Seputar Berita Terkini dan Terupdate SeIndonesia

Tekan Maduro, AS Jatuhkan Sanksi untuk Menlu Venezuela

Nicolas Maduro

Presiden Nicolas Maduro (REUTERS/Eduardo Munoz)

Jakarta, CNN Indonesia — Pemerintah Amerika Serikat menjatuhkan sanksi untuk Menteri Luar Negeri Venezuela Jorge Arreaza dan seorang hakim Carol Padilla. Sanksi itu dijatuhkan terkait kasus korupsi dalam Pemerintahan Presiden Venezuela Nicholas Maduro.

Arreaza dan Padilla menjadi sasaran dalam putaran terakhir sanksi AS terhadap Pemerintahan Maduro atas krisis Venezuela. Keduanya masuk daftar hitam otoritas AS.

Sanksi tersebut ditujukan untuk meningkatkan tekanan pada Maduro dan sejumlah pejabat tinggi di pemerintahannya.

Lihat juga: Israel Desak Warganya Hengkang dari Sri Lanka Usai Bom Paskah

Sanksi itu juga menjadi pengingat bagi pihak pemerintahan Maduro bahwa AS tak akan tinggal diam dengan setiap apa yang dilakukan. Sebelumnya, Venezuela menahan ajudan pemimpin oposisi Juan Guaido, Roberto Marrero, sejak Maret. Sanksi menjadi bentuk konsekuensi.

“Jika Nicolas Maduro dan mereka yang bersekutu dengan dia terus menghukum dan melakukan intimidasi terhadap pemerintah Venezuela yang sah, AS akan merespons,” tulis pemerintah AS, dikutip dari Reuters.

Kementerian Luar Negeri Venezuela menolak sanksi yang disebutnya ilegal. “Dengan langkah ini, pemerintahan Trump berusaha membungkam suara Venezuela di dunia,” tulis kementerian.

Arreaza merupakan salah satu tokoh penting dalam pemerintahan Maduro. Dia juga diketahui menyetujui penahanan Marrero. 

Guaido, yang didukung AS, berpendapat bahwa pemilihan kembali Maduro pada 2018 tidak sah. Dia pernah mengajukan ke Mahkamah Konstitusi untuk menyatakan dirinya sebagai presiden sementara. Hal itu dianggap Maduro sebagai upaya kudeta.

Lihat juga: Pemberontak Irlandia Utara Tanggung Jawab Pembunuhan Jurnalis

Washington menyalahkan Maduro atas keruntuhan ekonomi Venezuela. Pemerintahan Trump mengakui Guaido sebagai presiden sementara Amerika Selatan dan meminta Maduro mundur.

“Amerika Serikat tidak akan tinggal diam dan menyaksikan rezim Maduro yang tidak sah membuat rakyat Venezuela kelaparan,” ujar Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin.

AS akan terus menargetkan orang-orang dalam lingkaran Maduro, termasuk mereka yang ditugaskan untuk melakukan diplomasi atas nama rezimnya.

Krisis Listrik, 15 Pasien Di Venezuela Meninggal Dunia

Venezuela

Ilustrasi krisis listrik di Venezuela.

Jakarta, K24News Indonesia – Sebanyak 15 orang pasien penyakit ginjal tahap lanjut di Venezuela meninggal dunia setelah tidak mampu melakukan cuci darah atau dialisis akibat pemadaman listrik yang terjadi di negara tersebut.

Lembaga swadaya masyarakat bidang kesehatan Codevida menyampaikan hal tersebut kepada media, Sabtu (9/3) waktu setempat.

“Antara kemarin dan hari ini, ada 15 orang meninggal karena kurang dialisis,” kata Fransisco Valencia, direktur Codevida.

“Situasi bagi orang dengan gagal ginjal amatlah sulit, kritis, kita membicarakan tentang 95% unit dialisis, yang kini hampir nyaris 100% lumpuh, karena pemadaman listrik,” lanjutnya.

Lihat juga; Pemerintah Inggris Dikecam Pasca Kematian Bayi Pasangan ISIS

Dia menyebutkan ada lebih dari 10 ribu orang bergantung pada kegiatan cuci darah ini di seluruh penjuru Venezuela.

Masyarakat Venezuela sejak Kamis (7/3) malam telah merasakan pemadaman listrik terburuk yang pernah melanda negara penghasil minyak tersebut.

Venezuela
Venezuela Dilanda Krisis Listrik sejak Kamis (7/3).

Pemerintahan Presiden Nicolas Maduro menyebut ada upaya sabotase setelah Venezuela gelap gulita karena listrik tiba-tiba padam.

“Mereka menyabotase generator pusat. Ini adalah bagian dari perang listrik dengan negara. Kami tidak akan membiarkannya,” demikian pernyataan perusahaan listrik negara, CORPOELEC, melalui akun Twitter resmi mereka.

Maduro juga mengatakan kepada para pendukungnya di Caracas bahwa hampir 70% aliran listrik di negara itu telah berhasil dipulihkan. Namun, sambungnya, saat itu serangan siber baru tiba.

Lihat juga: Hina Islam Di Media Sosial, Warga Malaysia Dipenjara 10 Tahun

“Kami menerima pada tengah hari serangan siber lain yang menyerang generator-generator yang bekerja dengan sempurna dan mengganggu serta merusak apa yang telah kita capai,” ucap Maduro, Sabtu (9/3).

Di sisi lain, Amerika Serikat berada di balik kepresidenan oposisi interim Juan Guaido. Dia diakui sebagai presiden interim Venezuela bagi lebih dari 50 negara di dunia.

Listrik di Venezuela kerap kali padam karena kekurangan investasi pemerintah di bidang insfrastruktur. Pemerintah sering menuding ada upaya sabotase, tapi tidak pernah menyebut pihak yang mereka anggap sebagai dalangnya.

Tahun lalu, Maduro meminta angkatan bersenjata menjaga generator di Guri, tapi listrik tetap sering padam.

Amarah warga dilaporkan cepat tersulut jika ada pemadaman listrik karena kehidupan sehari-hari mereka sangat berat di tengah krisis ekonomi dalam beberapa tahun belakangan.

