Seputar Berita Terkini dan Terupdate SeIndonesia

Pemimpin Oposisi Venezuela Hadiri Konser Kemanusiaan

Juan Guaido

Juan Guaido hadir di konser kemanusiaan di Venezuela.

Jakarta, K24News IndonesiaPemimpin oposisi Venezuela, Juan Guaido menghadiri konser kemanusiaan yang digelar di perbatasan Kolombia, Jumat (22/2). Konser yang dihadiri ribuan orang itu merupakan bentuk dorongan agar bantuan segera diberikan sehingga krisis kemanusiaan berakhir.

Kedatangan Guaido bisa dibilang sebagai kejutan karna dia tidak diprediksi hadir. Apalagi pemerintah menyerukan larangan resmi baginya untuk meninggalkan Venezuela dan menghadiri konser di Kolombia yang diselenggarakan oleh pebisnis Inggris, Richard Branson itu.

Branson yang juga pemilik Virgin Air itu berharap bisa mengumpulkan dana bantuan kemanusiaan sampai sekitar US$100 juta selama 60 hari kedepan, lewat konser bertajuk ‘Venezuela Aid Live’ dan donasi visa internet.

Lihat juga: Krisis Venezuela: Polemik Bantuan Asing, Presiden Maduro Tutup Perbatasan Dengan Brasil

Selama ini bantuan terus terkucur dari mana-mana, namun tertahan di Kolombia dan Brasil karena kebijakan Presiden Venezuela.

Nicolas Maduro sang presiden memblokade segala bantuan, termasuk makanan yang masuk. Yang terbaru, Kamis (21/2) kemarin dia memerintahkan agar perbatasan Brasil ditutup. Maduro juga menyebut Amerika Serikat tengah merencanakan intervensi militer terhadapnya.

Branson menyebut ada sekitar 300 ribu warga Venezuela yang membutuhkan makanan dan obat-obatan setelah bertahun-tahun berada dalam krisis, bahkan malnutrisi.

Lihat juga: Krisis Venezuela: Guaido Janji Salurkan Bantuan Kemanusiaan, Maduro Bersikukuh Menolaknya

“Kita harus menembus kebuntuan, mengakhiri krisis kemanusiaan,” ujar Branson kepada khalayak yang menghadiri konsernya, sebelum seorang penyanyi Venezuela memulai aksi.

Konser itu tidak hanya diselenggarakan di perbatasan Venezuela-Kolombia, tetapi juga disiarkan di internet, termasuk lewat YouTube. Penampilannya termasuk penyanyi Luis Fonsi yang beberapa waktu lalu terkenal lewat Despacito. Presiden Kolombia Ivan Duque, Presiden Chili Sebastian Pinera dan Presiden Paraguay Mario Abdo dijadwalkan menutup konser.

Perwakilan Amerika Serikat, Elliott Abrams juga hadir dalam konser Jumat kemarin. Dia bergabung dengan pesawat yang membawa bantuan makanan dan obat-obatan. Kehadirannya pun mewakili tekanan internasional terhadap Maduro. Dia berkomentar soal kondisi Venezuela.

Lihat juga: Pembelot Maduro: 90 Persen Militer Venezuela Sengsara

“Kemanusiaan dan kondisi sosial ekonomi di Venezuela saat ini sangat buruk. Ada kebutuhan yang sangat tinggi untuk makanan, barang-barang pokok, dan masyarakat internasional merespons itu,” ujarnya, seperti dikutip dari AFP.

Krisis makanan dan tertahannya bantuan sampai mengakibatkan kematian. Beberapa saat sebelum konser, diberitakan AFP, seorang perempuan dan suaminya terbunuh di perbatasan Brasil. Mereka, bersama anggota komunitas Pemon berusaha mencegah prajurit Venezuela ‘menyentuh’ bantuan makanan untuk mereka. Belasan orang luka dalam kejadian itu.

Maduro juga mengadakan konser tandingan, dengan menampilkan artis-artis dari Venezuela dan Kuba. Konser Maduro dimulai beberapa jam setelah konser yang digagas Branson. Lokasinya juga tidak jauh, hanya beberapa ratus meter dari konser Branson.

Venezuela
Bantuan untuk Venezuela menumpuk.

Maduro sendiri tidak terlihat dalam konser yang digagasnya itu. Konser pun terlihat lebih sepi, hanya dihadiri sekitar 2.500 orang.

Militer AS Sebut Tentara Venezuela Kelaparan

Maduro

Pemimpin Komando Selatan AL AS menyebut tentara Venezuela kelaparan layaknya masyarakat negara itu yang kini masih menghadapi krisis ekonomi berkepanjangan.

Pemimpin Komando Selatan (SOUTHCOM) Angkatan Laut Amerika Serikat, Craig Faller, menyebut tentara Venezuela kelaparan layaknya masyarakat negara itu yang kini masih menghadapi krisis politik dan ekonomi berkepanjangan.

“Anggota tentara kelaparan sama seperti populasi (penduduk Venezuela),” kata Faller saat bersaksi di depan Komite Angkatan Bersenjata Senat pada Kamis (7/2).

Faller mengatakan dirinya telah mengunjungi perbatasan Kolombia-Venezuela, dimana kapal medis USNS Comfort memberi pertolongan kemanusiaan.

Lihat juga: Presiden Maduro Peringatkan Soal Perang Saudara Di Venezuela

Merujuk pada kondisi tentara Venezuela, dia mengklaim melihat “sejumlah personel” yang kehilangan berat badan sebanyak 13,5 kilogram dalam waktu setahun.

“Mereka sangat kurus, mereka tidak pernah memperhatikan kesehatan medis mereka. Kami pikir kondisi ini mempengaruhi sejumlah besar populasi dan kami anggap rakyat siap untuk mendapat pemimpin baru,” kata Faller.

Faller juga menyebut militer Venezuela “pasukan yang tergedradasi” atau “terhina”. Meski begitu, kesetiaan militer Venezuela terhadap Presiden Nicolas Maduro, katanya, patut diwaspadai.

Lihat juga: Venezuela Pemimpin Oposisi Dilarang Ke Luar NegeriĀ 

Menurut Faller, AS hingga kini masih terus memantau Venezuela secara ketat dan siap menjaga misi diplomatik. Serta personel militer lainnya yang masih berada di negara Amerika Latin itu “jika dibutukan”.

Meski Presiden Donald Trump menyatakan intervensi militer ke Venezuela menjadi opsi, Faller mengatakan pihaknya masih terus mendukung upaya diplomatik dalam menangani krisis.

Dia mengatakan Washington tengah menunggu tanda kesetiaan militer terhadap Maduro “retak tanpa menjelaskan lebih detail.

Krisis politik Vemezuela semakin pelik terutama setelah Presiden Majelis Nasional, Juan Guaido. Mendeklarasikan diri sebagai pemimpin interim Venezuela dan menantang rezim Maduro.

Sejak itu, kepemimpinan Maduro terus berada di tengah tekanan lantaran puluhan negara barat dan Amerika Latin berbondong-bondong mendukung Guaido sebagai pemimpin sah venezuela.

Meski tertekan, Maduro masih mendapatkan dukungan setia dari militernya dan sejumlah negara sekutu seperti Kuba, Rusia, China, hingga Turki.