ke depan,” kata Erick.

Selain itu, Erick juga memamerkan kinerja pemerintah di bawah piminan Jokowi. Saat ini, kata Erick, dari segi SDM pemerintah telah membuka 10,4 juta pekerjaan.

“Menarik itu akan terus ditingkatkan, dipersiapkan. Jangan sampai nanti kita ribut2 2019, 2024 ke atas kita tidak siap atas perubahan yang terjadi di dunia,” ujarnya.

Lihat juga: Rocky Gerung Bukan Pro Prabowo, Tapi Bertekad ‘Gulung Karpet Istana’

“Karena kita harus mempersiapkan hampir 104 juta lapangan kerja, di mana 37 juta milenials, 67 juta switching jobs,” katanya.

Sebelumnya juru Bicara BPN Andre Rosiade menyindir pidato kebangsaan yang akan dilakukan Jokowi. Menurut dia, Jokowi mengikuti langkah Prabowo yang sudah menggelar pidato kebangaan terlebih dahulu.

Rocky Gerung Bukan Pro Prabowo, Tapi Bertekad ‘Gulung Karpet Istana’

Rocky Gerung

Pengamat politik Rocky Gerung mengaku bukan pro Prabowo, cuma ingin 'menggulung karpet istana'.

Jakarta, K24news Indonesia – Akademisi dan pengamat politik Rocky Gerung menegaskan tidak pro terhadap calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto, meski mengaku sama-sama oposisi. Alih-alih memberi perlakuan khusus dengan menggelar ‘karpet merah’ untuk Prabowo, Rocky mengaku sikapnya saat ini hanya hendak ‘menggulung karpet istana’.

Hal itu disampaikan Rocky dalam kuliah umum bertajuk ‘Berpolitik dengan Akal dan Nalar’ yang digelar di Halaman ADITV, Yogyakarta, yang disiarkan secara langsung secara online, pada Jum’at (22/02).

Lihat juga: Leeteuk ‘SUJU’ Akui ‘Deg-degan’ Bisa Duet Dengan Rossa

“Kalau saya dituduh pro Prabowo, saya enggak. Saya oposisim kenapa mesti dihubungkan? Saya tidak akan menggelar karpet merah untuk Prabowo, karena dia punya banyak karpet dan warnanya macam-macam, tapi saya akan menggulung karpet istana,” ujar Rocky.

Dalam acara tersebut, tampil pula tokoh politik kubu oposisi sekaligus politikus senior PAN Amien Rais. Moderator acara adalah putrinya, Hanum Salsabiela Rais.

Diketahui, kompetitor Prabowo di Pilpres 2019 merupakan capres nomor urut 01 Joko Widodo yang juga masih menjabat sebagai Presiden RI.

Politikus PAN Amien Rais
Politikus PAN Amien Rais ikut hadir dalam acara kuliah umum Rocky Gerung, di Yogyakarta.

Rocky kemudian mengajak pihak yang hadir untuk mengerahkan usaha untuk ‘menggulung karpet istana’. selanjutnya.

“Energi hari ini sampai pelaksanaan Pemilu 2019 fokus kita gunakan untuk menggulung karpet yang sudah bau. Anda akan kaget nanti, dibawah karpet itu sebenarnya kolam butek yang ditutupi selama ini, itu yang saya sebut dengan black market of justice under carpet”, pungkasnya.

Lihat juga : Bakar Diri Keluarga Di Sukabumi Diduga Diawali Pembunuhan

Sebagai oposisi, Rocky juga menyinggung petahana yang dia anggap tidak bisa merespons kritik publik dengan cara yang elok. Rocky membandingkannya dengan salah 1 pahlawan nasional Agus Salim ketika menanggapi cibiran yang dilontarkan peserta dalam sebuah forum.

“Haji Agus Salim dalam 1 perdebatan politik, beliau memberikan ceramah, lalu ada pengganggu dari ujung sana menirukan suara kambing. Dia tidak bilang sudah upload. Dia bilang saudara panitia, setahu saya, saya diundang di forum manusia, kenapa ada binatang di ujung sana,” tuturnya.

“Itu datang dari kecerdasan. Sehingga makhluk penggangu tadi pelan-pelan pulang,” imbuh Rocky.

Kasus Hukum 2 Kubu

Rocky menilai kemampuan dalam merespons kritik secara cerdas tidak dimiliki pemimpin saat ini.

“Kalau sekarang, barusan dikritik sedikit, sang penguasa langsung muncul di media untuk klarifikasi. Tidak punya kemampuan mengembangkan imajinasi bagaimana berdebat, berpolitik yang baik,” kata Rocky.