Krisis Venezuela: Dari Rusia Sampai Turki, Mengapa Banyak Negara Mengamati Nasib Presiden Maduro?

Krisis Venezuela

Krisis Venezuela mendapatkan banyak perhatian dunia.

Sejak pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido menyatakan diri sebagai presiden sementara – langkah yang mendapatkan dukungan sepenuhnya dari Amerika Serikat – lebih dari 50 negara mengikutinya dan berjanji mendukungnya.

Venezuela, K24News Indonesia – Tetapi presiden sosialis Venezuela Nicolas Maduro masih memiliki sejumlah teman di dunia, termasuk negara yang jauh tanpa hubungan sejarah atau perdagangan dengan negara Amerika Latin ini.

Dalam beberapa kasus, perdebatan Maduro-Guaido mengungkapkan perpecahan di dalam pemerintah, seperti yang kita saksikan di Italia, dimana anggota koalisi konflik karena pemimpin Venezuela yang mereka dukung.

Tetapi lebih dari itu, adalah negara-negara yang hubungannya tidak baik dengan AS yang mengikuti perkembangan dengan seksama.

Dan kelompok inilah yang berkembang pesat dalam puluhan terakhir.

Apa yang membuat Venezuela menarik perhatian begitu besar?

Lihat juga: Saling Menguatkan, Keluarga Korban MH 370 Bertemu Tiap Tahun

Investasi Cina

Kekhawatiran utama Cina terkait dengan Venezuela sepertinya diwakili 11 angka dalam dolar Amerika.

Cina diyakini meminjamkan lebih dari US$50 miliar atau Rp704 triliun kepada pemerintah Venezuela.

Pada kenyataannya, sejumlah pengamat memperkirakan investasi Beijing di negara Amerika Selatan tersebut melebihi US$67 miliar atau Rp943 triliun.

Di saat di mana banyak pihak meragukan kemampuan Venezuela membayar utang, Cina menjadi kreditor terbesar pemerintah Maduro.

Tetapi hal ini membuat pejabat Cina menjadi bagian dari kelompok yang paling dirugikan jika Venezuela gagal membayar.

Venezuela
Venezuela diyakini berutang kepada Cina sebesar US$16 miliar atau Rp225 triliun.

Meskipun demikian, Venezuela diperkirakan telah membayar sebagian besar utang ke Cina.

Carlos de Sousa, ahli Amerika Latin di Oxford Economics, mengatakan kepada BBC bahwa Venezuela masih berutang paling tidak US$16 miliar atau Rp225 triliun kepada investor Cina.

Keputusan Cina untuk berinvestasi bersifat strategis, menurut Carlos de Sousa. “Venezuela adalah negara dengan cadangan minyak terbesar yang telah terbukti di dunia,” katanya. “Masuk akal bagi Cina untuk berinvestasi di Venezuela guna mengamankan sumber minyak, yang diperlukan untuk menopang pertumbuhan ekonomi Cina.

Tetapi sepertinya terdapat ketidaknyamanan terkait berbagai pinjaman.

Lihat juga: Mantan Pengacara Sebut Menyesal Sembunyikan Aib Trump

Ragu Dan Tidak Mengambil Keputusan

Russ Dallen, dari bank investasi Caracas Capital Markets, mengatakan kepada televisi CNBC minggu lalu bahwa Cina khawatir pihak oposisi Venezuela tidak mengakui utang selama masa mantan Presiden Hugo Chavez atau menemukan ‘cacat hukum’ sehingga tidak akan membayar kembali.

Juan Guaido berusaha menepis keraguan tersebut.

“Pemerintah kami akan berusaha keras untuk menghormati kewajiban internasional kami,” katanya dalam wawancara dengan koran Cina, South China Morning Post pada permulaan bulan Februari. “Semua kesepakatan yang ditandatangani dengan Cina akan dihormati.”

Juan Guiado
Juan Guiado berusaha mengatasi kekhawatiran Venezuela tidak akan mampu membayar utang.

Pemerintah Cina telah menunjukkan dukungan kepada Nicolas Maduro, tetapi para pejabat di Beijing juga mengatakan mereka berbicara dengan “semua pihak” yang terlibat dalam konflik, sebuah isyarat yang menurut sejumlah pengamat menunjukkan perhatian utama Cina adalah masalah ekonomi, bukannya politik.

Wartawan BBC Cina, Vincent Ni percaya “Cina masih belum memutuskan pihak yang akan didukung di Venezuela.”

“Tidak akan mengejutkan jika mereka ternyata mendukung Guaido,” katanya. “Saat Arab Spring, Cina mendukung pemimpin Libia Gaddafi sampai kejatuhannya. Setelah dia digulingkan, mereka mengubah posisi dan tidak seorang pun merasa terganggu.”

Lihat juga: Gedung Putih: Trump Dan Kim Jong-Un Tidak Capai Kesepakatan Soal Nuklir

Rusia dan dua medan perang

Venezuela terus muncul di media Rusia. Negara itu mengamati dengan seksama kejadian di Amerika Selatan.

Presiden Vladimir Putin dengan tegas mendukung Nicolas Maduro di Venezuela.

“Venezuela secara geopolitik sangat penting bagi Rusia,” kata Carlos de Sousa, “untuk menghadapi kepentingan AS di kawasan di mana Rusia merasa pengaruh tradisionalnya terancam.”

“Konflik dengan AS di Ukraina adalah keadaan yang menggangu Rusia. Jadi sebaliknya pemerintah Putin akan melakukan hal yang sama di Venezuela,” kata pengamat Oxford Economics itu.

“Rusia mengatakan kepada AS: Sekarang giliran saya untuk mengusik Anda dan kepentingan Anda di halaman ‘belakang’ Anda.”

Rusia
Rusia memiliki kepentingan ekonomi dan geopolitik di Venezuela.

Tetapi di Rusia, Venezuela membuka perdebatan di dalam negeri, di samping juga yang terkait dengan masalah luar negeri.

Redaktur BBC Rusia, Famil Ismailov, mengatakan, “Pada umumnya orang Rusia lelah membantu pemerintahan asing – seperti di Suriah atau Venezuela – dibandingkan menanam modal tersebut di dalam negeri. Tetapi pemerintah Rusia memiliki mesin propaganda internal yang sangat kuat.”

Menurut unit BBC yang memonitor media internasional, media pemerintah Rusia menggarisbawahi unjuk rasa pro-Maduro di Venezuela sementara mempertanyakan dukungan terhadap oposisi Venezuela di negaranya.

Lihat juga: Pakistan Tembak Jatuh Dua Jet Tempur India Dekat Kashmir

Carlos de Sousa mengatkan kepentingan ekonomi Rusia sangat jelas: “Moskow menginvestasikan – dalam bentuk pinjaman atau secara langsung – sekitar US$10 miliar atau Rp140 triliun,” katanya.

Beberapa pengamat memperkirakan angka ini dapat mencapai US$17 miliar atau Rp239 triliun.

Carlos de Sousa mengatakan Rusia memandang turunnya produksi minyak dan resesi ekonomi di Venezuela sebagai kesempatan untuk membeli aset pada industri minyak negara itu dengan harga yang murah.

Tetapi beberapa anggota parlemen Rusia menjadi khawatir. Sejumlah pertanyaan dilontarkan terkait nasib uang yang dipinjamkan ke Venezuela karean khawatir investasi Rusia tidak akan kembali.

Rusia dan Cina
Rusia dan Cina adalah pemain utama minyak Venezuela.

Famil Ismailov percaya tidak terlalu banyak harapan Venezuela akan membayar pinjaman.

“Ketika Rusia investasi di sebuah negara, mereka melakukannya karena alasan politik bukan karena ekonomi,” katanya. “Diana (yang diberikan ke Venezuela) tidak akan kembali. Ini adalah pembayaran kepada Venezuela karena mendukung kepentingan Rusia.”

“Sangatlah penting bagi pemerintah Rusia untuk menunjukkan bahwa, meskipun sanksi diterapkan, mereka memainkan peran adidaya, lewat ikatan dengan negara sahabat. Adalah berguna membayar untuk itu.”

Meskipun demikian, Carlos de Sousa memandang Rusia kemungkinan akan mendapatkan kembali 50% dari yang telah diberikan ke Maduro.

Menurut de Sousa, perusahaan minyak pemerintah Venezuela PDVSA telah membayar kembali sekitar setengah dari pinjaman US$6 miliar atau Rp84 triliun yang diterima dari Rosneft perusahaan minyak pemerintah Rusia. “Sisa pinjaman kemungkinan akan hilang sama sekali,” kata de Sousa.

“Tetapi saya pikir investasi langsung Rosneft di sumur minyak di Venezuela bagian selatan tidak akan lenyap karena oposisi Venezuela telah mengisyaratkan kepada Cina dan Rusia bahwa mereka ingin melanjutkan perdagangan dengan mereka lewat pemerintah yang akan mereka pimpin, karena mereka tertarik pada investasi asing dari manapun.”

Lihat juga: Foto Warga Venezuela Dalam Kekurangan Gizi

Venezuela
Banyak warga Venezuela meninggalkan rumah mereka.

Pada kenyataannya negara Amerika Selatan menjadi topik pembicaraan di Iran pasca pemilihan presiden tahun 2017.

Karena itulah kata baru muncul dalam bahasa Persia, ‘Venezuleoi’, video pemimpin Venezuela makan di salah satu rumah makan paling mewah di Istanbul menjadi viral, memicu kontroversi tentang kelaparan di Venezuela dan pilihan tempat makan malam pemimpin sosialis tersebut.

Pada kunjungan ke-4 presiden Venezuela ke Turki, yang telah dimulai sejak tahun 2016, hubungan kedua mulai berkembang.

Ini adalah tahun yang sama ketika Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan selamat dari usaha kudeta, di mana Nicolas Maduro adalah salah satu pemimpin dunia yang mendukung Erdogan.

Meskipun anggota NATO yang artinya sekutu AS, hubungan Turki dengan pemerintah Trump menghadapi guncangan, bukan hanya karena perbedaan terkait Suriah.

Parlemen Turki memiliki kelompok “persahabatan” Turki-Venezuela. Pemimpinnya Kerem Ali Surekli, dari partai yang berkuasa AKP mengatakan “Baik Turki maupun Venezuela mengalami campur tangan luar yang mereka tolak.”

Persekutuan politik Turki dengan Venezuela juga mengaitkan aspek ekonomi.

Carlos de Sousa dari Oxford Economics mengatakan, “Turki adalah penghasil perhiasaan yang sangat penting dan salah satu pengimpor emas terbesar dunia. Sejak tahun lalu, Turki menjadi salah satu rekan bisnis penting Venezuela lewat pembelian emas.”

Venezuela
Tahun lalu Presiden Erdogan mengunjungi ibu kota Venezuela, Caracas.

“Produksi minyak anjlok, sehingga rezim Venezuela melihat tambang emas sebagai penggantinya,” kata Carlos de Sousa.

“Mereka melegalkan pertambangan di Negara Bagian Bolivar dengan proyek Arco Minero, daerah yang sebelumnya adalah teman nasional yang dilindungi.”

Tahun lalu, nilai ekspor emas dari Caracas ke Ankara mencapai hampir US$900 juta atau Rp12,7 miliar, angka yang melampaui volume keselurahan perdagangan kedua negara periode antara 2013 dan 2017.

AS menyatakan sebagian emas Venezuela muncul di Iran, sehingga melanggar sanksi terhadap Teheran. Turki menyangkal terlibat perdagangan tersebut.

Lihat juga: AS Dilaporkan Makin Gencar Intai Venezuela Melalui Udara

India dan minyak mentah

Keadaan di Venezuela tidak menjadi utama di media India, tetapi sektor bisnis sebenarnya sangat tertarik.

India diperkirakan pembeli kedua atau ketiga terbesar minyak Venezuela dalam 10 tahun terakhir.

Venezuela
India adalah pembeli utama minyak Venezuela.

Dalam beberapa minggu terakhir, nama India beredar karena kemungkinan dapat membantu pemerintah Maduro.

Ini terjadi setelah AS, yang biasanya tujuan utama minyak mentah Venezuela, menerapkan sanksi pada PDVSA, perusahaan minyak pemerintah Venezuela, di akhir bulan Januari.

Tetapi terdapat sejumlah masalah keuangan yang membuat India sulit menggantikan AS.

Minyak mentah Venezuela cukup berat dan memerlukan pemrosesan bahan pengencer untuk menjadikannya larutan yang lebih ringan yang pada akhirnya dapat diekspor. Meskipun demikian sanksi AS juga diterapkan pada bahan pengencer.

Ahli kajian energi dan lingkungan Gateway House Global Indian Council, Amit Bhandari, mengatakan terdapat 2 tempat penyulingan India yang dapat memproses minyak sangat berat, tetapi keduannya milik swasta, sehingga membuatnya lebih diberatkan sanksi AS dibanding perusahaan pemerintah.

“AS adalah rekan dagang terbesar kami, bukan dalam bentuk barang, tapi dalam bidang jasa. Banyak perusahaan yang berinvestasi di India adalah milik Amerika. Dan kami berbagi nilai, sebagai sesama negara demokrasi,” kata Amit Bhandari.

Menteri perminyakan Venezuela dan pimpinan PDVSA, Manuel Quevedo, pada kunjungannya baru-baru ini ke India mengatakan dirinya “telah melakukan pertemuan produktif dan Venezuela akan tetap melanjutkan perdagangan minyak.”

Lihat juga: Nicolas Maduro Sandera Jurnalis AS, Karena Tersinggung Saat Wawancara

India
India adalah pembeli minyak mentah ketiga terbesar dunia.

Tetapi Penasihat keamanan Nasional AS, John Bolton lewat Twitter memperingatkan: “Negara dan perusahaan pendukung pencurian Maduro atas sumber daya Venezuela tidak akan dilupakan.”

Menurut Bhandari, yang dikhawatirkan pejabat India terutama adalah peningkatan harga minyak di pasar dunia, karena dipicu krisis Venezuela.

Setelah Cina dan AS, India adalah importir terbesar minyak mentah dunia.

“Kekhawatiran terbesar India adalah karena kami mengimpor sebesar 85% dari konsumsi minyak. Jika minyak Venezuela – pasokan minyak mentah besar – tidak ada pasar,  harga akan naik bagi semuanya, apakah mereka konsumen Venezuela atau tidak,” kata ahli India. “Itu akan menyakitkan kami.”

Foto Warga Venezuela Dalam Kekurangan Gizi

Warga Venezuela

Venezuela, K24news Indonesia – Warga Venezuela meratap karena meratap karena terancam mengalami kekurangan gizi di tengah krisis berkepanjangan. Sementara Presiden Nicolas Maduro menolak bantuan asing.

Warga Venezuela
Warga Venezuela meratap karena mereka terancam mengalami kekurangan gizi di tengah krisis berkepanjangan di negaranya. Tapi Presiden Nicolas Maduro menolak bantuan asing.

Yaneidi Guzman
Yaneidi Guzman, contohnya, mengaku sudah kehilangan sepertiga berat badannya selama tiga tahun belakangan karena tak mampu membeli makanan di tengah keterpurukan ekonomi Venezuela.

warga Venezuela
Karena inflasi terus meningkat sementara upah bulanan tak ikut naik, warga Venezuela terpaksa mengurangi asupan vitamin dan protein dalam makanan sehari-hari mereka.

Malnutrisi
Malnutrisi pun dianggap menjadi salah satu tantangan terbesar bagi Venezuela. Di tengah krisis ini, Amerika Serikat dan sejumlah negara lainnya berupaya mengirimkan bantuan melalui perbatasan Venezuela.

Maduro
Namun, Maduro menutup perbatasan negaranya untuk menghalangi bantuan tersebut. Menurutnya, bantuan itu adalah jalan masuk bagi AS untuk melakukan intervensi.

Venezuela
Sejak konflik kembali pecah di Venezuela pada Januari lalu, AS mendukung pihak oposisi untuk menggulingkan Maduro.

anti-Maduro.
AS pun memberikan dukungan bagi Juan Guaido, pemimpin oposisi Venezuela yang mendeklarasikan diri sebagai presiden interim di tengah demonstrasi besar-besaran anti-Maduro.

Guaido
Hingga kini, Guaido masih memutar otak untuk membawa masuk bantuan-bantuan asing yang menumpuk di perbatasan negaranya.

 

Nicolas Maduro Sandera Jurnalis AS, Karena Tersinggung Saat Wawancara

Presiden Venezuela, Nicolas Maduro

Presiden Venezuela, Nicolas Maduro

Jakarta, K24News Indonesia – Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, menyandera seorang Jurnalis stasiun tv Univision, Jorge Ramos, dan 5 awaknya selama lebih dari 2 jam. Hal itu terjadi hanya karena Maduro marah ketika disinggung soal kemiskinan dan keabsahannya memerintah negara itu dalam sebuah wawancara.

Seperti dilansir AFP, Selasa (26/2), Ramos tidak membeberkan kapan peristiwa itu terjadi. Dia menyatakan menggelar wawancara dengan Maduro di Istana Kepresidenan Miraflores.

Dalam wawancara itu, Ramos sempat memperlihatkan kepada Maduro soal gambar-gambar anak-anak Venezuela yang mengacak-acak tumpukan sampah untuk mencari makanan. Sesaat itu juga Maduro menghentikan wawancara.

“Saya juga bertanya apakah dia seorang presiden atau diktator, karena jutaan warga Venezuela tidak mengakuinya sebagai presiden yang sah,” kata Ramos.

Lihat juga: Presiden Venezuela Putuskan Diplomatik Dengan Kolombia

Ramos juga mengutarakan tudingan yang disampaikan pemimpin oposisi Juan Guaido, yang menyatakan Maduro bisa menang pemilihan umum karena curang.

“Kami ditahan selama nyaris 3 jam di Istana Kepresidenan,” kata Ramos.

Ramos kemudian mengontak kantornya. Stasiun tv Univision yang berbahasa Spanyol dan berbasis di Amerika lantas menerbitkan keterangan.

“Maduro tidak suka dengan pertanyaan ketika wawancara dan kemudian menghentikan rekaman, menyita peralatan, dan menahan 6 jurnalis, Seluruh kru Univision Noticias dibebaskan setelah nyaris 3 jam ditahan di Istana Kepresidenan,” demikian isi pernyataan Univision.

Ramos dan kelima awaknya saat ini sudah kembali ke hotel. Namun, peralatan mereka masih disita oleh Maduro. Dia hanya berharap Maduro menyerahkan seluruh peralatannya dan mereka bisa kembali ke Miami, Florida pada Kamis mendatang.

Peristiwa itu juga diketahui Guaido. Dia lantas mencuit melalui Twitter mendukung Ramos dan mencibir Maduro.

“Putus asa selalu bertambah setiap hari. Dia sampai tidak bisa menjawab pertanyaan itu,” cuit Guaido.

Kementerian Luar Negeri AS juga menyatakan mengetahui perihal ‘penyanderaan’ Ramos dan awaknya oleh Maduro. Mereka juga meminta seluruhnya dibebaskan.

“Kami mendesak supaya mereka segera dibebaskan, seluruh dunia memperhatikan,” cuit Kemenlu AS.

Krisis politik Venezuela sampai saat ini belum juga berakhir. Hal ini dipicu oleh sikap Guaido yang secara aklamasi menyatakan sebagai pemimpin interim Venezuela. Dia melakukan itu dengan alasan Maduro gagal memenuhi janji untuk menggelar pemilihan umum dalam waktu yang sudah ditetapkan.

Krisis ini juga imbas dari kejatuhan ekonomi akibat inflasi yang tidak terkendali. Alhasil, nilai mata uang Venezuela ambruk dan memicu tingkat kemiskinan melonjak. Rakyat juga tidak bisa membeli barang-barang kebutuhan pokok yang mengakibatkan kerusuhan.

Lihat juga: Rakyat Venezuela Tuntut Kebebasan Di Konser Kemanusiaan

Akhir pekan lalu sejumlah penduduk di perbatasan bahkan sempat bentrok dengan aparat demi mendapatkan kiriman bantuan dari sejumlah negara yang tertahan.

Saat ini Guaido juga sedang berkunjung ke Kolombia untuk menemui Menlu AS, Mike Pompeo. Keduanya disebut bakal membahas soal cara menumbangkan Maduro. Akan tetapi, militer Venezuela menyatakan tetap setia kepada Maduro.

Presiden Venezuela Putuskan Diplomatik Dengan Kolombia

Venezuela

Venezuela

Jakarta, K24news Indonesia – Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengumumkan Sabtu bahwa dia memutuskan hubungan diplomatik dengan Kolombia. Keputusan ini diambil setelah Kolombia itu mendukung pemimpin oposisi Juan Guaido dalam upayanya untuk membawa bantuan kemanusiaan ke negara itu.

“Saya telah memutuskan untuk memutuskan semua hubungan politik dan diplomatik dengan pemerintah fasis Kolombia, kata Maduro dalam sebuah demonstrasi besar-besaran para pendukungnya di ibu kota Caracas, dikutip dari AFP, Minggu (24/2).

Dia memberi waktu 24 jam bagi diplomat Kolombia untuk meninggalkan negara itu. “Keluar dari sini, oligarki!” dia berkata.

Sementara itu, dikutip dari Reuters, 1 truk dalam konvoi yang berusaha membawa bantuan kemanusiaam ke Venezuela dari Kolombia terbakar pada hari Sabtu waktu setempat. Belum diketahui penyebab truk tersebut terbakar dan apakah ada korban jiwa.

Lihat juga: Pemimpin Oposisi Venezuela Hadiri Konser Kemanusiaan

Meski 1 truk terbakar, kerumunan orang tetap mengeluarkan kotak-kotak persediaan logistik dari truk yang lain.

Sebelumnya bantuan logistik untuk kemanusiaan datang dari AS. Sebuah pesawat yang membawa pasokan bantuan makanan dan medis dari AS untuk Venezuela dikabarkan telah mendarat di Pulau Curacao, Karibia, pada Kamis (21/2).

Bantuan itu tetap dikirimkan ke Venezuela meski Presiden Maduro berkeras akan memblokir bantuan-bantuan tersebut. Apalagi Maduro juga telah menutup sejumlah perbatasan dengan negara tetangga, seperti Brasil.

Rakyat Venezuela Tuntut Kebebasan Di Konser Kemanusiaan

Warga Venezuela

Rakyat Venezuela Tuntut Kebebasan di Konser Kemanusiaan Warga Venezuela saat turun ke jalan untuk menolak pemerintahan Nicolas Maduro beberapa waktu lalu.

Jakarta, K24News Indonesia – Ribuan orang disebut berduyun-duyun menghadiri konser kemanusiaan Venezuela yang diadakan di perbatasan Venezuela-Kolombia pada Jumat (22/2).

Mereka meneriakkan slogan kebebasan, menyerukan bahwa pemerintah resmi akan segera jatuh ketika menunggu konser dimulai sembari mengibarkan bendera Venezuela.

“Kita harus memecahkan kebuntuan, mengakhiri krisis kemanusiaan,” kata Richard Branson selaku pengorganisir konser sebelum acara tersebut dimulai.

Branson berharap dirinya dapat mengumpulkan $100 juta dalam waktu 60 hari ke depan melalui sumbangan internet. Saat ini, bantuan yang sudah terkumpul masih tertahan di Kolombia, Brasil dan Pulau Karibia Curacao lantaran blokade yang dilakukan Presiden Nicolas Maduro.

Lihat juga: Militer AS Sebut Tentara Venezuela Kelaparan

Kontras dengan kemeriahan konser, ratusan meter di sisi perbatasan Venezuela di Urena, konser saingan yang diadakan Maduro terlihat sepi. Panggung telah dibangun, militer berjaga ketat.

Di awal pekan, Maduro mengumumkan dirinya menyelenggarakan konser ‘Hands Off Venezuela’ selama 3 hari ke depan. Sejauh ini, masih sangat sedikit detail konser yang telah diumukan.

Maduro pun memperingatkan para pesohor yang ambil bagian dalam konser kemanusiaan karena dianggapnya melakukan kejahatan.

“Semua artis yang bernyanyi di Kolombia harus tahu bahwa mereka melakukan kejahatan, mereka mendukung intervensi militer,” katanya, Kamis (21/2).

Lihat juga: Pemimpin Oposisi Venezuela Hadiri Konser Kemanusiaan

Presiden Kolombia Ivan Duque, Presiden Chili Sebastian Pinera dan Presiden Paraguay Mario Abdo disebut akan hadir memberi dukungan di akhir konser.

Melansir AFP, bantuan kemanusiaan menjadi fokus perebutan kekuasaan antara Presiden Nicolas Maduro dan pemimpin oposisi Juan Guaido, yang telah diakui sebagai pemimpin sementara oleh lebih dari 50 negara.

Konser kemanusiaan ini bertujuan agar blokade bantuan internasional untuk rakyat Venezuela dihentikan. Sebelumnya, 2 orang dinyatakan terbunuh dan 15 lainnya mengalami luka dalam bentrokan dengan tentara Venezuela yang ditugaskan menutup titik masuk bantuan di perbatasan Brasil.

 

Pemimpin Oposisi Venezuela Hadiri Konser Kemanusiaan

Juan Guaido

Juan Guaido hadir di konser kemanusiaan di Venezuela.

Jakarta, K24News IndonesiaPemimpin oposisi Venezuela, Juan Guaido menghadiri konser kemanusiaan yang digelar di perbatasan Kolombia, Jumat (22/2). Konser yang dihadiri ribuan orang itu merupakan bentuk dorongan agar bantuan segera diberikan sehingga krisis kemanusiaan berakhir.

Kedatangan Guaido bisa dibilang sebagai kejutan karna dia tidak diprediksi hadir. Apalagi pemerintah menyerukan larangan resmi baginya untuk meninggalkan Venezuela dan menghadiri konser di Kolombia yang diselenggarakan oleh pebisnis Inggris, Richard Branson itu.

Branson yang juga pemilik Virgin Air itu berharap bisa mengumpulkan dana bantuan kemanusiaan sampai sekitar US$100 juta selama 60 hari kedepan, lewat konser bertajuk ‘Venezuela Aid Live’ dan donasi visa internet.

Lihat juga: Krisis Venezuela: Polemik Bantuan Asing, Presiden Maduro Tutup Perbatasan Dengan Brasil

Selama ini bantuan terus terkucur dari mana-mana, namun tertahan di Kolombia dan Brasil karena kebijakan Presiden Venezuela.

Nicolas Maduro sang presiden memblokade segala bantuan, termasuk makanan yang masuk. Yang terbaru, Kamis (21/2) kemarin dia memerintahkan agar perbatasan Brasil ditutup. Maduro juga menyebut Amerika Serikat tengah merencanakan intervensi militer terhadapnya.

Branson menyebut ada sekitar 300 ribu warga Venezuela yang membutuhkan makanan dan obat-obatan setelah bertahun-tahun berada dalam krisis, bahkan malnutrisi.

Lihat juga: Krisis Venezuela: Guaido Janji Salurkan Bantuan Kemanusiaan, Maduro Bersikukuh Menolaknya

“Kita harus menembus kebuntuan, mengakhiri krisis kemanusiaan,” ujar Branson kepada khalayak yang menghadiri konsernya, sebelum seorang penyanyi Venezuela memulai aksi.

Konser itu tidak hanya diselenggarakan di perbatasan Venezuela-Kolombia, tetapi juga disiarkan di internet, termasuk lewat YouTube. Penampilannya termasuk penyanyi Luis Fonsi yang beberapa waktu lalu terkenal lewat Despacito. Presiden Kolombia Ivan Duque, Presiden Chili Sebastian Pinera dan Presiden Paraguay Mario Abdo dijadwalkan menutup konser.

Perwakilan Amerika Serikat, Elliott Abrams juga hadir dalam konser Jumat kemarin. Dia bergabung dengan pesawat yang membawa bantuan makanan dan obat-obatan. Kehadirannya pun mewakili tekanan internasional terhadap Maduro. Dia berkomentar soal kondisi Venezuela.

Lihat juga: Pembelot Maduro: 90 Persen Militer Venezuela Sengsara

“Kemanusiaan dan kondisi sosial ekonomi di Venezuela saat ini sangat buruk. Ada kebutuhan yang sangat tinggi untuk makanan, barang-barang pokok, dan masyarakat internasional merespons itu,” ujarnya, seperti dikutip dari AFP.

Krisis makanan dan tertahannya bantuan sampai mengakibatkan kematian. Beberapa saat sebelum konser, diberitakan AFP, seorang perempuan dan suaminya terbunuh di perbatasan Brasil. Mereka, bersama anggota komunitas Pemon berusaha mencegah prajurit Venezuela ‘menyentuh’ bantuan makanan untuk mereka. Belasan orang luka dalam kejadian itu.

Maduro juga mengadakan konser tandingan, dengan menampilkan artis-artis dari Venezuela dan Kuba. Konser Maduro dimulai beberapa jam setelah konser yang digagas Branson. Lokasinya juga tidak jauh, hanya beberapa ratus meter dari konser Branson.

Venezuela
Bantuan untuk Venezuela menumpuk.

Maduro sendiri tidak terlihat dalam konser yang digagasnya itu. Konser pun terlihat lebih sepi, hanya dihadiri sekitar 2.500 orang.

Krisis Venezuela: Polemik Bantuan Asing, Presiden Maduro Tutup Perbatasan Dengan Brasil

Venezuela

Kelompok oposisi Venezuela beradu argumentasi dengan aparat keamanan yang menghambat konvoi menuju Kolombia.

Presiden Venezuela Nicolas Maduro menutup perbatasan negaranya dengan Brasil, Kamis (21/2), seiring polemik tentang bantuan kemanusiaan dari luar negeri.

Pemimpin berhaluan kiri yang kini tengah diserang itu mengumumkan kebijakan tersebut melalui siaran televisi. Maduro berkata, dia juga mempertimbangkan penutupan jalur keluar menuju Kolombia untuk menghentikan gerak-gerik oposisi.

Dalam pengumuman itu, Maduro membantah krisis sedang terjadi di Venezuela. Dia menuding kiriman bantuan kemanusiaan merupakan bagian dari siasat Amerika Serikat.

Saat pengumuman itu dipaparkan, orang nomor 1 di kelompok penentang Maduro, Juan Guaido, memimpin konvoi dari ibu kota Venezuela, Caracas, menuju perbatasan Kolombia.

Guaido mendeklarasikan dirinya sebagai pimpinan sementara di tengah protes anti-pemerintah akhir januari lalu. Klaim Guaido itu diakui sejumlah negara.

Lihat juga: Pesawat Antariksa Jepang Sentuh Permukaan Asteroid Ryugu

Didampingi Menteri Pertahanan, Vladimir Padrino Lopez, dan sejumlah petinggi militer lainnya, Maduro mengumumkan bahwa perbatasan menuju Brasil akan ditutup penuh hingga batas waktu yang belum ditentukan.

Maduro juga berkata, “Saya tidak ingin mengambil keputusan seperti ini, tapi saya akan mempertimbangkan pula penutupan penuh perbatasan dengan Kolombia.”

Bantuan kemanusiaan yang dikirim ke Venezuela, kata Maduro, merupakan upaya AS mendelegimitasi pemerintahannya. AS disebutnya juga berupaya mengambil secara ilegal cadangan minyak bumi Venezuela.

Sebelumnya Venezuela menutup perbatasan laut dan darat mereka dengan Curacao, kepulauan Karibia di utara Venezuela yang hendak dijadikan pusat penampungan bantuan kemanusiaan AS.

Venezuela

Presiden Brasil dari kelompok sayap kanan, Jair Bolsonaro, adalah salah satu pimpinan negara yang mengakui klaim Guaido sebagai pimpinan sah Venezuela.

Bolsonaro juga menyetujui rencana penundaan pemilu Venezuela.

Lihat juga: Remaja Simpatisan ISIS Memohon Belas Kasihan Inggris

Juru bicara Bolsonaro, Jenderal Otávio Régo Barros, menyebut melalui kerja sama AS, bantuan obat dan makanan akan tersedia di kotak Pacaraima yang berada di perbatasan Venezuela-Brasil.

Barros berkata, bantuan itu dapat segera diangkut oleh ‘pemerintahan di bawah Guaido’.

“Brasil mengambil bagian dalam insiatif internasional penting ini untuk membantu pemerintahan Guaido dan masyarakat Venezuela,” kata Barros.

Guaido menyebut sekitar 600 ribu sukarelawan menyatakan kesediaan untuk mengambil bantuan itu, Sabtu besok.

Sementara itu, di tengah konvoinya, kelompok oposisi terlibat baku hantam dengan aparat keamanan Venezuela. Gas air mata ditembakkan aparat ketika konvoi bus dan mobil itu dihentikan di kawasan barat Karakas.

Meski begitu, iring-iringan tersebut tetap dapat melanjutkan perjalanan mereka.

Guaido dan sekutunya berharap mengumpulkan makanan dan obat-obatan dalam pergulatan mereka melawan Maduro.

Adapun angkatan bersenjata Venezuela sejauh ini mampu menghalangi kedatangan bantuan AS yang masuk lewat perbatasan Kolombia.

Walau membantah terjadinya krisis kemanusiaan, pekan ini Maduro mengumumkan bahwa bantuan Rusia seberat 300 ton tengah dalam perjalanan menuju Venezuela.

Lebih dari 3 juta penduduk Venezuela melarikan diri dari negara mereka beberapa tahun terakhir. Penyebabnya, menurut PBB, adalah hiperinflasi dan kelangkaan bahan pokok seperti makanan dan obat.

Maduro yang naik ke tampuk kepresidenan tahun 2013 dihujani kritik, baik dari dalam negeri maupun dunia internasional. Dia dianggap tidak mampu mengatasi krisis ekonomi yang terjadi.

kediaman Guaido
Sejumlah mobil meninggalkan kediaman Guaido saat konvoi oposisi bergerak menuju perbatasan Kolombia.

Ke mana konvoi oposisi itu bergerak?

Konvoi utu diperkirakan akan menempuh perjalanannya sekitar 800 hingga 900 km ke perbatasan Kolombia, tepatnya ke Cucuta, kota yang menjadi pusat penampungan bantuan asing.

“Terkonfirmasi, konvoi terus berlanjut,” kata salah satu juru bicara Guaido sekaligus anggota parlemen dari kubu oposisi, Yanet Fermin, kepada kantor berita AFP.

“Kami tahu rezim ini akan mengerahkan segala hambatan untuk mencegah kami mencapai perbatasan.”

“Tapi tidak ada yang dapat menghentikan kami. Kami akan meneruskan perjalanan,” kata Fermin.

Sementara itu, pemerintah Venezuela mengumumkan rencana mereka mengirim sekitar 20 ribu kotak makanan ke perbatasan Kolombia.

Sebuah video yang diunggah ke Twitter oleh Menteri Pangan, Luis Medina Remirez, menunjukkan beberapa truk kargo.

Richard Branson
Richard Branson menggagas konser musik di perbatasan Venezuela-Kolombia.

Pertarungan Lewat Musik?

Pebisnis ternama Inggris, Richard Branson, mengorganisir konser di kawasan perbatasan Jembatan Tienditas, di sisi Kolombia. Seluruh keuntungan dalam konser itu disebut bakal didonasikan kepada Venezuela.

Badan bernama Venezuela Aid Live, kata Branson, dibentuk atas permintaan Guaido dan pimpinan oposisi lainnya, Leopoldo Lopez.

Venezuela
Di sisi lain, pemerintah Venezuela juga mendirikan panggung konser musik di dekat panggung kelompok oposisi.

Sekitar 250 ribu orang diperkirakan akan menghadiri konser musik tersebut. Sementara uang yang dikumpulkan diprediksi mencapai US$100 juta (Rp1,4 triliun).

Kantor berita Reuters menyebut dana itu akan digunakan untuk membeli bantuan obat serta makanan bagi warga Venezuela.

Adapun, pemerintah Venezuela dilaporkan tidak mau kalah dengan rencana tersebut. Mereka mendirikan panggung sekitar 300 meter dari lokasi konser itu.

Krisis Venezuela: Guaido Janji Salurkan Bantuan Kemanusiaan, Maduro Bersikukuh Menolaknya

Nicolás Maduro

Pemimpin oposisi Venezuela, Juan Guaido (kanan) dan Presiden Nicolás Maduro (kiri)

Pemimpin oposisi Venezuela, Juan Guaido berusaha meyakinkan puluhan ribu pendukungnya bahwa bantuan kemanusian akan didatangkan, walaupun ditentang oleh Presiden Nicolás Maduro.

Dihadapan massa pendukungnya di Caracas, Guaido juga mengatakan bahwa “perampas kekuasaan (Maduro) harus pergi”.

Sebelumya, Nicolas Maduro mengatakan kepada BBC bahwa dia tidak akan mengizinkan bantuan makanan dan obatan karena itu adalah cara bagi AS untuk membenarkan upaya intervensinya.

Lihat juga: Pembelot Maduro: 90 Persen Militer Venezuela Sengsara

AS dan sebagian besar negara Barat telah mengakui Guaido sebagai presiden sementara Venezuela.

Maduro, yang didukung Rusia dan China, berada dalam tekanan yang makin membesar agar digelar pemilu prsiden di tengah memburuknya krisis ekonomi dan tuduhan korupsi yang meluas dan pelanggaran HAM.

Apa yang dikatakan Guaido?

Guaido mengatakan kepada para pendukungnya di ibukota bahwa bantuan kemanusiaan akan didatangkan ke Venezuela pada 23 Februari.

Guaido
Guaido mengatakan kepada para pendukungnya di ibukota bahwa bantuan kemanusiaan akan didatangkan ke Venezuela pada 23 Februari.

“Hampir 300.000 orang warga Venezuela akan mati jika bantuan tidak masuk. Ada hampir 2 juta orang yang kesehatannya terancam,” katanya.

Pekan lalu, truk pertama yang membawa bantuan kemanusiaan AS untuk Venezuela tiba di kota Cucuta di perbatasan Kolombia-Venezuela.

Truk itu diparkir dekat jembatan Tienditas, yang sejauh ini tetap diblokir oleh militer Venezuela.

Apa yang dikatakan Maduro dalam wawancara dengan BBC?

Dalam wawancara dengan wartawan BBC Orla Guerin, Maduro menyebut pemerintahan Presiden AS Donald Trump sebagai “gerombolan ekstrimis” dan menuduh AS sebagai penyebab krisis di negaranya.

Dia juga menegaskan tidak akan mengizinkan bantuan kemanusiaan AS ke Venezuela.

Nicolas Maduro
Nicolas Maduro – yang masih mendapat dukungan Turki, Rusia dan Cina dan, yang terpenting, militer Venezuela – mengatakan dia tidak melihat perlunya pemilu presiden dalam waktu dekat.

“Mereka adalah penghasut perang demi menguasai Venezuela,” katanya.

“Apa itu logis, apakah beralasan, untuk mengulang pemilu?” Maduro bertanya balik.

Lihat juga: Senjata Yang Membuka Pintu Pecahnya Perang Nuklir Di Dunia

Hubungan AS-Venezuela makin memburuk setelah pemerintahan Donald Trump menjadi salah satu negara pertama yang mendukung Guaido sebagai pemimpin sementara.

Sebagai tanggapan, Venezuela memutuskan hubungan diplomatik dengan AS. Sementara Trump mengatakan penggunaan militer tetap menjadi salah satu “Pilihan”.

 perbatasan Kolumbia-Venezeula.
Iring-iringan truk AS yang membawa bantuan makanan dan obat-obatan yang tiba di perbatasan Kolumbia-Venezeula.

AS, yang menuduh pemerintah Maduro melakukan pelanggaran HAM dan Korupsi, juga mendorong dunia internasional untuk menekan Maduro agar turun dari kursi presiden.

Trump telah menerapkan serangkaian sanksi terhadap perusahaan minyak BUMN Venezuela, PDVSA, dengan tujuan menekan sumber pendapatan utama Venezuela.

Venezuela amat tergantung pada AS di bidang perminyakan mengingat sebanyak 41 % ekspor minyak Venezuela dikirim ke AS.

Dalam beberapa tahun terakhir AS telah membekukan aset Maduro di AS, membatasi akses Venezuela ke pasar AS, serta memblokir transaksi terhadap mereka yang terlibat dalam perdagangan emas negara itu.

Selama bertahun-tahun rakyat Venezuela menghadapi kekurangan bahan-bahan pokok seperti obatan dan makanan.

Venezuela

Sebanyak 3 juta orang, atau 10% dari total populasim telah meninggalkan negara itu semenjak ekonominya memburuk pada tahun 2014, menurut PBB.

Apa yang melatari krisis di Venezuela?

Maduro, yang berkuasa sejak 2013m terpilih kembali untuk masa jabatan kedua melalui pemilu tahun lalu.

Namun pemilu itu diwarnai kontroversi, karena banyak kandidat oposisi dilarang mencalonkan diri atau dipenjara, dan diklaim ada kecurangan selama pemilu.

Venezuela

Dan, ketua Majelis Nasional yang dikendalikan tokoh oposisi Juan Guaido menyatakan dirinya sebagai presiden sementara Venezuela pada 23 Januari.

Guaido mengatakan konstitusi memungkinkan dia mengambil alih kekuasaan sementara ketika kehadiran Maduro sebagai presiden dianggap tidak sah.